2belas

1.4K 230 23
                                    

|
|



Siyeon memasuki kios bunga YooHyeon tapi tak menemukan gadis pujaan hatinya itu. Mengitari seluruh ruangan tetapi tetap tak menemukan YooHyeon. Sampai suara lonceng berbunyi menandakan ada orang yang masuk kedalam kios. Siyeon tak bergeming dari tempatnya hanya tatapannya yang terus mengikuti gerak laki - laki itu yang seperti acuh dengan kehadirannya disana atau tidak tahu bahwa ada sosok lain selain dirinya dan hanya terus berjalan masuk kedalam ruangan yang Siyeon yakini adalah gudang. Terdengar suara pelan didalam sana sebuah suara yang sangat familiar ditelinga Siyeon yang perlahan mendekat kearah pintu yang sengaja ditinggalkan terbuka oleh laki - laki itu.


YooHyeon tampak sedang merapikan beberapa macam bunga kedalam sebuah pot yang cukup besar dengan dibantu laki - laki yang baru saja datang dan mengangkat pot bunga yang sudah selesai YooHyeon tata. Langkahnya terhenti ketika bertemu pandang dengan Siyeon yang mengangguk dan tersenyum canggung. Karena tentu ini bukan pertama kalinya mereka bertemu, I.M membungkuk memberi salam sebelum akhirnya melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, meninggalkan Siyeon yang masih berada diambang pintu memperhatikan YooHyeon yang masih serius dengan kegiatannya sambil bersenandung.



" Permisi. "      YooHyeon memutar badannya mendengar suara Siyeon dengan seutas senyum tak lepas dari bibirnya membuat Siyeon menarik nafas panjang mengisi pasokan udara dalam paru - parunya

" Hai, sudah lama ? Maaf aku tidak mendengar lonceng pintu tadi. "      YooHyeon yang akan berdiri dari duduknya ditahan oleh Siyeon yang berjalan cepat menghampiri YooHyeon

" Lanjutkan saja, ehm kira - kira ada yang bisa aku bantu ?"          YooHyeon menatap Siyeon sedikit ragu

" Aku serius ingin membantu tapi aku juga takut jika justru membuat kekacauan nantinya tapi sungguh aku ingin membantumu. "


YooHyeon tersenyum mengangguk dan berdiri dari duduknya membuat Siyeon bingung, tak lama YooHyeon kembali membawa sarung tangan yang disodorkan pada Siyeon dan sebuah gunting kecil. Siyeon menerima dan langsung memakainya serta menerima gunting kecil itu. Melihat apa yang sedang di lakukan oleh YooHyeon dengan cermat, tentu dia tidak ingin kehilangan muka jika nanti membuat kesalahan jadi sebisa mungkin dia ingin tampil sempurna di depan YooHyeon.


Hampir setengah hari Siyeon menemani dan membantu YooHyeon, dalam hati membenarkan apa yang Chaeyoung dan Jisoo katakan kemarin, membiarkan semuanya mengalir dengan sendirinya. Tak ada lagi rasa canggung dalam diri Siyeon, semua terasa sempurna untuknya....saat ini.



YooHyeon tampak menjelaskan sesuatu pada I.M, sementara Siyeon sembari menunggu masih dengan memperhatikan beberapa tanaman hidup yang berada disana. Mungkin baru pertama kalinya dia benar - benar memperhatikannya, dia bukan seseorang yang suka dengan alam atau tanaman, teringat lagi satu kalimat dari Chaeyoung sebelum dia pergi dengan Jisoo tadi ' cinta bisa membuat kita menjadi orang lain. ' memenuhi kembali pikirannya, beralih kembali menatap YooHyeon yang membalasnya dengan sebuah senyuman, Siyeon berguman dalam hatinya



' Dia merubahku menjadi Siyeon dengan versi yang bahkan aku sendiri tidak mengenalnya. Jika aku tidak mengenalnya aku tidak akan pernah mengerti tentang perjuangan meraih sesuatu. Jika aku tidak mengenalnya maka aku tidak akan pernah merasakan takut kehilangan bahkan sebelum aku memilikinya. Dia mengajarkanku banyak hal, mengalahkan segala ketakutanku, menekan segala egoku. Dia mengajarkanku arti cinta yang berbeda.

Andai aku tak bertemu denganmu aku takkan tahu apa itu kekuatan dan kebaikan, tak bisa melihat apapun hanya menangis disudut ruangan. ' ( *Ananta ni Deawa Nakeraba by Aimer )





Rainbow LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang