BAB 28

1.2K 118 31
                                    

Hello guys!
Saya kembali...
Gimana kabar kalian para Leslar lovers?
Sebelumnya mohon maaf baru bisa up🙏

Selamat membaca!

"Dasar wanita gila!" Billar langsung menutup teleponnya.

Di kantor.

Billar memasuki ruangannya. Betapa terkejutnya Billar saat ada wanita yang duduk dikursinya yang menghadap ke belakang.

"Siapa kamu!?" ujar Billar agak sedikit teriak.

"Siapa saya? Kamu lupa sama saya?" wanita itu masih membelakangi Billar.

"Cepat keluar dari ruangan saya!" Billar tidak suka jika ada wanita selain Lesti yang masuk ke ruangannya.

Saat wanita itu membalikan tubuhnya, betapa terkejutnya Billar.

"Kamu lagi, kamu lagi! Kapan si kamu berhenti gangguin saya?" ya siapa lagi kalo bukan  Sheila.

"Aku akan terus ganggu kamu, sampai aku mendapatkan apa yang aku mau" Sheila perlahan berdiri dan mendekat ke arah Billar.

"Apa mau mu?" ujar Billar. Sheila pun semakin mendekat ke arah Billar dan berbisik.

"Aku mau kamu" bisik Sheila. Tanpa Billar sadari ternyata di depan pintu sudah ada Lesti yang sedang berdiri dan menyaksikan mereka berdua.

Sheila yang menyadari keberadaan Lesti semakin menjadi-jadi. Sheila memeluk Billar dan tersenyum sinis ke arah Lesti.

Lesti mengepalkan tangannya, Lesti merasa sangat geram.

"Ouh jadi ini alasan kamu ke kantor" Lesti perlahan masuk ke ruangan sambil tepuk tangan. Billar yang mendengar suara Lesti langsung mendorong tubuh Sheila.

"Aduh masalah nih, mampos gue" Billar bergumam.

"Sayang....." Billar mencoba meraih tangan Lesti. Namun, langsung ditepis oleh Lesti.

"Jangan sentuh saya!" Lesti menahan air mata.

"Sayang... Aku bisa jel...."

Belum selesai Billar melanjutkan omongannya malah langsung dipotong Lesti.

"Cukup ya! Gada yang perlu dijelaskan!" Sheila yang melihat pertengkaran mereka tersenyum sinis.

"Dan kamu Sheila! Emangnya didunia ini laki-laki cuma Billar doang? Sampai kamu terus ngejar-ngejar padahal dia udah punya istri!" marah pun suaranya lembut. Ini nih yang bikin Billar makin sayang sama Lesti.

"Aku gak akan nyerah sampai Billar jadi milik aku" ujar Sheila.

"Lagian Billar juga setuju kalo aku jadi yang kedua" lanjut Sheila melirik ke arah Billar.

"Kamu jangan ngadi-ngadi yah!" sewot Billar.

"Cukup! Kalian bedua ini bener-bener... " Lesti yang sudah tidak tahan lagi, langsung berlari pergi.

"Lesti tunggu.... " Billar mencoba mengejar Lesti, namun langsung dicegat oleh Sheila.

"Sialan kamu! Minggir awas!" Sheila masih menghadang Billar.

"Satpam! Satpam! Satpam!" Teriak Billar. Satpam pun langsung menghampiri Billar.

"Ada apa pak?"

"Usir perempuan ini!" Satpam pun langsung menangkap Sheila.

Billar langsung menyusul Lesti. Dari arah yang jauh Billar melihat Lesti yang sedang memberhentikan taksi. Billar semakin mempercepat larinya, namun terlambat Lesti sudah menunggangi taksi dan taksi itu langsung melaju dengan cepat.

"Shittt!" Billar mengumpat.

Di dalam taksi.

"Kenapa si kakak? Dari dulu kakak gak pernah berubah, kakak gak pernah ngertiin aku. Aku cuka pengin kakak itu jujur sama aku, udah itu doang. Apa susahnya si buat jujur sama aku" batin Lesti sembari menahan air mata.

Sementara di belakang ada yang mengikuti Lesti, ya siapa lagi kalo bukan Billar.

Tin

Tin

Tin

"Mbak apa kita sebaiknya menepi dulu?" Tanya pak taksi pada Lesti.

"Ga usah pak jalan ajah, bila perlu tambahin kecepatannya"

"Baik mbak"

Pak taksi pun langsung menambah kecepatannya.

Sementara Billar

"Shittt!" Billar mengumpat. Billar juga menambah kecepatannya.

Billar terus membunyikan talaksonnya, berharap mobil taksi itu berhenti.

Billar berhasil mengimbangi kecepatannya dengan mobil taksi itu.

Billar pun langsung menurunkan jendela mobilnya.

"SAYANG BERHENTI!"

"KAKAK MAU NGOMONG SEBENTAR!"

"SAYANG!"

"SAYANG CEPET TUR... " belum sempat menyelesaikan omongannya, mobil taksi itu justru melaju kencang.

Billar semakin frustasi.

"Akhhhhh" Teriak billar frustasi sambil memukul kerasa stirnya.

"Nggak.... Nggak boleh nyerah... Harus dapet" Billar pun mempercepat laju mobilnya.

Dan ya dia berhasil menyalip taksi tersebut dan....

Cittttt

Billar mengerem tepat di depan taksi tersebut.

"Akhhhhh" Lesti terbentur kursi depan. Dan ada nampak sedikit darah mengalir pada dahi Lesti.

"Aduh mbak maaf kan saya"

"Tidak papa pak"

"Apa bapak baik-baik saja?" Tanya Lesti, Lesti lebih mementingkan keselamatan orang lain ketimbang dirinya sendiri.

"Tidak papa mbak"

"Mbak itu dahi mbak berdarah" Pak taksi yang menyadari ada darah mengalir di dahi Lesti. Lesti pikir itu hanya keringat ternyata darah.

"Tidak papa pak"

"Tapi itu mengalir banyak loh" Lesti tak menjawabnya dia hanya tersenyum kepada pak taksi.

Disisi lain.

Billar langsung turun dari mobil, dan berlari ke arah taksi.

Tok tok tok

Billar mengetok pintu kaca mobil taksi.

"Lesti sayang buka pintunya" Bujuk Billar dengan nada lembut.

"Kakak mau jelasin, tolong buka" Billar masih dengan nada lembutnya.

"Lesti buka nggak!" Billar yang semakin frustasi.

"LESTI KEJORA BUKA! KALO NGGA DI BUKA KAKAK PECAHIN NIH KACA MOBILNYA" Billar berteriak.

"Mbak gimana ini?" Tanya pak

"Udah pak biarin ajah" Lesti yang nampak santai.

"LESTI! KAKAK GA MAIN-MAIN LOH!"

Billar kini sedang ancang-ancang buat ninju si kaca mobil.

Tangannya sudah melayang mendekati kaca mobil. Namun, tiba-tiba lesti menurunkan kaca mobilnya.

Billar pun langsung menghentikan aksinya. Billar melihat ada darah mengalir di dahi Lesti. Billar langsung menangkup pipi Lesti. Tapi Lesti menepisnya.

"Jangan sentuh aku!"

Hay hay hay readers
Author baru up nihh!
Sory nih kalo ceritanya gak seru😁

Cinta Dalam Jodoh [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang