Oh ... ada yang baru, rencananya aku mau post di Karyakarsa, kalian boleh baca di sini, tapi tidak selengkap di Karya Karsa. Karena partnya lebih panjang di sana. Insyaallah akan tamat di sana dan di WP jugaa.Yuuk yang belum punya Karyakarsa silahkan downlod dan follow aku, yaaa😀
===💕💕💕💕===
Bagi Shanum Aulia Athar, orang yang harus dia jauhi selamanya adalah Eldera Oliver Saguna. Lelaki yang membuat Shanum murung seharian karena lelaki itu mencuri ciuman ketika usia mereka empat tahun. Senyum Shanum baru terbit setelah ayahnya mencium pipi Shanum dan berkata, "Ayah sudah menghilangkan jejak ciuman El."
Sejak saat itu Shanum berusaha untuk menjauh. Akan tetapi, makin ia ingin menjauh, Eldera makin mendekat. Lelaki itu selalu memilih sekolah yang sama. Bahkan, dengan penuh percaya diri ia mengatakan kepada semua murid di sekolahnya kalau Shanum calon istrinya, mereka sudah dijodohkan sejak lahir.
Seharusnya, Shanum senang, teman-teman perempuan di sekolahnya mengatakan, El sudah ditakdirkan sebagai lelaki tampan dan pintar. Bodoh saja kalau Shanum menolak.
Shanum tidak dapat memungkiri hatinya akan pendapat teman-temannya. Mulai sekolah dasar sampai SMP, banyak teman perempuan Shanum ingin dekat dengan Eldera, tetapi di mata Shanum tidak ada yang menarik dari Eldera- ia tidak lebih dari lelaki menyebalkan dan menjengkelkan.
Akan tetapi, dibalik tingkah menjengkelkannya, Eldera orang yang peka dan perhatian. Suatu hari, Shanum mengabaikan sarapan pagi, sehingga ia harus ke ruang UKS. Eldera datang membawa obat magh ke ruang kesehatan, membelikannya roti dan air mineral, tentu saja diringi omelan panjang melebihi orang tua Shanum.
"Perempuan itu, ibarat pabrik yang memproduksi barang. Pabrik itu harus di rawat dan dijaga agar tetap bisa berproduksi. Jadi, rawatlah dan jaga. Jangan sampai sakit, apalagi merusak bagian penting yang bisa menghambat alat produksi. Nyesel itu datang belakangan."
Shanum memutar bola matanya seraya menutup telinga, lalu berkata, "Berisik!"
Satu hal yang mungkin tidak akan Shanum lupakan ketika ia datang bulan pertama kali. Saat itu Shanum belum paham.
Sudah dua hari ia menemukan bercak cokelat di celana dalamnya. Shanum tidak sempat bertanya kepada sang ibu dan tidak pernah berpikir jika itu tanda-tanda haid pertama.
Ketika di sekolah saat istirahat, Shanum merasakan sesuatu yang hangat mengalir tanpa dapat ditahan, meninggalkan rasa lembab pada pakaian dalamnya.
Shanum bermaksud ke toilet sekolah, tetapi sampai pintu kelas, Shanum terkesiap ketika dada Eldera merapat pada punggung Shanum.
Shanum makin kesal saat dua tangan Eldera mencengkeram bahunya.
"Lo, jangan macam-macam, yaa!" kata Shanum kesal dan berusaha melepaskan diri.
"Ikutin kata-kata gue. Jalan lurus, setelah melewati kelas tujuh, belok kanan. Tetap posisi seperti ini kalau lo, nggak mau jadi pusat perhatian semua orang."
"Apaan, sih!"
"Nurut sekali ini. Gue lagi nggak lagi cari kesempatan," bisik El. Meskipun pelan, kalimat itu penuh ketegasan.
Shanum menurut, berjalan dengan wajah menunduk. Sepanjang karidor semua orang meledeknya. Mungkin kalau dilihat di cermin wajah Shanum seperti udang rebus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanum Love Story
RomanceShanum sering berpikir, apakah kisah cintanya adalah karma dari sang Ayah? Dulu, Tante Nana cerita, ayahnya dekat dengan Tante Uwi tanpa status jelas. Berakhir menikahi Mimi Ancha. Shanum dapat merasakan apa yang dirasakan Tante Uwi kala itu. Rasan...