2puluh1

1.2K 217 17
                                    


°

°°

°°°

°°°°

°°°°°

°°°°°°

°°°°°°°

°°°°°°

°°°°°

°°°°

°°°

°°

°

Suara musik terdengar mengalun memenuhi apartment Jisoo yang duduk berpikir sesuatu. Setelah perdebataannya dengan ayah Chaeyoung beberapa hari yang lalu membuatnya berpikir keras, apa yang harus dia lakukan sekarang, adiknya menjadi lebih pendiam dari biasanya, dan dia juga bisa melihat dengan jelas terkadang Chaeyoung terlihat sedih setelah ibunya menelponnya.

Sungguh situasi yang membuatnya sangat pusing. Suara bel pintu apartmentnya membuyarkan lamunan Jisoo yang beranjak kearah pintu setelah mematikan musik dari ponselnya.



" Jennie ?"

" Boleh masuk ?"

" Boleh, masuk Jen. Mau minum apa ?"

" Tidak usah Chu, aku hanya sebentar saja. "

" Sungjae mana ? Tumben sendirian. "

" Dia ada dibawah. "

" Ada yang bisa aku bantu ?"

" Masih ingat tawaran kerja yang aku berikan waktu itu ?
Mereka tidak mau menerima kontrak kita tanpa kamu Chu. "


" Jadi ? Aku sudah mengatakan tidak bisa Jen. Apalagi saat ini SuA dan aku juga sedang membutuhkan uang, jadi aku juga tidak bisa egois Jen. "

" Kalau kamu butuh uang kenapa tidak menerima tawaran mereka saja Chu ?"

" Jen, lalu SuA ? Aku tidak bisa meninggalkan dia begitu saja setelah dia membantuku. "


Jennie terdiam, sangat sulit bicara pada Jisoo yang memang sangat keras kepala tak jauh berbeda dengannya. Tapi Sungjae yang terus memaksanya agar membujuk Jisoo agar mau bergabung dengan mereka dan melepaskan kontrak yang lain. Merasa pusing sendiri Jennie mengacak rambutnya sendiri dan duduk di sofa dengan kepala tertunduk.


" Maaf Jen tapi aku harap kamu paham situasiku. Aku memang sedang butuh uang tapi bukan berarti aku melupakan hal lain yang lebih penting. "

" Aku mengenalmu Chu, aku paham tapi aku juga tidak mau mengecewakan mereka. Kamu tahu Chu, mereka bisa membantu kita membuat album rekaman. Kamu selalu bilang selama itu bukan karena keluargaku atau Sungjae dan karena hasil kerja kita sendiri. Jadi ini kesempatan emas kita Chu. "

" Jen, aku tidak bisa. "

" Aahhh, pusing aku, terus aku harus gimana. "

" Berikan aku kontak mereka biar aku yang hubungi mereka. "

" Dari kemarin gitu kek, jadi ngga pusing aku urusin. Nih. "



Jisoo meraih kartu nama yang diulurkan oleh Jennie. Jennie menatap Jisoo yang sedang mengetikkan nomor ponsel kedalam kontaknya, menarik ulur rasa penasarannya pada orang yang sudah menjadi pacar Jisoo. Tapi juga malu kalau mau bertanya blak - blakan rasanya sangat canggung membahas soal itu karena Jisoo sangat menutup erat privasi nya.

Rainbow LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang