"Berhentilah berpura-pura menyayangi kalau hanya untuk menyakitinya dikemudian hari"
Aurora Pov
Hari ini aku bertemu dengannya lagi, sahabatku yang telah lama tak kutemui. Dia Gracia, gadis lugu yang dikelilingi oleh orang-orang munafik yang bermuka dua. Aku berjanji takkan pernah jauh darinya, aku kan menjaga dia dan menebus semua hari-hari yang telah terlewat tanpa aku dihidupnya.
Dulu aku dan dia satu sekolah saat SMP, lebih tepatnya satu kelas. Dari awal MOS kita sudah sangat dekat, hampir 4 bulan aku dan dia selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Dia tau banyak hal tentang diriku, dan akupun tau banyak hal tentang dirinya yang bahkan dirinya tak mengetahui itu. Namun tiba-tiba saja ada sebuah kejadian yang membuatku harus berpisah dengannya, hingga 2 tahun lebih berlalu aku berpisah dengannya dan kini kita dipertemukan lagi.Kini aku sedang berencana bertemu dengan Shani disebuah taman yang cukup sepi.
Dia tadi membisikkan sesuatu padaku di pasar malam.#Flashback On
"Kak Shani" Aku mencoba memeluknya setelah aku memeluk Gracia.
"Taman Anggrek, jam 9 malam atau kamu akan menyesal" ucapnya lirih saat aku masih memeluknya.
Akupun pamit untuk langsung pergi, menyiapkan nyaliku untuk bertemu dengan seorang Shani.#Flashback Off
"Apa kabar Shani Indira Vernando" ucapku saat mendengar langkah kaki dari arah belakang, akupun membalikkan badan.
"Gue rasa loe pasti terkejut dengan kehadiran gue kan?" ucapku tersenyum remeh.
"Gue masih hidup, gue bukan orang yang lemah kayak loe" ucapku meremehkanya dan kini dia sedang mencengkeram kerah bajuku.
"Udah 2 tahun lebih Shan dan loe belum dapetin apa-apa? Bahkan buat nyoba bunuh gue aja gagal?" ucapku datar dan menatap matanya yang kini tengah berapi-api.
"Tutup mulut loe Aurora" teriaknya tepat didepan wajahku.
"Gue nggak bakal biarin loe sakitin dia Shan, dia nggak ada sangkut pautnya sama dendam loe, dan loe sendiri juga tau akan itu"
Bughh Bugh . . .
Shani memukul wajahku dengan emosinya. Aku hanya tertawa setelah dia melakukan hal itu.
"SMK Atmajaya? Besok gue bakal sekolah disana, gue rasa belum telat buat gue masuk"
"Jangan pernah loe bocorin rahasia ini Aurora Putri Hartanto" ucapnya dengan penuh penekanan.
"Loe takut kehilangan apa yang selama ini loe incer? Atau takut kehilangan Gracia yang mungkin sampai sekarang loe anggep sebagai sahabat itu?" ucapku lagi
"Ralat, cuma dia yang ngganggep loe sahabat. Gue rasa orang jahat kayak loe gak pantes disebut sebagai seorang sahabat" ucapku lagi sambil menatap tajam matanya.
"Berhentilah berpura-pura menyayangi kalau hanya untuk menyakitinya dikemudian hari" ucapku terakhir sebelum meninggalkannya pergi.
*Di sekolah
Shani Pov
Aku rasa Aurora benar, aku terlalu jahat untuk merencanakan semua ini.
Gracia terlalu baik untuk menjadi orang yang kusakiti nantinya.
Aurora benar, Gracia tak ada sangkut pautnya dengan dendamku pada kakaknya. Karna aku tau kalau Gracia itu . . . ."Ci Shanii" teriak Gracia yang kini menghampiriku.
"Ngagetin tau nggak" ucapku kesal.
"Lagian salah sendiri pagi-pagi udah ngelamun"
"Aku tuh lagi mikir Ge buat acara kemah nanti"
"Jangan terlalu serius, nanti cepet tua" ucapnya sambil cengengesan.
Gracia Pov
Aku sedang bersama Devan disamping lapangan, karna tadi pagi Devan menjemputku. Padahal sudah kubilang kalo aku akan dianter kak Vieeny, tapi dengan kemampuannya ia mampu membujuk kak Vieeny agar menginjinkannya.
"Pacar aku kok cantik banget yah hari ini" ucap Devan yang kini tengah memandang wajahku.
"Kalo muji-muji gini nih pasti ada maunya nih"
"Curiga mulu jadi pacar"
"Hahaha, jangan sok ngambek deh Van muka gahar kamu nggak cocok tauk buat menye-menye" ucapku sambil merapikan rambutnya yang sedikit berponi. Dia hanya tersenyum sambil terus memandang wajahku.
"Tumben banget rambutnya nggak dijambul?" tanyaku yang masih merapikan poninya.
"Nurutin kemauan pacar tersayang" jawabnya yang kini menggenggam tanganku yang tadi merapikan rambutnya. Aku pun menunjukkan senyum termanisku padanya.
Namun di depan sana ada Ci Shani yang kulihat sedang melamun.
"Van aku mau nyamperin cici dulu yah" ucapku sambil salim tapi kutempelkan ke jidat.
"Jangan dikagetin nanti dia marah, hahahaha" ucap Devan sambil tertawa keras dan membuat matanya hilang karena menyipit, dia begitu manis saat sedang tertawa. Akupun berjalan menghampiri ci Shani.
"Ci Shanii" teriakku yang kini berada didepannya.
"Ngagetin tau nggak" ucapnya kesal.
"Lagian salah sendiri pagi-pagi udah ngelamun"
"Aku tuh lagi mikir Ge buat acara kemah nanti"
"Jangan terlalu serius, nanti cepet tua" ucapku sambil cengengesan.
"Grepurple" tiba-tiba ada orang yang menepuk pundakku dan memanggilku dengan nama itu.
Akupun berbalik"Aurora" ucapku kaget saat melihatnya ada didepanku, memakai seragam yang sama sepertiku. Akupun langsung memeluknya.
"Kamu sekolah disini Ra?tapi kok kemaren aku gak pernah lihat kamu?"
"Iyah aku sekolah disini, aku udah daftar tapi aku nggak ikut acara MPLS Gre, karna ada suatu halangan"
"Aku seneng banget bisa ketemu kamu lagi Ra, jangan pergi lagi" ucapku melepaskan pelukan.
"Aku gak akan pergi lagi Gre" ucapnya penuh dengan keyakinan.
TBC
Double update nih
Thankyou ya udah mau bacaJangan lupa buat vote dengan cara klik ikon bergambar bintang yang berada di pojok kiri bawah.
See you next chapter
22 Semptember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Liltle Unguable ( Pending)
RandomShania Gracia. Gadis mungil berpipi sedikit cabi berusia 15 tahun, hidung mancung dan rambut diatas pinggang gadis yang selalu mendapatkan apa yang dia mau, gadis yang sangat ceria dimata orang sekitar. Ratu Vieeny Fitrilya. Gadis karismatik denga...