Farsha-15. Sisi Lain Farsha

31.2K 5.3K 1.2K
                                    


Yang nungguuuu?!

.
.
.

"Mau lo apa sih Far!!"

Farsha mengernyit. Menatap perempuan yang memang seangkatan denganya. "Gue gak sengaja, gitu dipermasalahin?" tanya Farsha bingung. Hanya karena menabrak, jatuh, gitu dipermasalahin?

"GAK SENGAJA MATALO?!! KALAUPUN NGGAK SENGAJA BUKU-BUKU GUE RUSAK SEMUAA!!!"

Oh, jangan lupakan buku-buku mulai dari buku pelajaran, paket dan beberapa tumpuk novel yang berserakan dilantai. Sebagian masih bagus, tapi memang banyak yang tertekuk dan mengakibatkan sedikit sobekan.

Farsha menghela nafas pelan, memilih berjongkok mengambil buku-buku yang dibiarkan jatuh dilantai. Hal itu menjadi tatapan seluruh siswa.

"Lo nggak usah sok bisa nggak sih disini?!"

Farsha mendongak, tatapanya menajam. Cewek itu bangkit, membanting buku-buku yang baru saja diambilnya kasar.

"Sok? Sok yang gimana maksud lo?" Farsha maju selangkah. Menatap perempuan itu datar.

"Sok, gue udah ngampet ini lama. Dari dulu, perhatiin kelakuan lo yang kaya gini!" teriak perempuan itu keras. Menunjuk wajah Farsha dengan jarinya.

Farsha tersenyum remeh. "Gue nggak sengaja nabrak, minta maaf, dan ini yang lo bilang sok?"

"Iya, sok njir. Pacar gue muji dia mulu!"

Sorak riuh terdengar kala salah satu cewek menyeletuk. Farsha menoleh kesamping. Wajahnya memang cantik, tapi jika ucapanya yang bilang bahwa pacarnya sendiri malah memuji Farsha, cantikan siapa?

"Oh, berarti matanya nggak buta kalau cantikan gue daripada elo," jawab Farsha santai.

"Anjing lo!!"

"Ash!! Sialan!!" umpat Farsha saat rambutnya tertarik dari arah belakang.

"DIA BILANG BENER, LO SIAPAA?! JANGAN SOK JADI ORANG BANGSAT!!" cewek tadi menjambak Farsha membabi buta.

Banyak yang melerai, keadaan koridor saat ini malah tambah ricuh. Farsha memejamkan mata, rasanya perih. Tentu saja, tangan Farsha bergerak menggapai rambutnya yang masih jadi bahan tarikan.

"Apasih!!" Farsha berhasil menyentak tangan yang sedari tadi menjambaknya itu.

Mata Farsha menatap nyalang cewek didepanya. "Maksud lo apa?" tanyanya tajam.

Plaakk

Tangan Farsha dengan cepat melayang, mengenai pipi Seya, perempuan yang sedari tadi menjambaknya. Semua menganga, suara tamparan memang terdengar jelas.

Seya memegangi pipinya yang terasa panas, menatap Farsha permusuhan. "Jadi cewek kok kasar?" tanya Seya tersenyum miring.

Farsha mengernyit. "Lo juga kasar kali, ngaca makanya. Oh, pantesan nggak punya malu, orang nggak pernah ngaca," balas Farsha tajam.

Arven yang baru saja datang malah menyandarkan tubuhnya ditembok. Menatap aksi Farsha yang memang mulutnya tak bisa dikontrol. Juga dengan Jaya, Abra, dan Revan yang sudah heboh sendiri.

"Bebeb Asya gue ngapain gelud si ah!!" Abra menarik kerah belakang baju Farsha membuat gadis itu terpaksa mundur beberapa langkah dari posisinya yang dekat dengan Seya kali ini.

"Jangan nakal ngapa sih Sya," peringat Jaya.

Seya yang mendengarnya mencibir. "Emang udah sifatnya kali, nakal, biang onar," balas Seya langsung.

Revan malah lebih asik memunguti buku-buku yang terjatuh. Ini buku loh, jendela ilmu kenapa malah ditontonin? Dari sekian banyak siswa yang berjalan atau berhenti diposisi mereka kali ini nggak ada kesadaran?

FarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang