بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
°°°"Aku, kamu dan cerita kita sudah menjadi kisah yang telah berlalu. Tak akan mungkin kembali seperti dulu, kecuali jika kita memulai kembali cerita yang baru."
***
Kegiatan belajar-mengajar telah dimulai, dan hampir sudah seminggu berlangsung, Fahira yang merupakan Santri baru disini pun mau tidak mau mesti menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, yang tentunya berbeda dengan saat di Pesantrennya dulu.
Fahira tinggal satu Asrama bersama Alma juga Ifa, namun ketiganya sama sama berbeda kelas apalagi Ifa yang merupakan adik kelasnya. Di kelasnya, Fahira mendapat satu orang teman yang tinggal di kamar Asrama sebelahnya yang setiap harinya selalu berangkat bersamanya, namanya adalah Shabira.
Shabira memang sangat berbeda dengan Fisya yang menurut Fahira ramai dan berisik, namun ia tidak pernah bosan mendengar celotehannya. Shabira sendiri menurut Fahira sedikit lebih kalem dan pemalu.
"Sha, tugas dari Ustadzah yang pake kerudung merah waktu itu udah belum?" tanya Fahira kepada Shabira saat mereka baru saja mengikuti kelas pagi dan hendak kembali ke Asrama.
"Ustadzah Fira, Fa namanya." Shabira nampak terkekeh.
"Iya itu maksudnya. Aku lupa nama beliau, kamu udah?" tanyanya lagi.
"Alhamdulillah udah Fa. Kamu?" Shabira bertanya balik membuat Fahira mengangguk cepat.
"Fa, kamu kan saudara kembarnya Alma, sepupunya Gus Haikal, keponakannya Abah Kyai, kenapa kamu ngga Mondok disini dari dulu?" tanya Shabira tiba-tiba.
"Ceritanya Panjang Sha. Insyaallah kapan kapan aku ceritain deh," Balas Fahira yang di setujui juga oleh Shabira.
"Kamu dulu mondok dimana?" tanya Shabira lagi.
"Pesantren Hubbul Wathon di Jakarta pusat." jawab Fahira sembari terus berjalan bersama dengan Shabira tentunya.
Dan kebetulan kali ini mereka tengah melewati Area umum sehingga mereka terus menunduk untuk menjaga pandangan karena disini banyak Santri putra yang berlalu lalang sebab memang sekarang semua Santri hendak kembali ke Asramanya masing-masing setelah mengikuti kelas pagi.
"Tapi kamu sama Alma beda banget Fa," ujar Shabira membuat Fahira menatap ke arahnya.
"Beda apanya Sha? Wajahnya?" tanya Fahira yang dibalas gelengan oleh Shabira.
"Bukan. Sifat kamu sama Alma itu beda banget. Alma kan kamu tau orangnya ngga bisa diem, banyak omong apalagi kalo sama Gus Azmi, tapi setelah aku kenal kamu, kamu lebih alim dari Alma." jelas Shabira.
"Aku juga ngga tau kenapa Alma bisa kaya gitu." Fahira terkekeh begitu juga dengan Shabira.
Sampai langkah mereka tak sengaja berpapasan dengan keempat Santri Putra yang membuat Fahira dan Shabira terus menunduk sebab Fahira tau keempat Santri Putra ini adalah Haikal dan kawan-kawannya.
"Assalamu'alaikum Neng Aca," sahut salah satunya yang dapat Fahira kenali suaranya. Itu adalah suara Yusuf, sebab Fahira tau dari cerita Haikal jika Yusuf menyukai Shabira dan sering memanggil Shabira dengan sebutan Aca.
"Wa'alaikumsalam," balas Shabira singkat.
"Ada dua orang kali Suf, yang di sapa Shabira aja." ujar Haikal.
"Oh iya ada Ning Fahira juga, Assalamu'alaikum Ning," sapa Yusuf kepada Fahira.
"Wa'alaikumsalam. Panggil nama aja Suf, ngga perlu di tambahin Ning." balas Fahira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatiku Memilihmu [END]
Spiritual[CERITA FIKSI NO REAL‼️] **** Bagi Azmi, cinta pertamanya adalah seorang perempuan yang merupakan teman kecilnya yaitu Nayya. Kepergian Nayya tanpa jejak membuat Azmi menjadi lelaki yang terkesan dingin dan cuek termasuk kepada penggemarnya. Azmi...