Chapter 30

1.2K 98 23
                                    


"Never, I am Promise"



























Selamat membaca

























Shani Pov

Aku telah melakukan kesalahan lagi
Menyakitinya lagi
Mengiranya yang bukan-bukan.

Bodohnya aku, seharusnya aku tetap berada disana.
Seharusnya aku tetap disana dan melihat semuanya tanpa mengira-ngira.

Bodohnya aku, mempermainkan perasaannya.

Mencium gadis lain tepat didepan matanya.
Jika aku yang hanya mengira-ngira saja bisa sesakit itu, apalagi dia yang jelas-jelas melihat tepat dihadapannya.

Aku tak bisa membayangkan, sesakit apa dia saat ini.

Aku mencoba menetralkan suasana hatiku, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

Kali ini aku sudah siap untuk mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok tok ...

Aku mencoba memutar knop pintu dan ternyata tidak dikunci.

Secara perlahan aku berjalan,

berjalan menghampirinya yang kini menyembunyikan wajahnya dibalik kedua lututnya.
Bahunya bergetar, dan isakan tangisnya membuat hatiku sakit.

Aku pun duduk dihadapannya.
Memperhatikannya namun belum mengatakan sepatah katapun.

Melihatnya terluka benar-benar menjadi mimpi buruk untukku.

"Geeee" ucapku lirih sambil menggenggam tangannya yang sekarang memegang kedua lututnya.

Dia mengangkat kepalanya.

Dan aku melihat wajahnya yang sangat kacau.
Matanya begitu sembab.

"Maafin aku Ge, aku gak bermaksud buat ngelakuin itu" ucapku padanya dan dia hanya menatapku dalam diam.

"Geeee jawab aku jangan diem" ucapku sembari mengusap lunggung tangannya.

Dia diam dengan ekspresia wajah yang sulit kuartikan.

"Ge aku mint... Mphhhhhhh"

Gracia membungkamku dengan ciumannya, melumat lembut bibirku.
Membuat jantungku berdetak tak karuan.
Aku membalas lumatannya, dia memegang tengkukku memperdalam ciuman kami.

Untuk kedua kalinya aku gila...
Gila karnanya.

Cukup lama kami saling melumat menyalurkan sebuah hasrat, sampai akhirnya dia melepaskan pagutannya karena kehabisan nafas.

"Punya aku, jangan pernah lagi kamu bagi ke orang lain" lirihnya sambil mengusap bibirku yang basah.

"Never, I am Promise" jawabku sambil menariknya kedalam dekapanku.

Aku kira dia akan marah.

Aku kira dia akan memakiku.

Aku kira dia akan benci.

Tapi nyatanya tidak, hatinya terlalu tulus dan itu yang membuatku benar-benar jatuh dalam pelukannya.

"Ge boleh nggak kalo lagi?" ucapku dan dia mendongak dengan posisi masih memelukku.

"Apanya?" tanyanya sambil menaikkan satu alis.

"Itu" ucapku sambil menatap kearah bibirnya.

"Itu apa sih ci?"

My Liltle Unguable ( Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang