Chapter 23

1.1K 98 22
                                    

"Harus gini dulu ya baru mau berdiri?"




Selamat membaca

















Anin Pov

Disinilah aku
Duduk ditaman malam-malam menemani Gracia yang kini tak henti-hentinya menangis.

Aku hanya bisa mengusap tangannya memberikan ketenangan. Sampai akhirnya dia menghambur ke pelukanku, menumpahkan tangisnya disana.
Mencengkeram punggungku cukup kuat, sesakit itu kah yang dia rasakan kini.

"Gre, pulang yuk ini udah malem. Kamu harus istirahat" ucapku saat kami masih berpelukan.

Dia tak menjawab melainkan malah lebih keras lagi saat menangis.

Hatiku begitu teriris mendengar isak tangisnya, tangisnya yang terdengar sangat memilukan.

"Ge ayo kita pulang, aku janji gak bakal kemana-mana dan aku janji akan nemenin kamu" ucapku lagi membuatnya melepaskan pelukan.

"Pulang yahh aku gak mau kamu sakit" ucapku lalu berdiri.
Dia masih saja diam tak bergerak.
Aku pun jongkok membelakanginya.

"Ayok cepet sini naik" ucapku sambil sedikit menengok ke belakang.

Sesaat kemudian dia berdiri dan naik ke atas punggungku melingkarkan tangannya dileherku.

"Harus gini dulu yah baru mau berdiri?" tanyaku sambil berjalan pelan sambil menggendongnya.

"Jadi kamu gak ikhlas gendong aku?"

"Bukannya gitu Gre, kamu mah ditanya malah balik nanya" ucapku kesal.

"Udah sampe nih turun gih" ucapku saat kami sudah sampai di dekat motor yang terpakir disamping jalan"

"Gamau"

"Gendong sampe rumah" ucapnya lagi dengan nada yang sungguh membuatku kesal.

"Gre kamu kira badan aku gede apa bisa gendong kamu sejauh itu"

"Yaudah kalo gak mau aku gak mau pulang"

"Oke oke aku gendong sampe rumah"

***

Aku dan Gracia telah berada di kamar sekarang, badanku rasanya mau rontok karna menggendong Gracia sampai rumah.
Untuk motor Gracia yang tertinggal, tenang saja karna aku sudah menelfon Okta untuk membawanya.

"Capek?" tanyanya setelah menghabiskan minuman coklat panas.

"Enggak kok"

"Bohong banget, terus itu kenapa mijit-mijit kaki sendiri?"

"Huftttt kamu kan gak pekaan" ucapku setelah mengembuskan nafas sedikit kasar.

"Maafin aku ya Bun, aku udah bikin kamu repot" ucapnya dengan nada pelan namun masih dapat ku dengar.

Akupun mendekat ke arahnya, menggenggam kedua tangannya.

"Gre aku gak pernah ngerasa di repotin sama kamu. Aku sayang sama kamu, aku gak akan ngebiarin kamu ngelewatin masa-masa sulit kamu sendiri"

"Aku bakal buktiin ke kamu begitu berartinya kamu dalam hidup aku, aku gak bakal ngebiarin siapapun nyakitin kamu. Aku nggak bisa ngelihat kamu sedih bahkan nangis-nangis kayak tadi, aku gak bisa Gre"

My Liltle Unguable ( Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang