26. (Nayya dan Restu Abah)

2.3K 249 59
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
°°°

"Sebaik-baik Cinta adalah Cinta dengan Restu. Sebab Cinta tanpa restu adalah hal yang sia-sia."

***

Pagi ini tepat dengan kegiatan Pesantren yang libur, Azmi akan izin untuk keluar sebab Ia akan mengikuti undangan bersama Syubban yang memang kebetulan tengah ada acara di daerah Tangerang. Momen ini pun pas bagi Azmi karena ia bisa ikut Syubban setelah sekian lama ia tak bergabung di majlis itu.

Berbeda dengan sebelumnya jika Mobil Syubban akan menjemput ia ke Pesantrennya namun kali ini Azmi akan berangkat dengan diantar pengurus Pesantren menuju Lokasi acara karena tim syubban telah sampai di lokasi sejak malam tadi.

"Ane pamit ya," Pamit Azmi kepada ketiga temannya yang nampak sedang bergelut dengan dunianya masing-masing.

"Berangkat sekarang Az?" Tanya Haikal yang awalnya tengah membaca kitab nampak menjedanya.

Azmi nampak menenteng tas ke pundaknya sembari memakai pecinya dan mengangguk menjawab Pertanyaan Haikal.

"Iya Gus, tim Syubban udah ada di lokasinya." Balasnya.

"Fii Amanillah Az," Ujar Afnan Saat Azmi mendekatinya untuk bersalaman dengannya dan tentunya dengan Haikal dan Yusuf juga.

Meski beberapa hari yang lalu mereka sempat memiliki masalah, terlebih lagi Azmi yang merasa tersindir dengan ucapan mereka bertiga namun tak lama setelah itu mereka kembali berteman seperti semula.

"Aamiin Jazakallah. Ane keluar ya Assalamualaikum" Ujarnya sebelum akhirnya ia meninggalkan ketiga teman-temannya dan mulai menuju Ndalem untuk berpamitan dengan Kyai Ulil sebelum ia pergi.

Seiring dengan langkah Azmi yang terus berjalan menuju Ndalem, tak sedikit Santriwati yang ia temui di jalan menuju Ndalem karena kebetulan kegiatan Pesantren sedang libur sehingga para Santri banyak yang berlalu lalang di area umum Pesantren.

Dan hal yang tidak Azmi anehkan lagi adalah pasti ia akan menjumpai perempuan yang di juluki kaleng Rombeng oleh Haikal, siapa lagi kalau bukan Alma.

Azmi sempat berpapasan dengannya dan berusaha tetap menunduk namun Alma melaluinya begitu saja tanpa ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulutnya.

"Tumben?" Batin Azmi seiring dengan langkah Alma yang telah melaluinya bahkan Azmi sempat menengoknya dan nyatanya Alma juga tidak menengok balik.

Ini begitu aneh dan langkah baginya, baru kali ini ua berpapasan dengan Alma namun Alma tidak mengatakan apapun. Apa yang terjadi?, fikirnya.

Setelah mengingat ingat lagi, Azmi ingat pertemuannya dengan Alma yang kala itu bersama Fahira juga Alvian. Ya, saat itu Azmi tengah bersama Nayya, itu terakhir kalinya Alma berbicara banyak kepadanya untuk menanyakan siapa Nayya, dan mungkin nampaknya Fahira telah menceritakan kepadanya tentang siapa Nayya sehingga membuat Alma Menjauh.

Azmi merasa lega jika karena itu, setidaknya setelah pertemuan itu Alma akhirnya berhenti mengejarnya, lagian tidak terfikir sedikitpun Azmi tertarik dengan Alma meski Alma memiliki wajah yang sama dengan Fahira.

Meskipun tanpa sadar, Azmi sebenarnya telah menyakiti Alma dan Fahira secara bersamaan. Azmi sama sekali tidak memikirkan itu.

Hingga akhirnya Azmi sampai di Ndalem dan bergegas masuk untuk menemui Kyai Ulil guna berpamitan barulah selepas berpamitan, Azmi pun mulai bersiap untuk menuju Lokasi Acara yang akan di hadiri Syubban nanti malam.

Hatiku Memilihmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang