Farsha-5. Cemburu

46.4K 6.4K 965
                                    


Yang belum baca Allard mampir dong
_ _ _

FARSHA--CEMBURU!

_ _ _

"Kak Arven kapan terima ajakan Kinan?" nadanya terdengar polos untuk didengar.

Berbeda dengan kuping Arven yang bobrok. Malahan yang Arven risih mendengar kalimat seperti itu, setiap harinya. Matanya menatap tajam gadis dihadapanya. "Nggak usah ngarep," katanya pedas sebelum berlalu dari sana.

"KINAN TUNGGU KOK!!" teriakan itu membuat seluruh siswa-siswi dikoridor menoleh. Tapi mendengus kemudian.

Siapa yang tak kenal Kinan? Gadis polos kelas 11 itu sering mengejar-ngejar Arven selalu. Dari awal dia masuk ke sekolahan ini. Gadis cantik yang malah dibenci banyaknya fans Arven diluaran sana. Tapi banyak juga yang mendukung Kinan melihat betapa polosnya gadis itu.

Arven menyugar rambutnya kasar. Sialan, lama-lama ia tak kuat jika diikuti oleh Kinan terus. Mulai dari meneror ke nomornya, kadang memberikan coklat ke lokernya. Dan hal itu membuat Arven tak suka. Kelihatanya polos, dari nada bicaranya yang terdengar. Tapi kita tak akan tau yang sebenarnya kan?

Langkahnya berbelok ke koridor yang menghubugkan ketaman belakang. Tujuanya untuk ke gudang. Tidur santai, tapi matanya menajam saat melihat siluet gadis yang sangat ia kenali. Berbicara dengan seorang laki-laki.

Mereka terlihat akrab, duduk dibangku taman. Walaupun jarak diantara keduanya jauh sih. Tapi Arven tetap Arven. Pasti nanti ngambek.

"Berduaan mulu! Setan ditengah!!" ujar Arven keras membuat keduanya berjengit kaget. Untung Arven disamping Farsha, bukan ditengah.

"Iri?!" balas cowok itu sinis. Tapi malah menyulut kemarahan Arven.

"Sialan!" umpat Arven keras. Tatapanya beralih menatap Farsha tajam. Membuat gadis itu menunduk.

"Berdiri lo!!" Arven menarik kasar lengan Farsha sehingga gadis itu berdiri tegak.

"Arven," panggil Farsha pelan. Tapi tak ditanggapi.

"Apasih! Orang lagi ngobrol sama gue!!" ujar Cowok itu keras. Tak terima melihat sifat Arven.

"Siapa lo siapa gue?!" pertanyaan yang lebih menjerumus ke pernyataan itu membungkam mulut cowok itu.

"Gak usah sok!" kata Arven keras sebelum berlalu dengan Farsha yang masih ditarik kasar.

"Arven, jangan kasar!" sentak Farsha dengan nada yang terdengar bergetar.

Ia memang tak sekali dua kali melihat Arven berprilaku seperti ini. Tapi rasanya masih asing, ini bukan Arven-nya.

"Diem lo," Arven membuka pintu gudang. Menyeret Farsha masuk kedalamnya.

"Gak usah genit-genit!" omel Arven pada Farsha yang duduk dikursi sofa.

Farsha merengut. "Asya nggak genit. Tadi niatnya mau kesini. Tapi masih dikunci, pas duduk ditaman dia nyamperin. Asya salah apa coba?" ujar Farsha menjelaskan.

"Halah! Sama aja, kalau besok gue lihat lo deket-deket ama cowok lain. Ngambek bakalan!" ancam Arven terdengar serius. Berbeda dengan Farsha yang malah tertawa pelan.

"Emang bisa? Perasaan dua Minggu lalu juga ngomong gitu. Baru sepuluh menit udah peluk Asya," jawab Farsha meremehkan.

"Ya.. Pokoknya awas!"

"Arven cemburu ya?" goda Farsha polos. Gadis itu mengedipkan matanya menggoda malah membuat Arven tertawa.

"Iya, mau apa lo?!" galak Arven kemudian.

FarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang