FARSHA--2. TENTANG FARSHA
_ _ _
"Jaya Makmur!" panggil Abra, cowok dengan pakaian yang sedikit gila itu kepada Jaya.
"Apaan?!" balas Jaya jutek. Namanya itu loh, walaupun Makmur emang nama bapaknya sih.
"Rokok disamping lo, ambilin gih!"
Jaya menoleh kesamping, mendapati bungkus rokok. Ia mengangkatnya, mengambil 3 putung rokok yang membuat Abra mencak-mencak ditempatnya.
"Modal woi! Malak mulu!!"
"Ngapa Vit diem-diem?" kata Jaya mengabaikan Abra. Cowok itu menoleh pada Vito, temanya yang sedari tadi sibuk dengan ponsel.
"OLSHOP-NYA NIPU NJIRR!!" teriak Vito tiba-tiba membuat Arven berdecak malas.
"Hah? Apaan? Lo beli apa sih?!" tanya Abra. Pasalnya dari kemaren cowok satu itu sibuk dengan pesananya yang dibeli secara online.
"Baju! Masa gue pesenya udah 2 Minggu lalu. Lah kok belum dikirim?!" kata Vito ngegas. Tak terima.
"Lama banget! Fiks, nipu itu." komentar Jaya.
"NAH KAN! UNTUNG GUE BELUM TRANSFER UANGNYA!!"
Abra menatap Vito cengo. Tanganya mengadah keatas, berdoa. "Ya Allah, matikanlah populasi orang bego didunia. Saya ikhlas dunia akhirat!"
"Woy anjir!! Ven!!" Revan, teman yang senang gosip itu masuk kedalam gudang yang dijadikan mereka markas untuk bolos.
"Farsha pingsan!"
Aren mendongak, mengantongi ponselnya ke saku. "Yang bener!!" ujarnya tajam.
"Sialan! Lo kira gue tipu-tipu?! Dia berantem sama Imelda, terus dimarahin sama Pak Surya. Terus pingsan, sekarang di U-"
"Bangsat," umpat Arven memotong kalimat Revan. Dengan cepat cowok itu menuju UKS.
"Kesana nggak?" tanya Revan menatap temanya yang masih asik bercengkrama.
"Nanti dulu, biarin sama Arpen." Revan mengnagguk mendengar ucapan Abra.
Mereka tak terkejut, Arven dan Farsha itu sahabatnya. Sejak dulu awal masuk SMP. Kondisi Farsha juga mudah melemah, itu sebabnya kenapa Arven selalu mengajak Farsha bolos saat dihukum. Alasanya satu, nanti capek.
_ _ _
"KALIAN BISA MINGGIR NGGAK?! BALIK KEKELAS MASING-MASING!!"
Nyatanya teriakan Bu Sri tak dihiraukan para siswa-siswi yang masih kepo dengan keadaan Farsha. Rumornya yang Farsha nampar Imelda sudah tersebar luas, dan bahkan saat ini ada yang tertawa melihat Farsha tak sadarkan diri.
"Eh beneran Farsha nampar si Imelda?"
"Iya katanya gitu,"
"Kasihan sih, si Imeldanya,"
"MINGGIR BANGSAT!!"
Mereka terdiam. Menatap laki-laki yang menampakkan raut datarnya. Tapi wajah khawatir tampak jelas diwajahnya.
"BUDEK APA GIMANA?! BALIK NGGAK?!!!"
Mereka spontan menyingkir balik kekelas masing-masing. Hinggap satu pertanyaan diotak mereka. Arven ngapain nyamperin Farsha?
Memang tak ada yang tau hubungan keduanya. Dapat dipastikan jika mereka tau hubungan Arven dan Farsha, maka gadis itu akan lebih dihujat maupun dibuly. Siapa yang tak berharap dengan Arven memangnya?
"Asya!" Arven memasukki ruang UKS, terdapat dokter yang sedang memeriksa Asya. Juga ada Bu Sri disana. Sempat mengernyit heran melihat Arven yang datang, tapi menepisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farsha
Teen FictionGadis cantik dengan sejuta rahasia. Dia tak punya keluarga, atau tak pernah dianggap oleh keluarganya. Nakal, bodoh, itu sangat melekat padanya. Sama-sama Bad. Tak ada yang tau hubungan mereka, walaupun hanya sebatas sahabat. Tapi Arven selalu ada d...