Am I Right?

82 17 0
                                    

Setelah kejadian malam itu, Inseong sudah memutuskan bahwa dirinya akan menuruti permintaan Jisoo. Meski hal itu sangat beresiko tapi Inseong sudah membuat keputusan.

Semua teman-temannya sudah tau, mereka juga sangat terkejut atas hal ini. Bahkan Rowoon dengan tegas menolak dan berniat untuk membujuk Jisoo agar tak melakukan hal itu. Tapi Inseong dengan tegas menolak hal tersebut.

Tak apa pikirnya. Mungkin perasaan itu akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu, tapi ya, siapa yang tau.

Pagi ini cuaca terasa dingin. Semua siswa mengenakan jaket tebal. Mungkin karena musim dingin akan segera tiba.

Bel masuk masih 30 menit lagi. Inseong dan teman-temannya kini sedang duduk di bangku taman, bersama dengan Jisoo dan Eunji.

Kini, Jisoo dan Rowoon duduk di bangku taman, sedangkan yang lain berdiri di sekeliling nya. Eunji yang kala itu berdiri tepat di samping Inseong hanya bisa menunduk malu.

"kenapa menunduk terus?" Inseong bertanya sambil sedikit berbisik di telinga Eunji.

"hm? Ah, tidak ada." ucap Eunji gugup.

"kau sudah sarapan?" tanya Inseong dan Eunji menggeleng.

Pria itu kemudian mengeluarkan sebungkus roti dan susu kotak dari saku jaket nya. Eunji menatap kedua makanan itu dengan bertanya.

"ini, makan lah." ucap Inseong memberikan makanannya. Dan Eunji menerimanya.

Teman-temannya yang melihat hal itu hanya dapat menghela nafas samar, sedangkan Jisoo tersenyum senang.

"Rowoon-ah, nanti sore ayo main." ucap Jisoo penuh semangat.

"baiklah, aku akan menjemput mu." ucap Rowoon.


🌰🌰🌰



Jam menunjukan pukul 6 sore. Waktunya untuk pulang. Inseong yang terbiasa untuk langsung pulang ke rumah dan beristirahat kini berdiri di depan kelas Eunji menunggu gadis itu keluar dari kelas nya.

"yak Eunji! Bawa ini." ucap Hyein melempar tas nya dan berjalan mendahului gadis itu.

Eunji berjalan mengikuti langkah Hyein, tapi saat sampai di depan pintu, Inseong merebut tas tersebut dan melemparkan nya tepat mengenai kaki Hyein.

"kau punya tangan kan?" tanya Inseong dengan sarkas.

Pria itu langsung menarik tangan Eunji, meninggalkan Hyein yang kini sedang bergumam tak jelas.

"aku harus kembali Inseong. Aku akan dalam masalah jika mengabaikannya." ucap Eunji lirih.

Inseong menghentikan langkah nya, otomatis Eunji ikut berhenti. Dirinya kini tertunduk, takut atas kalimat terakhir yang dia ucapkan.

"kau tak perlu lagi khawatir tentang dia. Bukan kah kau hanya tinggal dengan ayah mu? Sedangkan Hyein bersama ibu tirimu, apa lagi yang perlu kau takut kan?" tanya Inseong dengan amarah di mata nya.

"kau tidak tau keluarga seperti apa mereka? Mereka kejam, mereka bahkan menipu ayah ku dan memgambil seluruh hartanya hingga kami menjadi miskin seperti ini. Ayah ku sedang sekarat dirumah sakit sekarang. Jika aku tak menuruti nya kali ini, dia pasti akan mengancam ku. Dia akan mencabut semua alat bantu ayah ku." Eunji meluapkan semua emosi nya. Tidak, dia tidak marah pada Inseong, dia hanya khawatir tentang keadaan ayah nya saat ini.

"kau tak perlu khawatir akan apa pun. Hal itu tak akan terjadi." ucap Inseong dengan tegas.

"bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Hiks. Aku hanya punya ayah ku. Aku takut." Eunji mulai menitikan air matanya, jujur Inseong merasa sangat bersalah.

Pria itu kini menarik wanita di hadapan nya kedalam dekapan hangat. Mengusap pelan rambut hitam itu dan sesekali menepuk pundak nya pelan guna memberi ketenangan.

"ayo beli es krim. Aku akan membelikan nya untuk mu." ucap Inseong dengan senyuman nya.

Kini mereka duduk di bangku taman menikmati es krim mereka. Hanya keheningan yang menemani hingga es krim itu habis tak tersisa.

"apa kau mau jalan-jalan dengan ku?" tanya Inseong dan Eunji sedikit berpikir.

"kurasa aku tidak bisa. Aku harus ke rumah sakit untuk melihat kondisi ayah ku." ucap Eunji tersenyum simpul.

"kalau begitu aku ikut." ucap Inseong membuat Eunji tersenyum.


🌰🌰🌰




Kini Inseong dan Eunji berada di kamar ruang rawat ayah Jung. Pria itu kini tak berdaya. Alat bantu pernapasan dan yang lainnya pun turut menghiasi tubuh ringkih itu.

"sejak kapan ayah mu dirawat?" tanya Inseong.

"dua minggu yang lalu. Dia sudah seperti ini sejak dua minggu yang lalu." ucap Eunji pelan.

"permisi? Maaf mengganggu." kedua remaja itu menoleh saat mendengar suara seorang pria.

"ya? Ada apa pak?"

"mohon maaf sebelumnya, tapi kami terpaksa harus melepas alat bantu ayah mu."

"apa?! Tapi kenapa?" Eunji panik saat kalimat mendengar perawat itu.

"kau belum membayar biaya rumah sakit ini. Dan ibu mu yang meminta." ucap perawat itu membuat Eunji terduduk lemas.

"apa kalau aku membayar biaya nya alat nya tidak di lepas." ucap Inseong membuat perawat itu berpikir sejenak.

"kau bisa ikut kami untuk mengurus administrasi." ucap perawat tersebut berjalan mendahului Inseong.

Pria itu baru saja melangkah kan kaki nya tapi Eunji yang masih terduduk menahan tangan pria itu.

"ada apa?" tanya Inseong.

"kau mau apa? Biaya untuk semua ini tidak sedikit." ucap Eunji lirih.

"sudah ku bilang kau tidak perlu khawatir akan apa pun. Aku yang akan mengurus nya." ucap Inseong dengan tegas.

Eunji hanya menatap lurus dengan tatapan kosong. Hingga dia tak sadar kalau Inseong sudah kembali dan kini berdiri di hadapan nya.

"ibu ku ada disini. Dia boleh masuk?" tanya Inseong. Eunji tidak menjawab membuat Inseong merasa frustasi. Pria itu mengusap wajah nya dengan kasar dan kini berjongkok di hadapan wanita itu.

"Eunji! Eunji? Eunji!? kau dengar aku?" Inseong menepuk pelan pipi Eunji.

Eunji mengerjap. Gadis itu kemudian bangkit dengan lusuh. Nyawa nya seperti meninggalkan raga nya. Entah apa yang ada di benak nya saat ini.

"ibu ku ingin bertemu dengan mu. Apa kau bisa?" tanya Inseong lagi dan Eunji hanya mengangguk sebagai jawaban.

Inseong keluar dari bangsal tersebut. Membawa ibu nya yang sedari tadi menunggu di luar untuk masuk ke dalam.

"halo nak Eunji? Apa kamu baik-baik saja nak? Kamu terlihat pucat." ucap nyonya Kim yang kini duduk di samping Eunji sambil mengusap surai gadis itu.

"halo bibi. Aku baik-baik saja." ucap Eunji memaksakan senyum nya.

Inseong memilih berjalan keluar rumah sakit. Tadi, saat pria itu berjalan untuk membayar biaya rumah sakit, dia tak sengaja bertemu dengan ibunya yang sedang menjenguk teman nya yang sedang sakit.

Inseong kini duduk di taman rumah sakit dengan pikiran yang kacau. Melihat Eunji yang selalu berada dalam masa sulit membuat nya merasa seperti seorang pria lemah yang hanya bisa menyakiti hati wanita.

Dia sungguh bingung dengan situasi yang kini ia hadapi. Dia tidak ingin menyakiti siapapun. Awalnya dia memang tidak peduli pada Eunji, tapi dia juga seorang manusia normal yang punya perasaan. Dia merasa kasihan. Kasihan pada Eunji dan dirinya sendiri.

Dia pun tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya. Apa dia bisa mencintai Eunji suatu hari nanti atau dia akan memutuskan Eunji dan membuat gadis itu patah hati.

"keputusan sulit dengan konsekuensi yang besar bukan lah hal yang mudah untuk di lalui"

~ L I A R ~

LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang