Tirani

208 28 0
                                    

"Ya udah.. sampai ketemu besok ya, sayang" ucap Laras sebelum meninggalkan Rara

"Iya kak Laras.. daaaah"

Saat hendak memasuki mobil, tiba-tiba sebuah tangan menahan lengannya dan mengharuskan ia menoleh

"Tunggu, Ras! Aku mau bicara"

"Iya, silahkan. Tapi tolong lepaskan dulu tangannya!" minta Laras dan langsung di turuti oleh lelaki itu

Ini bukan Laras, bukan. Ia tidak pernah bersikap seperti ini kepada siapa pun. Termasuk Rifki. Iya, lelaki itu adalah Rifki. Lelaki yang terus mendatangi Laras di berbagai kesempatan hanya untuk meminta Laras kembali padanya seperti dulu.

Sungguh, ia hanya berusaha menunjukkan sikap dinginnya agar tidak terus-terusan di ganggu. Ia muak jika terus berpura-pura di depan Rifki. Ia hanya ingin melupakan masa lalunya, tidak lebih. Tapi, jika Rifki begini terus. Mendekati dan memohon untuk kembali padanya, rasanya semua perjungan akan percuma. Ia takut, hatinya akan kembali luluh.

Dengan senyum yang sulit di artikan, ia memalingkan wajah dari Rifki. "Ayo, mau ngomong apa?" Tanyanya

"Eh iya.. aku, aku mau minta maaf sama kamu" ucap Rifki

"A' Iki plis" geram Laras "Laras kan udah bilang, Laras udah maafin a' iki. Jadi tolong, jangan temui Laras lagi dengan alasan yang sama!" Tegas Laras sebelum memasuki mobilnya

Rifki sadar, Laras tengah mencoba untuk menjauh darinya. Tapi ia pun tidak kamu kalah, entah siapa nanti yang lelah. Dia atau Laras. Yang pasti, ia juga akan terus berusaha sampai Laras mau kembali padanya.

Melihat mobil Laras yang perlahan bergerak meninggalkannya, membuat matanya seketika menghangat dan berkaca-kaca. Ia tidak pernah menyangka sebelumnya, jika hubungannya dengan Laras akan seperti ini. Padahal, jauh di dalam hatinya ia masih sangat menyayangi wanita hebat itu.

"Udah, lo tuh ga tau malu banget ya. Laras itu udah nolak lo, terus ngapain masih ngejar-ngejar dia? Sarap nih anak" ujar Rafka yang baru datang

"Apaan sih lo Ka, ganggu aja tau ga?" Kesal Rifki melangkah menuju tempat mobilnya terparkir

Rafka hanya menggeleng sambil tersenyum menatap punggung Rifki yang semakin menjauh darinya. 'Tenang Ki, lo akan mendapatkan pengganti yang lebih baik dari Laras' batin Rafka lalu segera menyusul saudaranya.

"Kenapa lagi sih de?" Tanya Yuli saat melihat raut wajah kesal Laras

Belum mendapat jawaban, Yuli mencoba menebak dan melanjutkan "Si Iki berulah lagi? Ngapain lagi dia? Muak juga teteh lama-lama sama dia tuh. Udah di tolak juga"

"Iya teh.. Laras kesel tau ga jadinya. Tapi Laras juga takut teh. Takut ga bisa ngontrol rasa terus luluh lagi. Ya Allah jangan sampai" ucap Laras bergidik ngeri

Ia tak bisa, sungguh ia terlalu takut membayangkan jika sampai hal itu terjadi. Apa jadinya jika ia kembali seperti dulu

"Kamu apa-apaan sih Ras? Ga tau banget jaga perasaan orang" ujar Rifki emosi

"Loh, Laras kenapa a'? Laras minta maaf ya kalau Laras salah" Laras memohon sambil terus memikirkan kesalahannya

"Ah udah lah, ayo pulang!" Kesal Rikfi langsung menarik pergelangan tangan Laras dengan kasar

'Ga jelas banget sih' gerutu Laras yang masih mengekor di belakang Rifki

Ia sangat kesal dengan Rikfi hari ini, ngajak jalan tapi marah-marah terus hanya karena barang-barang keperluan Laras yang tidak penting. Laras memanyunkan bibirnya kesal. Tau begini, ia lebih baik ke studio aja tadi.

Rahasia TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang