3belas

1.2K 211 13
                                    

|
|

" Kenapa tidak bilang kalau kamu bisa bawa mobil ? Kalau tahu daritadi aja kamu yang setir. Memang asli menyebalkan ya kamu. "

" Kamu ngga tanyakan ? Ya udah sekali - kali aku yang jadi boss bolehkan. "

" Kan mang menyebalkan. "


Jisoo tertawa melirik Chaeyoung sekilas sebelum kembali fokus pada jalanan yang mulai rame karena hari sudah menjelang sore. Jalanan ibukota yang tak akan pernah sepi oleh lalu lalang mobil, seakan tak akan pernah ada matinya. Apalagi diwaktu menjelang sore seperti ini dimana para pekerja akan pulang kembali kerumah mereka setelah seharian berkutat dengan pekerjaan mereka. Pernah terlintas dipikiran Jisoo ketika lulus dari sekolahnya akan mendapatkan pekerjaan sebagai pegawai kantor atau dia akan lolos seleksi menjadi salah satu top idol di negaranya. Tapi semua kembali hanya menjadi mimpi baginya.

Melihat ibunya yang berangkat pagi buta dan kembali sore hari dengan wajah lelahnya tapi tak sekalipun Jisoo mendapati ibunya mengeluh, membiayai kedua putrinya sendirian tanpa bantuan siapapun, saat itu pula dia bertekad akan menggantikan posisi ibunya sebagai tulang punggung keluarga mereka. Satu hal yang dia pelajari dari ibunya, jangan pernah mengandalkan orang lain untuk hidupmu sendiri. Dua kali ibunya membina rumah tangga dua kali pula harus menelan pil pahit karena harus ditinggalkan.

Ayah kandungnya meninggalkan mereka ketika Jisoo berusia dua tahun, tak banyak yang bisa Jisoo ingat dari ayah kandungnya. Ibunya menikah kembali dan mendapatkan seorang putri ketika Jisoo berusia empat tahun. Yang awalnya dia berpikir bahwa kali ini dia mempunyai kesempatan merasakan kasih sayang dari seorang ayah tapi seakan takdir mempermainkannya. Ayah tirinya meninggalkan rumah saat mereka beranjak dewasa. Yang membedakannya hanyalah saat itu dengan jelas Jisoo mengingat segala hal tentang ayah tirinya yang justru meninggalkan bekas luka dihati mereka.

Dia harus menyaksikan dan mendengar sendiri bagaimana ayah dan ibunya bertengkar. Bagaimana ibunya berjuang mempertahankan rumah tangganya lagi. Ibunya yang mulai merintis kios bunga agar mereka bisa bertahan hidup. Sampai akhirnya ayahnya memilih pergi bersama dengan wanita lain. Kali ini yang terlihat paling terluka adalah YooHyeon, memohon pada ayahnya agar tetap bersama mereka tapi tanpa lagi melihat kebelakang ayahnya pergi. Buta hanya karena harta dan melupakan siapa yang sebenarnya menjadi keluarga kita.

Jisoo memarkirkan mobil Chaeyoung didepan sebuah gedung, Chaeyoung meraih tangan Jisoo yang terbebas dan merasa tak peduli jika ada orang lain yang akan melihat mereka atau bergosip tentang mereka. Tapi saat teringat Jisoo, Chaeyoung melepaskan kembali tangannya yang membuat Jisoo memasang wajah heran menatap Chaeyoung disebelahnya.


" Kenapa dilepas ?"

" Aku.. tidak semua orang akan menerima hal - hal seperti ini kan ?"

" Maksudmu kamu lebih suka merahasiakan tentang hubungan seperti ini ?"

" Tidak bukan seperti itu. Aku lebih suka menjadi diriku sendiri tanpa harus bersembunyi dibalik topeng. "

" Lalu ?"

" Aku belum tahu bagaimana pemikiranmu tentang ini jadi aku takut kalau kamu keberatan dan lebih suka secara diam - diam. "

Jisoo tersenyum dan meraih kembali tangan Chaeyoung setelah membenarkan tas gitarnya berjalan kembali menuju sebuah pintu. Lisa memasang wajah malas melihat Jisoo yang datang bersama Chaeyoung dan lagi - lagi dengan bergandengan tangan. I.M menepuk pundak Lisa agar menyembunyikan wajah jeleknya. Jennie hanya memandang sekilas sebelum kembali berdiskusi dengan MinHyuk dan SungJae.

" Sepertinya mereka tidak menyukaiku. "

" Kita tidak bisa mengharapkan semua orang agar menyukai kita. Kamu disini untukku bukan mereka, jika mereka benar temanku seharusnya mereka mengenalmu dahulu sebelum menilai hal buruk tentangmu hanya karena satu hal. Apalagi jelas itu bukan kesalahanmu juga. "

Rainbow LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang