47. (RESTU)

2.6K 265 159
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
°°°

"5 huruf paling membahagiakan, yang merupakan puncak atas segala perjuangan, ialah RESTU."

***

Azmi tersenyum lega. Ia dan kepolisian berhasil melakukan penangkapan kepada Ibu Tiri Fahira dan Rayhan tepat sebelum Rayhan mengucap ijab qobulnya dan itu artinya pernikahan mereka belum sah.

Ia bisa melihat Fahira yang nampak cantik terbalut gaun pengantin dan riasan Make upnya kini telah bercampur air mata. Ya, saat ia mengikuti kepolisian untuk menangkap Ibu Tiri Fahira dan Rayhan saat itu juga Azmi memunculkan diri membuat Fahira terkejut.

Azmi sudah menebaknya. Fahira pasti terkejut melihat kedatanganya bersama Polisi apalagi saat melakukan penangkapan tersebut, namun Azmi cukup senang karena sepertinya pernikahannya dengan Rayhan gagal.

Tapi tak lama saat penangkapan berlangsung, Ayah Fahira mendadak pingsan tak sadarkan diri karena sepertinya syok melihat kejadian penangkapan tersebut hingga ia langsung dibawa ke Rumah sakit.

Saat telah berada di Rumah sakit, Azmi juga ikut ada disini bersama Fahira tentunya, juga Ummahnya dan juga Alma. Serta beberapa Polisi yang juga menunggu Ayah Fahira di periksa oleh Dokter yang menanganinya.

Ia ada disini namun ia berada cukup jauh dari Fahira karena ia takut Fahira masih marah kepadanya. Azmi juga hanya memperhatikan Fahira dari jauh, sampai sesekali Fahira juga menatapnya balik sebelum akhirnya Dokter yang menangani Ayahnya keluar dari Ruangan itu.

"Dokter gimana keadaan Ayah saya?" tanya Fahira buru-buru.

"Ayah kamu baik-baik saja. Hanya saja tadi mungkin ia sangat syok sampai pingsan. Sekarang beliau juga sudah sadar, beliau berpesan kepada saya untuk memanggilkan anaknya, Fahira." ujar Dokter hingga gema Hamdalah pun terdengar.

"Saya anaknya Dok. Saya boleh masuk?" tanyanya lagi yang dibalas anggukkan oleh sang Dokter.

Lepas itu Fahira memasuki Ruangan tempat Ayahnya di rawat untuk melihat keadaannya. Ia masuk sendirian dan membiarkan semuanya masih berada diluar.

Perlahan Fahira mulai membuka pintu Ruangan tersebut hingga menampilkan Ayahnya yang masih terbaring di ranjang Rumah sakit. Dengan cepat Fahirapun menghampiri dan memeluknya.

Sang Ayah juga nampak membalas pelukan putrinya dengan hangat, bahkan isak tangis air mata terdengar oleh Fahira karena tanpa ia sadari Ayahnya telah berderai air mata.

"Maafin Ayah Nak," lirih Herman tiba-tiba.

"Ayah ini orang yang jahat," tambahnya.

"Ayah banyak salah sama kamu." Herman kembali terisak.

Fahira makin terisak mendengarnya, hingga akhirnya pelukan itu terurai. Fahira berusaha menunjukkan senyumannya kepada sang Ayah.

"Fahira udah maafin Ayah dari dulu. Fahira ngga pernah dendam sama Ayah." jawabnya.

"Ayah ini, Ayah macam apa Nak? Ayah yang ngga baik buat kamu." lanjut Herman.

"Bahkan Ayah mau menikahkan kamu dengan orang yang mau membunuh calon mertuanya." Fahira pun tak mampu menahan air mata saat mendengarnya.

"Ya Allah... Ayah banyak dosa sama kamu Nak, Ayah juga banyak dosa sama Allah."

"Ayah sudah sadar sekarang," Herman menatap putrinya.

"Ayah mau taubat Fahira." ujar Herman membuat Fahira kembali tersenyum karena ia bahagia mendengar Ayahnya mengatakan itu.

"Alhamdulillah Yah," gumam Fahira kembali memeluk Ayahnya.

Hatiku Memilihmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang