Sambil merapihkan gaun bagian bawahnya dibantu dengan Rara, sesekali Laras menghembuskan nafas gusar. Sepertinya ada sesuatu yang terasa mengganjal dalam hatinya yang dia pun tidak tau dan belum paham rasa apa itu.
Aneh memang, tapi begitulah kenyataannya. Laras bingung sendiri dengan perasaan gugup yang mengganggunya sejak sore tadi. Ia sudah mencoba beberapa kali untuk menyampaikan dan bertanya ke Yuli, namun, selalu saja ditanggapi dengan candaan bahkan ledekan padahal yang ia harapkan adalah solusi untuk rasanya agar ia bisa menampilkan yang terbaik tanpa gangguan apapun nanti. Sebab, jika ia terus-terusan merasa gugup seperti ini bisa saja perasaannya itu mengganggu penampilannya ketika perform.
Ia mencoba berpikir lagi beberapa saat, mencari sesuatu yang mungkin bisa mengurangi sedikit jika memang tidak bisa menghilangkannya dengan cepat. Oke, kali ini ia akan mencoba lagi pada Rara, mungkin Rara punya solusi atas rasanya ini.
Tapi, apa mungkin Raras akan menanggapinya, atau jangan-jangan sama juga seperti Yuli. Ahh kalau benar begitu, sia-sia juga dong ceritanya. Tapi ah, coba aja dulu. 'Coba aja dulu' pikir Laras
"Aduh Ra, aku gugup banget" tutur Laras dengan tangan kanan yang memegang dadanya
Ia tidak lagi berbasa-basi untuk memulai pembicaraan. Toh sama saja, intinya dia akan tetap bertanya iu ke Rara, ada pun basa-basi hanya sebagai pengantar saja lagian juga hanya akan memperlambat nantinya.
"Mau ketemu jodoh de kayaknya" canda Rara yang memasang wajah serius
"Apaan sih kamu, orang serius iih" ucap Laras memanyunkan bibirnya
"Iya iyaaaa akak Laraskuu.. Rara becanda" bujuk Rara memeluk erat pinggang Laras
"Memang kak Laras kenapa?" Tanya Rara serius tanpa melepas pelukannya
"Ga tau juga, dari tadi sore jantung kaka tuh seperti berdetak ga karuan gitu. Pokoknya degdegan deh"
Rara memasang pendengarannya dengan baik, menjadi pendengar yang menyimak dengan teliti setiap ucapan Laras. Padahal sebenarnya ia juga tidak akan tahu apa maksudnya atau pertanda apa yang dialami Laras
Sesekali ia mengangguk. Kali ini pelukannya sudah terlepas dari pinggang Laras dan mencoba berdiri tegak di sampingnya.
"Jangan-jangan itu pertanda" bisik Rara, suaranya dibuat seolah membahas sesuatu yang misterius
"Pertanda apa?"
"Yah, mungkin nanti akan terjadi sesuatu yang ga disangka-sangka, misal gaun ka Laras keinjek terus kaka jatuh ditengah penaggung atau mungkin ketemu seseorang yang langsung melamar ka Laras atau-"
"Astagfirullah, Raraaaa" seketika Laras memotong ucapan Rara dan menatap tajam ke arahnya "ucapan itu do'a loh, ada ada aja nih anak aah makin degdegan kan jadinya" lanjutnya menasang wajah cemberut
"Ya udah ya udah, Rara serius nih" Laras kembali menatapnya "mungkin si-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, suara Alfi sudah terdengar memanggil mereka dari luar
"Rara, Laras.. kalian masih di dalam?" Tanya Alfi
"Iya papa Alfii, tunggu ya.." teriak mereka bersamaan "ayo Ra cepetan" ujar Laras mengangkat gaunnya dan berlari keluar
Acara sudah dimulai beberapa menit yang lalu, semua tamu sudah berdatangan dan langsung mengisi kursi yang kosong. Ada yang datang bersama pasangannya, teman-temannya, keluarganya dan ada juga yang hanya datang seorang diri, bahkan ada yang hanya diwakili oleh sang menejer.
Begitulah sebagian artis-artis besar yang terlampau sibuk atau yang kebetulan masih sedang berada di luar negeri.Seperti biasa, setelah menyapa para tamu dan penonton yang ada di studio, tak lupa juga mereka menyapa pemirsa yang ada di rumah.
Sedang, Gilang dan Ramzi sudah berada di tengah-tengah penonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Takdir
Teen FictionTakdir memang selalu begitu, tidak dapat ditebak. Masih dan akan selalu menjadi rahasia. Mungkin kita sering mendapat kode sebelumnya. Hanya saja kita yang masih kurang paham akan hal itu. Bisa jadi, Allah sengaja mendatangkan padamu orang yang kura...