16. Official

48 33 1
                                    

~Kamu mungkin nggak sadar, tetapi kamulah yang membuatku kuat. Perlahan, hidupku telah seutuhnya bergantung padamu~

 Perlahan, hidupku telah seutuhnya bergantung padamu~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SORAK-sorai seluruh siswa membanjiri lapangan basket. Sebagian besar memuji keberanian Nella yang mengajak Deon menjadi pacarnya, tetapi sebagian lagi berbisik tak suka karena tingkah Nella dinilai terlalu blak-blakan dan tak tahu tempat.

Namun, siapa peduli? Nyatanya Deon-lah yang pertama kali mengajak Nella menjadi pacarnya dan baru hari ini Nella menerimanya. Bahkan, gadis kurus itu berani menyuarakannya dengan lantang.

Deon tersenyum miring. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, pemuda itu berdiri tempat di hadapan Nella yang masih memasang senyum lima jari. Lapangan mendadak hening, begitu pula Pak Malik yang ikut-ikutan diam memperhatikan. Melihat kelakuan Nella dan Deon mengingatkannya pada masa muda, saat-saat rambutnya tidaklah selicin ini.

“Nggak.”

Lapangan kembali ricuh. Bahkan, ada yang dengan terang-terangan menertawakan kemalangan Nella. Ditolak saat disaksikan oleh puluhan siswa itu betul-betul memalukan. Nella melunturkan senyumannya, hampir saja mencakar wajah menyebalkan itu sebelum empunya membuka suara lagi.

“Akan kuulangi lagi pertanyaanku yang kemarin.” Deon menyejajarkan tingginya dengan Nella, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah gadis manis itu. “Nella Himela, kamu mau jadi pacarku nggak?”

Menyadari sesuatu, Deon menggeleng pelan. “Kalo pertanyaan, mungkin kamu nggak mau jawab. Sekarang, kamu jadi pacarnya Deon Wayansa, ya.”

Jantung penghuni lapangan basket benar-benar diuji hari ini. Diuji seberapa keras mereka dapat menahan ke-uwu-an atau seberapa ambyar mereka ketika melihat kelakuan tak berakhlak Deon dan Nella.

“Beneran jadian, dong,” gumam Ivori sambil memelotot tak percaya. Bagaimana gadis berpipi tembam itu tak terkejut jika teman bobroknya pula yang mendapat kekasih lebih dulu. Sebuah penghinaan, tetapi syukurlah. Ivori bahagia karena pada akhirnya Nella menemukan tambatan hatinya sehingga ia tak perlu khawatir jika gadis urakan itu akan kesepian.

“Aku kapan bisa gitu?” Arlis yang berdiri di samping Ivori menghela napas nelangsa.

“Jomlo dari lahir bisa apa,” ucap Ivori sambil merapat ke Arlis, lalu keduanya berpelukan saling menguatkan.

“Alah, lebai banget kalian. Ni, Agung masih jomlo. Sikat ajalah.”

Langsung saja Dhimas mendapat satu jitakan sayang di kepalanya. Tentu saja pelakunya adalah ketua kelas tercinta, Agung.

DEOLLA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang