BAB 30

1.4K 123 7
                                    

Note: bacanya sambil dengerin lagu 'Bismillah Cinta'




Hari pun berganti.

Pagi yang cerah, sinar matahari perlahan masuk kedalam kamar. Menyinari wajah Lesti, kemudian membuka matanya karena merasa ada yang berat di perutnya. Ya ternyata tangan Billar yang melingkar di perut langsing Lesti.

"Eughh" Kepala Lesti sedikit pusing, karena kejadian kemarin.

Lesti menyingkirkan tangan Billar dengan hati-hati, takut Billar kebangun. Setelah berhasil menyingkirkan tangan Billar, Lesti pun bergegas untuk mandi.

30 menit berlalu.

Kini Lesti sudah rapih dan wangi. Lesti langsung menuju kamar si kembar tanpa membangunkan Billar.

"Mama!" seru mereka, lalu berlari kearah Lesti dan memeluk Lesti.

"Dahi mama kenapa?" Alvi menyeritkan dahinya.

"Pasti papa nakal ya ma?" tanya Alice polos.

"Gak sayang, mama cuma nyeruduk tembok ajah" kata Lesti membuat kedua anaknya tertawa.

"Mama kaya banteng ajah" ucap Alvi yang masih terkekeh.

"Pasti cakit ya ma?" tanya Alice sambil mengelus kepala Lesti.

"Cuma sakit sedikit kok sayang" kata Lesti mencubit hidung Alice karena gemas.

"Tapi itu beldalah ma" timpal Alvi.

"Ini bukan darah sayang, ini obat merah"

"Ohhh obat melah" Alvi ber-oh.

"Ma Alvi lapel" Alvi mengusap perutnya kasar.

"Alice juga ma" Alice juga mengikuti gerakan kakaknya.

"Yaudah yuk ke dapur" ajak Lesti dan langsung ditolak oleh kedua anaknya.

"Alice gamau makan di dapul" Alice menggeleng.

"Alvi juga"

"Terus mau makan di mana?"

"Kita mau makan di taman belakang ma!" Seru mereka barengan.

"Aduh anak mama udah kompak ya" Kata Lesti sambil menyubit pelan kedua pipi anaknya.

"Yaudah kalian kesana dulu, mama ambil makanya dulu di dapur"

"Siap ma!" Mereka pun langsung berlari menuju taman belakang. Lesti yang melihat anaknya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya.

Sementara Billar masih bergulat dengan selimutnya. Billar meraba kesamping. Karena merasa disampingnya kosong Billar pun langsung membuka matanya.

"Lesti!" Billar bangun dari tidurnya.

"Lesti kamu dimana?" Billar panik dan langsung menuju kamar mandi.

Kamar mandi kosong. Billar langsung menuju kamar anak-anaknya.

Billar juga melihat kamar anak-anaknya kosong.

Billar lalu lari kebawah, mencari kesana kemari. Tetapi tetap tidak menemukan.

"Sial!" umpat Billar.

"Pasti mereka kabur" Billar duduk di sofa dan mengacak-acak rambutnya. Billar mencoba berpikir keras.

"Ah! Telepon Harris" Billar berlari menuju kamar dan langsung meraih ponselnya.

"Duh Harris mana si" gerutu Billar.

"Ayo angkat Ris"

"Hallo" Harris dengan suara seraknya.

"Akhirnya lo angkat juga!"

Cinta Dalam Jodoh [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang