Halo halo semuanya, selamat pagi/siang/malam semuanya. Maaf yah cuman mau menyapa aja siapa tahu ada yang baca cerita ini😊😊.
082340******
Kalian tidak akan selamat dari kematian, Tunggu dan lihat saja.Natasya menatap takut pesan yang akhir-akhir ini selalu menghantuinnya, tak hanya Natasya bahkan Karin pun mendapatkan pesan seperti itu, entah siapa yang iseng mengerjai mereka.
"Rin kok Vanessa gak datang sekolah yah? Nomornya juga gak aktif " Uhar Natasya Khawatir.
"Iya yah tumben banget dia gak hadir biasanya dia yang paling aktif " Ujar Karin.
"Eh akhir-akhir ini gue sering dapat pesan yang neror gue " Ujar Natasya.
"Gue juga dapat pesan kek gitu, g-gue takut " Ujar Karin.
"Apa Vanessa dapat juga gak?" Tanya Natasya takut.
"Gak tahu, gimana kalau kita kerumah dia aja, perasaan gue gak enak nih " Ujar Karin, Natasya mengangguk, dengan cepat keduanya melajukan mobil meninggalkan area sekolah yang lumayan ramai.
Mobil Karin dan Natasya langsung terhenti disebuah rumah yang besar nan mewah. Dengan cepat keduannya melangkah menuju pintu utama rumah itu.
Tok Tok TokMereka mengetuk pintu tidak ada sahutan dari sang pemilih rumah.
"Vanessa ini kita berdua " Ujar Karin.
"Sya lo ada dirumah?" Tanya Natasya. Dengan berani keduanya membuka pintu rumah, pintunya tidak dikunci dengan cepat keduannya melangkah masuk setelah sampai diruang tamu langkah mereka terhenti saat mendapati tubuh Vanessa yang tengah terbaring tak berdaya dilantai tak lupa ia berlumuran darah.
"VANESSA " Teriak Natasya dan Karin secara bersama dan langsung menghampiri Vanessa.
"Yaampun Sya lo kenapa bisa kek gini?" Tanya Natasya khawatir.
"Sya bangun " Ujar Karin takut.
"Buruan panggil Ambulans " Suruh Natasya dengan cepat Karin mengambil pinselnya dan langsung menelphonenya. Setelah sekian lama akhirnya ambulans datang dan langsung membawa Vanessa kerumah sakit, tak lupa Karin dan Natasya mengikuti Vanessa kerumah sakit.
"Natasya Gue takut " Ujar Karin saat mereka sudah sampai dirumah sakit.
"Kenapa Vanessa bisa kek gitu?" Tanya Natasya.
"Apa jangan-jangan Vanessa juga dapat pesan yang neror kek kita yah? Apa sipeneror itu yang buat Vanessa kek gini?" Tanya Karin takut bercampur bingung.
"Kita harus gimana sekarang?" Tanya Natasya ikut takut, Karin hanya menganggkat bahunya tanda tidka tahu.
******
Amanda membuka matanya perlahan bau obat-obatan langsung memasuki indra penciumannya, ia pasti tengah berada dirumah sakit sekarang.
"Amanda lo udah sadar?" Tanya seorang laki-laki, Amanda kenal suara itu. Amanda kembali membuka matanya untuk melihat wajah laki-laki itu.
"R-e-v-a-n " Panggil Amanda.
"Kenapa? Kepala lo sakit atau apa?" Tanya Revan Khawatir, Amanda menggeleng pelan.
"H-a-u-s " Ujar Amanda pelan.
"Lo Haus?" Tanya Revan memastikan Amanda mengangguk. Revan langsung membasahi kain dan langsung membasahi bibir Amanda yang kering.
"Lo masih belum bisa minum kayak biasa, cuman bisa kek gini aja " Ujar Revan sungguh melihat kondisi Amanda sekarang ingin rasanya ia menangis. Amanda mengangguk memahami.
"K-e-n-a-p-a k-a-m-u-" Ujar Amanda terpotong karna jika ia banyak bicara seperti ada pisau yang menusuk tenggorokannya.
"Bi Inah yang kasih tahu gue tentang kondisi lo " Ujar Revan seperti mengerti maksud kemana arah pembicaraan Amanda.
"V-a-n t-u-b-u-h g-u-e s-a-k-i-t s-e-m-u-a " Ujar Amanda membuat hati Revan sakit mendengar ucapannya. Sungguh bahkan untuk bergerak dan bernapas saja tidak bisa Tubuh Amanda seakan remuk.
"L-lo harus sabar yah Amanda " Ujar Revan.
"V-a-n A-ww " Ringis Amanda.
"Jangan banyak gerak nanti tubuh lo tambah sakit " Ujar Revan menahan tangisnya.
"A-k-u- " Ujar Amandaterpotong.
"Kenapa lo gak pernah jujur sih sama gue? Kenapa lo nyembunyiin masalah kek gini? Lo anggap gue sahabat lo apa gak sih?" Tanya Revan kesal bukan main.
"Lo selalu terlihat biasa-biasa aja padahal lo lagi gak baik-baik aja, lo tutupin semua luka lo dengan obat penutup luka, kenapa lo gak pernah mau bilang kalau lo selalu disiksa sama Papa lo?"
"Kenapa lo bisa nanggung beban yang besar ini sendirian? Kenapa lo gak bilang semenjak orang tua lo cerai lo selalu jadi pelampiasan amarah Papa lo, kenapa lo gak pernah mau terbuka sama orang sih?" Tanya Revan Marah ia benar-benar marah sekarang.
"Kenapa lo bisa jadi orang yang terlihat baik aja sih? Kenapa lo harus pura-pura bahagia sih padahal lo sendiri lagi hancur " Ujar Revan.
"Lo tahu lo itu bego, goblok, tolol, gak punya otak, bodoh-" Revan menghentikan ucapannya dan menatap mata Amanda yang sudah memerah menahan tangisnya.
"Jangan bego kalau lo mau nangis, nangis aja jangan malah ditahan, belum puas juga lo nahan beban sendirian " Ujar Revan membuat Air mata Amanda turun dengan sendirinya.
"M-a-a-f " Ujar Amanda.
"Gue belum mau maafin lo, gue masih mau ngeluarin semua sumpah serapah yang gue tahan saat lihat kelakuan bodoh lo selama ini " Ujar Revan tak amu menatap mata Amanda, jika ia menatap mata gadis itu maka ia pasti akan menangis.
"M-a-r-a-h-i-n a-k-u l-a-g-i " Suruh Amanda.
"Emang gue mau marahin lo sampai otak lo kembali dan lo sadar kalau nanggung beban sendirian itu gak mudah " Ujar Revan.
"K-a-l-a-u k-a-m-u y-a-n-g a-d-a d-i-p-o-s-i-s-i a-k-u, a-p-a y-a-n-g b-a-k-a-l-a-n k-a-m-u l-a-k-u-i-n?" Tanya Amanda mampu membuat Revan terdiam.
"G-a-k a-d-a-k-a-n " Ujar Amanda.
"Kalau gue diposisi lo mungkin gue juga gak bisa lakuin apa-apa selain nerima keadaan, tapi setidaknya gue gak mau nanggung sendiri beban, setidaknya gue bisa cerita kesiapa pun yang dapat gue percaya " Ujar Revan. SKAKMAT.
"A-n-d-a-i a-j-a g-u-e b-i-s-a k-a-y-a-k l-o y-a-n-g b-i-s-a d-e-n-g-a-n m-u-d-a-h c-e-r-i-t-a k-e-o-r-a-n-g l-a-i-n " Ujar Amanda, membuat Revan merasa bersalah dengan ucapannya.
"Lo coba percaya sama orang dan lo ceritain masalah lo kemereka, gak semua orang bakalan membuka privasi lo, mungkin ada diantara salah satu dari sekian banyaknya manusia yang benar-benar tulus berteman dengan lo dan dia mau menjaga seluruh masalah yang lo cerita kedia " Ujar Revan.
"Lo istirahat kondisi lo belum membaik " Ujar Revan hendak melangkah keluar ruangan Amanda.
"V-a-n " Panggil Amanda membuat langkah Revan terhenti dan menatap gadis itu.
"M-a-k-a-s-i-h " Ujar Amanda tulus.
"D-a-n b-i-s-a-k-a-h k-a-m-u t-i-d-a-k m-e-m-b-e-r-i-t-a-h-u o-r-a-n-g t-e-n-t-a-n-g h-i-d-u-p-k-u y-a-n-g s-e-b-e-n-a-r-n-y-a " Minta Amanda, Revan mengangguk dan melangkah keluar ruang rawat Amanda. Setelah Revan pergi Amanda menghela napas dan memilih untuk istirahat.
💔💔💔💔
Jangan lupa vote and comment yah😉.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong💔
Novela Juvenil(Budayakan Follow sebelum membaca) Apakah salah jika dia juga ingin merasakan kebahagiaan? Apakah salah jika dia juga ingin merasakan udara segar? Apakah salah jika dia juga ingin merasakan kasih sayang? Apakah salah jika dia juga ingin merasakan ba...