08. Sandal Berkah

48 33 13
                                    

~Karena sekarang kamu adalah duniaku~

NELLA tergagap saat Deon membawanya ke sebuah tempat paling sakral yang sampai kapan pun takkan pernah ia lupakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NELLA tergagap saat Deon membawanya ke sebuah tempat paling sakral yang sampai kapan pun takkan pernah ia lupakan. Ya, Deon membawanya ke minimarket tempatnya melakukan aksi pencurian roti dua ribuan tempo lalu.

“Tunggu, jadi lo mau nyerahin gue?!”

Nella hampir saja melesat meninggalkan Deon sebelum tangannya dicekal oleh pemuda tinggi itu.

“Ya nggaklah. Mana mungkin aku sejahat itu sama kamu.”

Nella memicing curiga. Naluri bertahan hidupnya menolak kata-kata mutiara Deon. Namun, sepertinya pemuda dengan senyuman kalem itu takkan berbuat macam-macam padanya. Mungkin kali ini ia harus percaya pada Deon.

“Kalo lo bohong, gue sumpahi lo nggak laku seumur hidup!”

Deon mengangguk dan membawa Nella masuk ke dalam minimarket. Gugup. Nella hampir saja kejang-kejang saking gugupnya. Bagaimanapun, Nella telah melakukan sebuah tindakan tercela dan agaknya ia pantas merasa begitu takut dan bersalah.

Deon berhenti di depan kasir dan seorang penjaga kasir menyambutnya ramah, tetapi ketika Nella menampakkan batang hidungnya, penjaga kasir bergender perempuan itu memelotot. Sambil menggebrak meja kasir, ia berucap sarkas,

“Keterlaluan banget kamu, ya! Bisa-bisanya kamu suruh saya lari cuma buat ngejar roti dua ribuan!”

Nella menciut di belakang punggung Deon membuat empunya punggung tak bisa menahan tawanya. Ternyata Nella si Gadis Galak juga bisa berlaku selayaknya pengecut. Menarik Nella keluar dari persembunyiannya, Deon berucap ramah,

“Mbak Dena marah nggak sama dia?”

Perempuan berusia dua puluh tahunan bernama lengkap Denasa Puspita itu menghela napas. “Ya nggaklah! Padahal kemarin aku ngejar ni anak mau nyuruh dia scan dulu rotinya, biar aku yang bayarin. Eh, dia malah lomba lari sama aku.”

Nella mengerjapkan manik kelamnya berulang kali. “Mbak ... nggak marah sama saya? Nggak dendam sama saya?”

Dena menyentil pelan dahi Nella dan tersenyum lebar. “Nggak. Lagian kemarin rotinya udah dibalikin sama Deon. Gajiku nggak jadi dipotong, deh.”

“Hah? Dibalikin?” Nella menatap Deon terkejut, sedangkan yang ditatap malah cengar-cengir sambil menggaruk tengkuknya canggung. Sebenarnya ia tak ingin Nella tahu karena gadis urakan itu pasti akan mengejeknya.

“Saya minta maaf, ya, Mbak, karena merepotkan,” ucap Nella sambil membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat. Tentu ia malu, tetapi diam-diam ia tersenyum, merasa amat senang ketika Deon lagi-lagi menyelamatkannya. Jika waktu itu ia tak menabrak Deon, mungkin kini ia akan hidup dalam rasa bersalah karena mengambil barang yang bukan haknya, sekalipun hanya barang murahan.

DEOLLA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang