~Tiada satu pun manusia di dunia ini dapat memilih kepada siapa hatinya akan berlabuh karena rasa itu tumbuh seiring berjalannya waktu dan mengakar kuat pada sanubari yang perlahan-lahan menyadari bahwa dialah pemilik hatimu~
BERKALI-KALI gadis kurus itu menengok ke sana kemari demi mengatasi kecanggungannya karena sekarang, ia telah berada di dalam rumah pemuda tinggi yang beberapa waktu lalu membuat jantungnya berdebar hebat.
Nella menyeka dahinya yang tiba-tiba saja berkeringat dingin. Belum lagi tatapan sinis yang dilayangkan Velinka padanya betul-betul membuatnya risi, tetapi ia tak bisa bertindak semaunya karena jika ia mengaktifkan mode pejantan tangguhnya, mungkin rumah ini akan terjadi pertumpahan darah atas meleburnya wajah dan tubuh gadis centil itu.
"Nella, kamu suka tempoyak?"
Bunda Hana datang dari arah dapur sembari membawa mangkuk berisi tempoyak yang merupakan makanan khas Jambi, terbuat dari daging durian yang telah difermentasikan. Nella mengangguk antusias. Pasalnya sudah cukup lama ia tak menikmati hidangan rumahan karena setiap hari, ia hanya mengonsumsi mi instan dan telur dadar buatan Netta karena jujur, tidak ada hal yang dapat Nella lakukan dengan baik selain memasak air.
"Baguslah kalau begitu. Hari ini Bunda masak banyak karena Deon bilang, pacarnya itu kurus banget, jadi harus dikasih makan banyak-banyak."
Nella tersenyum paksa dan memicing sinis pada Deon yang duduk di sebelahnya, memasang tampang tak berdosa.
"Tante butuh bantuan saya?" tanya Nella menawarkan bantuan pada Bunda Hana yang terlihat sibuk bolak-balik dari dapur ke ruang makan. Bunda Hana menggeleng dan menepuk pelan kepala Nella.
"Bunda Hana, bukan Tante Hana."
Bunda Hana mengedip pada Nella sebelum akhirnya kembali ke dapur membuat gadis kurus itu kehilangan kata-katanya. Perlahan, Nella menyentuh dadanya. Perasaan ini, perasaan yang sudah teramat lama tak ia rasakan. Saking lamanya, ia hampir melupakan rasa nyaman dan familier ketika Bunda Hana menyentuh kepalanya. Ya, ia teringat mamanya.
Sentuhan hangat itu telah mengantarkan rasa rindu mendalam pada mendiang mamanya yang beberapa tahun lalu meninggal karena penyakit. Sampai kini, Nella masih hidup di bawah bayang-bayang kematian mamanya. Jika saat itu ia lebih tangkas dan menyadari jika mamanya sedang sakit, maka mungkin kini mamanya masih berada di sisinya, tertawa bersama, menghabiskan waktu bersama sambil membahas masa depan macam apa yang akan menghampiri Nella dan Netta.
Namun, masa lalu tidak dapat diubah dan Nella pun menyadarinya. Ia hidup bukan untuk kemarin dan masa lalu, ia hidup untuk hari ini dan masa yang akan datang. Jika ia terus-menerus berduka dan terjebak dalam masa lalu, bukankah pada akhirnya mamanya yang sudah berada di surga dan Netta yang masih membutuhkannya akan merasa sedih?
"Nell, kamu nggak apa-apa?"
Nella tersentak dan lekas-lekas menggeleng ketika melihat wajah khawatir Deon. Demi Tuhan, ia bukan bocah lima tahun yang harus selalu diawasi ataupun dijaga sebaik mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEOLLA ✔
Teen Fiction"ɢɪʟᴀ ᴀᴊᴀ ɢᴜᴇ ᴅɪꜱᴜʀᴜʜ ᴊᴀᴅɪ ᴘᴀᴄᴀʀ ʙᴏʜᴏɴɢᴀɴ ᴅɪᴀ! ʏᴀ ᴍᴀᴜʟᴀʜ ɢᴜᴇ! ᴄᴀɴᴅᴀ ᴍᴀᴜ ᴍᴡᴇʜᴇʜᴇʜᴇ ...." //DEOLLA// Nella Himela adalah seorang pencuri amatiran. Di debut pertamanya sebagai seorang maling, ia tertangkap basah oleh penjag...