Oke, selanjutnya..
Laras akan menjalani ta'aruf dengan pengganti seseorang yang telah ia lepas dengan ikhlas..
Tapi dengan siapa?
Rafka? Sayangnya Laras hanya menganggap ia teman sedari dulu..
Arles? Sementara Arles sendiri belum kepikiran untuk nikah..
Lalu, siapa? Akan kah ada lelaki baru yang hadir dalam kehidupan Laras?Ya sudah, ayo kita baca dulu..
Entah sudah berapa lama Rara menunggu Laras keluar dari kamar mandi. Rasa bosan pun sudah berkali-kali menghampirinya. Hanya saja, ia selalu menemukan penawarnya. Mulai dari menelepon Selfi, membaca buku, bermain game, ngemil dan yang terakhir ia memilih berkaraoke dengan memasang volume tinggi agar kedengaran oleh Laras di dalam sana.
"Kak Laras?" Rara mencoba mengetuk pintu, namun tak ada jawaban
"Kak, Rara tinggal aja ya" ancamnya, tetap saja tidak ada jawaban membuat Rara khawatir. Namun, baru saja ia memegang gagang pintu, tiba-tiba pintunya sudah terbuka sendiri. Pintu kamar mandi tidak di kunci? Heran Rara dan segera mengintip ke dalam. Sesaat, ia tertegun sebelum akhirnya berteriak hingga suaranya terdengar sampai ke ruang tamu.
"Kak Laraaaaaass!" Pekik Rara lalu menutupi mulut dengan kedua tangannya
Yuli yang sedari tadi juga menunggu di ruang tamu bersama teman-teman Laras yang lain dibuat kaget saat mendengar teriakan Rara dari lantai atas, tepatnya di kamar Laras.
"Rara kenapa?" Tanya Reza sesaat setelah ia tersentak kaget
Menatap Indah dan Selfi yang ada di sampingnya lalu tanpa kode apa pun, mereka berlari menaiki tangga menuju ke kamar Laras. Selfi dan Indah paling belakang menyusul, dengan perasaan kaget yang membuat kaki dan tangan mereka seketika dingin dan gemetar membuat pergerakan mereka sedikit lambat daripada Reza dan Yuli.
"Ya Allah, Laras kenapa lagi ya Pi?" ucap Indah sambil terus berusaha mensejajari langkah Selfi dengan megangkat bagian bawah gaunnya
Yuli dan Reza sudah lebih dulu tiba di depan pintu kamar Laras. Tanpa aba-aba mereka langsung membuka dan menampilkan sosok Laras yang berdiri di samping Rara. Memakai gaun putih dengan jilbab yang berwarna senada dengan gaunnya, membuat ia terlihat sangat cantik. Simple dan elegan ditambah dengan semyum yang selalu menampilkan gingsulnya.
"MaasyaAllah, Laras.." gumam Reza melihat Laras yang sudah berdiri dengan anggun di hadapan mereka
"Laras kenapa?" Tanya Indah yang baru saja tiba dengan Selfi. Sambil menengahi Yuli dan Reza yang menghalangi jalannya masuk ke dalam "mana dia? Ayo Pi" ucap Indah sambil terus menarik tangan Selfi yang berada di belakangnya "aduh, tolong dong aku mau mas- syaAllah" belum sempat ia menyelesaikan ucapannya. Ia justru mengubahnya menjadi kalimat pujian ketika berada di depan Laras.
Sedikit menggeleng, menatap Laras tanpa berkedip sekali pun. Indah semakin kagum dengan gadis yang baru dikenalnya beberapa bulan terakhir ini. 'Ternyata dia secantik ini' batin Indah
"Ayo ah, takut terjebak macet ntar" ucap Rara menahan tawanya melihat ekspresi kakak-kakaknya yang tengah terpanah oleh Laras
"E.. eh iya, ayo"
Reza, Selfi dan Rara berada di mobil yang sama. Sedangkan Laras dan Indah berada di mobil yang dibawah oleh Yuli. Indah sengaja datang menjemput dan menemani Laras atas permintaan Rifky. Katanya dia tidak bisa meninggalkan pertandingannya.
"Maasya Allah ya bener kata Iky, eh-" jeda Indah menutup rapat bibirnya, takutnya Laras tidak enak hati ketika mendengar nama Rifky disebut. "Maaf, maksud aku, Arles. Kamu itu cantik banget" puji Indah
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Takdir
Teen FictionTakdir memang selalu begitu, tidak dapat ditebak. Masih dan akan selalu menjadi rahasia. Mungkin kita sering mendapat kode sebelumnya. Hanya saja kita yang masih kurang paham akan hal itu. Bisa jadi, Allah sengaja mendatangkan padamu orang yang kura...