Chapter 15

1.4K 106 14
                                    

"Santai aja gausah takut, aku gak gigit kok"

Jangan lupa buat vote yah💖
Saran dan masukkan juga boleh💖

"Ge sebenernya aku ..." ucap ci Shani menggantung.

"Kamu kenapa ci?" tanyaku yang kini sangat penasaran.

"Sebenernya aku cinta sama kamu" ucapnya dan membuatku mematung bahkan untuk menjawab pun lidahku terasa begitu kelu.
Dia menangis dihadapanku, hatiku hancur melihatnya menangis.

"Sejak kapan?" lirihku dengan hati yang kini berdebar.

"3 tahun yang lalu, saat kamu masih kelas 1 SMP, saat pertama kali kita deket sebagai sahabat dan sebelum kamu mengenal Aurora dan aku baru menyadarinya waktu kamu tahu kalau aku cuma pura-pura cinta sama kamu. Aku terlalu munafik untuk mengakui perasaanku terhadap diri aku sendiri Ge, aku terlalu bodoh karna yang aku pikirin hanya dendam tanpa tau sebenernya perasaan aku",jelasnya yang kini sedikit terisak, dan hatiku rasanya tak karuan. Selama itu dia membohongi perasaannya sendiri dan selama itu pula dia menampik perasaan itu untuk aku.
Air mataku menetes, mengalir deras mengetahui hal itu.
Apa dia tahu aku sudah menunggu lama untuk dia mengatakan itu.
3 tahun lebih aku menunggunya mengucap kepastian, namun dia tak kunjung menyatakan. Dan saat itu terjadi, Aurora datang. Selalu membuatku menjadi seseorang yang spesial, orang yang mampu membuatku jatuh cinta dengan kesederhanaannya, sifatnya, dan juga perhatiannya padaku. Dia menembakku sekali waktu disekolah, sampai akhirnya aku memintanya untuk menembakku lebih romantis dengan janjian di taman tapi dia tak kunjung datang.

"Dasar bodohh, kamu tau ci? Aku udah nunggu kamu nyatain perasaan jauh sebelum aku kenal Aurora. Aku cinta sama kamu ci, dan itu jauh sebelum aku kenal Aurora. Tapi sayangnya kamu nggak pernah nunjukkin kalo kamu cinta sama aku, akhirnya Aurora dateng dan dengan beraninya nembak aku setelah kenal beberapa bulan" ucapku yang berbicara membelakanginya.

"Kalo kamu tanya sama aku apa aku masih cinta sama kamu? Jawabannya iya ci, aku masih cinta sama kamu. Namun sayangnya rasa cinta aku lebih besar ke Aurora, dan kamu tau ci aku udah sepenuhnya milik Aurora" ucapku lagi dan dia tak menjawab.

Akupun membalikkan badan menghadapnya. Aku menggenggan kedua tangannya.

"Makasih udah mau jujur soal perasaan kamu ci"

"Maafin aku Ge udah buat kamu nunggu lama, maaf juga kalo aku ngomongin ini disaat yang nggak tepat"

"Aku yang minta maaf ci karna seharusnya aku mau nunggu kamu lebih lama lagi"

"Kalo suatu saat nanti Aurora nyakitin kamu aku akan jadi orang pertama yang ngehajar muka cantik dia" ucap ci Shani lagi dengan wajah kesalnya.
Akupun terkekeh lalu mencubit perutnya, dia meringis lalu ikut terkekeh.

"Jangan sok jagoan deh, nggak semua masalah itu harus diselesein pake kekerasan ci" ucapku serius dan dia hanya tersenyum lalu mendekatiku, menarikku kedalam pelukkannya.

"Selalu aja gini, kalo dinasehatin pasti cuma senyum terus meluk" ucapku sambil memukul bahunya namun dia mengeratkan pelukkannya.
Aku kembali mengingat Aurora, membayangkan betapa cemburunya dia kalau melihatku berpelukan dengan ci Shani.

Gracia Pov End

Aurora Pov

Aku sedang berjalan menyusuri koridor sekolah, mencari pacarku Gracia.
Aku sudah pergi ke perpustakaan, ruang musik, ruang OSIS bahkan setiap ruang kelas yang ada di SMA Atmajaya.
Akhirnya aku pun memilih untuk ke kelas dan menunggunya disana

My Liltle Unguable ( Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang