BAB 14

2.3K 173 26
                                    

HAPPY READING!

Mereka berdua saling berpelukan.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi membuat mereka langsung melepaskan pelukan.

"Biar kakak yang buka" Billar hendak pergi namun dicegat Lesti.

"Dede ikut"

"Yaudah ayo" Billar menggandeng Lesti.

Saat pintu sudah dibuka, ternyata Pak Arya yang bertamu.

Plak!

Satu tamparan mendarat dipipi kiri Billar. Meninggalkan sedikit darah. Lesti memegang pipi Billar yang abis di tampar papahnya itu.

"Sayang kamu nggak papa?" tanya Lesti khawatir, Billar hanya menggelengkan kepalanya.

"Papah jangan tampar kakak" ujar Lesti polos.

"Lesti kamu kesini!" Pak Arya menarik tangan Lesti.

"Kamu dasar anak tidak tau diuntung! Berani-beraninya kamu menghamili anak orang!" Tangan Pak Arya hendak menampar Billar lagi. Namun, langsung dicegah oleh Lesti.

"Papah jangan tampar kakak lagi" Lesti mengeluarkan air matanya.

"Kamu gausah nangis buat pria seperti dia!" Pak Arya menuding dengan jari telunjuknya.

"Pah Billar bisa jelasin. Ini semua bukan yang papah bayangkan"

"Kak Billar benar pah" suara Lesti dicampur dengan tangisannya.

"YaAllah Lesti... Hatimu terbuat dari apa? Sampai-sampai kamu masih membela pria yang sudah menghianatimu" Pak Arya melirik tajam.

"Mending kamu balik ke ru... " Pak Arya belum selesai bicara, tiba-tiba ponsel Billar berdering.

Tertera dilayar ponsel Billar adalah Harris. Dengan segera Billar mengangkat teleponnya.

"Hallo Ris" Billar mengespiker teleponnya.

"Kamu sudah dapat informasi tentang berita itu?"

"Sudah lar, menurut info yang saya dapat. Ini semua rencana Sheila, Sheila sengaja datang ke kantormu. Tapi ditemani oleh seorang teman, kayanya dia wartawan. Soalnya saya liat di CCTV dia diam-diam merekam percakapanmu dengan Sheila" Pak Arya mengepalkan tanganya.

"Papah sabar dulu" ujar Lesti.

"Lo ga bersalah lar. Sheila memang sedang hamil, tapi bukan Billarlah pelakunya. Melainkan pacarnya yang telah menghamilinya"

"Oke kalo gitu kamu urus mereka. Dan kamu cari tau siapa pacar Sheila"

"Baik, kalo gitu saya tutup teleponnya"

"Oke Terima kasih Ris" Sambungan pun terputus.

"Papah dengarkan barusan? Billar gak bersalah pah"

"Papah percaya sama kamu nak"

"Udah ah ngobrolnya didalam ajah yuk" ajak Lesti. Pak Arya dan Billar pun mengiyakan.

Di ruang tamu.

"Papah duduk dulu, biar Lesti ambilin minum buat papah"

"Baik lah nak"

"Billar apa tindakkan mu sekarang?"

"Billar akan melakukan sandiwara bla...bla...bla...bla...bla..." penjelasan Billar panjang kali lebar.

"Apa itu tidak menyakitkan hati Lesti?"

"Tenang sajah pah biar ini menjadi urusan Billar"

"Baiklah nak, apapun yang kamu lakukan papah selalu dukung kamu"

Cinta Dalam Jodoh [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang