BAB 1

4.3K 213 3
                                    

Happy Reading

Lesti sedang duduk dengan lamunannya. Dia bernostalgia karena mantannya. Satu bulan yang lalu, pria yang sangat Lesti cintai kini telah meninggalkannya. Dia Rizky lebih memilih menikahi wanita lain, dibanding harus menunggu Lesti sukses. Lesti merasa sangat terpuruk atas kepergiannya, dia tak percaya bahwa kisah cintanya akan berakhir dengan tragis. Lesti terus merasa bersalah akan kepergiaanya.

"Woy!" seseorang mengejutkan Lesti.

Lesti seketika terkejut. Dia menatap Rara dengan lirikan tajam.

"Apaan sih woy, ganggu mulu lo ahhh" sewot Lesti.

"Dari tadi gue panggil lo, emang budeg ini anak. Lo mau ikut ga" Ujar Rara sedikit kesal.

"Ikut kemana? "

"Ke ruang pak bos, lo di panggil pak bos katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan sama lo" Jelas Rara

"Serius lo?"

"Duarius, yaudah ayo" Rara langsung menarik tangan Lesti.

Sesampainya diruang bapak presdir.

"Rara boleh tinggalkan kami berdua?" Ujar pria tersebut, dia adalah Wira Arya Pratama.

"Baik pak" Rara berjalan meninggal Lesti dan Pak Arya.

"Ada apa ya pak?" tanya Lesti dengan sopan santun.

"Lesti, saya mau kamu menikah dengan anak saya"

Deg

Jantung Lesti dibuat berdetak tak beraturan.
"Bapak bercanda ya pak?" Ujar Lesti.

"Saya tidak bercanda!! Satu minggu lagi pernikahan kamu akan dilaksanakan"

"Tapi kan pak, Saya masih kuliah, dan saya juga belum kenal anak bapak" Protes Lesti.

"Besok saya kenalkan kamu dengan anak saya di cafe xxxx, saya tunggu jam 19.00 dan saya tunggu keputusanmu besok" jelas pak Arya.

"Ouh ya, besok anak saya yang akan menjemput kamu" lanjutnya.

"Ya sudah pak, kalo begitu saya pamit keluar dulu"

Lesti keluar ruang Pak Arya dengan wajah yang sedih. Dia bingung harus berbuat apa. Apa yang harus dia katakan pada orang tuanya.

"Les lo kenapa? muka lo sedih banget" ujar Rara menghampiri Lesti.

"Nanti gue ceritain besok setelah ketemu Pak Arya di cafe xxxx, ntar gue kabarin lo kalo pak Arya udah pergi"

"Ya udah gue tunggu besok"

"Gue mau pulang duluan, bye" ujar Lesti melambaikan tangan dan Rara juga melambaikan tanganya.

Ditempat lain....

Billar dan teman-temannya sedang nongkrong di cafe. Billar sedari tadi hanya melamun dan tidak menghiraukan temannya yang asik sendiri. Billar sudah tau lama bahwa dirinya mau dijodohkan dengan anak temennya pak Arya, tadi pagi juga ayahnya sudah membicarakannya.

"Lo kenapa lar?" ujar Ady.

"Iya dari tadi lo bengong mulu" sambat Harris.

"Jangan-jangan lo kesambet......" lanjut Ady membuat Harris terkekeh.

"Brisik lo pada!" billar langsung memotong pembicaraan Ady dengan wajah cemberut.

"Emang lo kenapa si?"

"Coba deh cerita sama kita, siapa tau kita bisa bantu"

"Gue mau dijodohin" kata Billar dengan wajah datar dan dingin.

"What!!" ujar Ady dan Harris bersama dan terkejut.

"Lo serius lar?" tanya Harris penasaran.

"Apa muka gue keliatan bercanda?" Billar balik nanya.

"Yaelah lar.....kan emang lo ga pernah serius" ujar Ady.

"Gue serius, 1 minggu lagi gue nikah"

"Secepat itu?" tanya Harris, Billar hanya menganggukkan kepalanya lemas.

"Kenapa mesti buru-buru?" tanya Ady penasaran.

"Papa gue pengin nyerahin jabatannya ke gue, tapi kalo gue udah nikah dan papa juga pengin menikmati masa tuanya di rumah bersama anak, menantu, dan cucu. Jadi, papa gue suruh cepet-cepet gue nikah!" jelas Billar.

"Terus lo mau dinikahin sama siapa?" tanya Harris.

"Lo berdua udah kaya wartawan ajah, nanya-nanya melu" sewot Billar.

"Sebagai sahabat yang baik, kita juga harus tau dong" ujar Ady.

"Iya-iya ntar lo pada juga tau, pas aku nikah" jawab Billar datar.

"Dalah, gue mau pulang" lanjut Billar meninggalkan mereka berdua di cafe, Ady dan Harris hanya saling menatap aneh.

Ditempat lain. Lesti berjalan sendiri tanpa seorang teman. Hari ini Lesti pulang jalan kaki. Sepanjang jalan dia hanya melamun.

Tinn!!

Tinn!!

Cittt!!!

Lesti nyaris tertabrak mobil. Seorang pria turun dari mobil dan menghampiri Lesti yang kini tengah jongkok dan menutup kedua matanya, karena shock.

"Hei!!kalo jalan hati-hati!" seru Billar.

"Nanti kalo kamu kenapa-kenapa gimana? Saya yang susah! Untung gak ke tabrak" oceh Billar. Lesti tak mengeluarkan satu kata dari mulutnya, karena Lesti masih shock dan takut.

"Hei, apa kamu tak apa-apa?" tanya Billar cemas.

"Apa aku selamat?" Lesti yang masih jongkok dan masih menutup kedua matanya.

"Iya kamu selamat, ayo buka matamu dan berdirilah" ujar Billar mengulurkan tanganya.

"Alkhamdulilah, aku selamat"

"Lain kali, hati-hati kalo jalan!"

"Iya Pak, maafkan saya"

"Ya sudah, saya antar pulang. Ga baik cewek malam-malam jalan sendirian"

Lesti hanya mengangguk. Billar membukakan pintu mobilnya untuk Lesti masuk, dan dibalas senyum oleh Lesti. Kini keduanya sudah menaiki mobil yang melaju dengan kecepatan rendah. Di dalam mobil hanya ada keheningan. Billar pun menengok kearah Lesti, Lesti sedari tadi tengah memperhatikan jalan dari dalam jendela mobil.

"Ehem" Billar berdehem membuat keheningan itu lenyap. Lesti tak menggubrisnya sama sekali.

"Rumah kamu dimana?" Billar mencoba bertanya.

"Rumah saya di perumahan xxx, blok B, no. 10" jawab Lesti cuek. Billar menghela nafasnya kasar.

"Berarti kita tetanggaan dong?" ujar Billar, seketika Lesti menengok kearah Billar.

"Tapi saya tidak pernah liat Bapak"

"Iya karena saya baru pindah kemarin di rumah itu"

"Ouhhh" Lesti kembali menatap jalan. Kemudian kebisingan menghampiri mereka lagi.

Sesampainya dirumah Lesti.

"Terima kasih pak, telah mengantar saya pulang"

"Sama-sama, btw jangan panggil saya bapak. Saya ini masih muda, emang kamu kira muka saya kaya bapak-bapak apa?"

"Ya sudah, kalo gitu saya panggil kaka aja gimana pak? Ehh kak"

"Oke saya setuju, salam kenal ya saya Billar" seru Billar mengulurkan tangan dan di balas Lesti.

"Iya kak salam kenal juga saya Lesti"

"Kalo gitu saya permisi dulu" Billar melajukan mobilnya meninggalkan Lesti.

Bersambung....

Jalan lupa vote dan komennya
Follow ig saya @vrnyln_an
Salam anjay

Cinta Dalam Jodoh [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang