A Little

143 23 3
                                    

Seperti janji Inseong hari itu, kini Jisoo, Eunji dan pria itu berada di kediaman rumah Inseong yang sangat luas. Eunji menatap kagum rumah ini. Dirinya selama ini hanya tinggal dengan sang ayah di sebuah apartemen kecil. Memasuki rumah yang megah seperti ini membuat Eunji merasa sungkan.

"Eunji kenapa diam saja? Ayo masuk." ajak Inseong saat melihat gadis itu hanya terdiam di depan pintu rumah nya.

"ah? Iya."

Kini Jisoo dan Eunji berada di ruang tamu. Menunggu Inseong yang sedang berada di kamar nya untuk ganti baju.

"wah, ada teman Inseong ya?" seorang wanita paruh baya perparas cantik itu baru saja masuk rumah dan melihat dua gadis di ruang tamu.

"eoh? Eomma apa kau baru saja pulang?" tanya Jisoo pada eomma kim.

"iya, oh? Ini siapa?" tanya eomma kim pada Jisoo.

"Oh dia Eunji. Teman baru kami."

"halo bibi, aku Jung Eunji." sapa Eunji ramah.

"begitu. Baiklah, eomma keatas dulu ya." setelah nya, eomma kim meninggalkan dua gadis itu.

"kalian, belajar di kamar ku saja ya. Ayo." setelah mendengar Inseong berbicara keduanya kini membawa barang mereka ke kamar Inseong yang ada di lantaindua rumah ini.

Kini mereka semua duduk melingkar diatas karpet biru milik Inseong. Kamar ini sangat rapi, dan barang barang nya pun terususun dengan baik. Eunji dari tadi hanya bisa menatap kagum.

"baiklah kita mulai. Eunji, apa ada soal yang sulit untuk mu?" tanya Inseong kini duduk mendekat kearah Eunji.

"uhm. Hampir semua soal ini sulit untuk ku." ucap Eunji pelan.

"tak apa. Jisoo-ya, tugas nya dibagi dua saja. Nanti kalau bagian mu sudah taruh saja di meja belajar ku." ucap Inseong pada Jisoo yang kini memberi thumbs up kepadanya.

"ayo mulai dari awal." ucap Inseong kini mulai menjelaskan.

.

..

...

Jam menunjukan pukul 9 malam. Entah mengapa waktu terasa berjalan begitu cepat. Jisoo sudah menyelesaikan bagian nya dan kini sedang memainkan ponsel nya.

"ah akhirnya selesai juga." keluh Eunji yang seperti nya sangat kelelahan.

"sudah? Oh iya Eunji. Aku butuh id line mu. Siapa tau nanti kita bisa belajar bersama." ucap Jisoo antusias.

"ponsel ku hilang beberapa hari yang lalu. Dan aku belum punya cukup uang untuk membeli yang baru." ucap Eunji.

"ah begitu. Baiklah, nanti kalau ada perlu aku akan ke kelas mu saja." kata Jisoo.

"aku mau mengusir kalian sekarang." ucap Inseong  yang kini sedang merapikan buku yang berserakan di meja.

"ah iya, sudah jam 9. Yasudah kalau begitu aku duluan ya." Jisoo kini pergi meninggalkan mereka berdua.

"aku juga pamit ya. Terima kasih atas bantuan mu." ucap Eunji meraih tas nya.

"uhm, tidak masalah. Rumah mu tidak jauh kan?" tanya Inseong.

"sebenarnya aku tinggal di unit apartemen. Dan itu cukup jauh dari sini." ucap Eunji pelan.

"oh benarkah!? Kalau begitu kau naik taxi saja. Kalau naik bus kurasa itu akan sedikit beresiko." ucap Inseong.

"aku tak punya cukup uang untuk naik taxi. Tak apa, aku bisa naik bus saja." ucap Eunji seraya tersenyum kearah Inseong.

"eh tidak tidak. Kau tidak boleh naik bus. Aku yang akan bayar uang Taxi nya. Sudah ayo." ucap Inseong menarik pelan tangan Eunji.

Kini keduanya sedang berdiri di halte dekat rumah Inseong, menunggu taxi berdua.

"kenapa malam ini sangat dingin." keluh Eunji memeluk erat seragamnya.

"oh? Ini, kau pakai ini." ucap Inseong memakaikan jaket berwarna cream miliknya.

"ah, aku selalu merepotkan mu ya?" tanya Eunji tersenyum tipis.

"dalam pertemanan, tidak ada yang namanya merepotkan. Semua harus saling membantu dan itu adalah sebuah kewajiban." ucap Inseong dengan senyum manis nya.

"nah itu dia ada taxi."

Inseong berdiri menghentikan taxi itu, membawa Eunji untuk masuk dan membayar taxi itu.

Didalam sana, Eunji sedang berperang dengan batin nya. Tidak mungkin dia menyukai Inseong. Ini terlalu cepat. Lagipula pria baik itu hanya menganggap Eunji sebatas teman. Ya kan?

Sementara Inseong yang kini sedang berjalan ke arah rumahnya. Dirinya berpikir keras apakah ini benar atau tidak. Inseong takut kalau perhatian dan kebaikan nya ini disalah artikan.

Sebenarnya Inseong tidak peduli pada Eunji sama sekali. Entah gadis itu di bully atau dapat nilai yang buruk pun sebenarnya Inseong enggan mengetahui hal itu. Tapi Jisoo memaksanya untuk bersikap baik pada Eunji.

"Inseong hyung?" Inseong menoleh saat suara seorang pria memanggil nya.

"loh! Jaeyoon! Bagaimana bisa kamu ada disini? Kapan kamu kembali?" ucap Inseong begitu terkejut.

"harusnya aku yang bertanya. Kapan kamu kembali." ucap pria yang dipanggil dengan Jaeyoon itu.

"ah, aku kembali saat tahun ajaran baru. Berarti sekitar 6 bulan yang lalu." ucap Inseong kembali mengingat ingat.

"enam bulan yang lalu dan kau tak ada memberi kabar padaku dan yang lain? Kalau mereka tau kau pasti akan habis hyung." ucap Jaeyoon tidak percaya.

"ah, maafkan aku. Aku tidak melupakan kalian. Ponsel ku hilang sebelum aku pindah. Dan aku lupa id kalian semua. Nah, bagaimana kalau kita ketemuan saja weekend nanti. Aku mengundang kalian semua kerumah ku." ucap Inseong membujuk Jaeyoon.

"kau tidak berbohong padaku kan?" tanya Jaeyoon penuh curiga.

"hey, sejak kapan aku berbohong pada kalian? Aku selalu berkata jujur jika itu tentang kalian." ucap Inseong dengan senyum manis nya.

"eh iya? Apa rumah mu disekitar sini?" tanya Inseong.

"aku sedang kerumah bibi ku. Kau sendiri, buat apa malam malam begini jalan sendiri?" tanya Jaeyoon.

"hanya mencari udara segar." balas Inseong seadanya.

Keduanya kini berpamitan, setelah sebelumnya mereka bertukar id dan membawa Inseong kedalam ruang chat antara dirinya dan sahabat semasa kecil nya yang menyebut dirinya sebagai sf9.



Dimulai dari sesuatu yang kecil. Hal itu perlahan akan berubah menjadi sesuatu yang besar, kemudian menguap dan berubah menjadi butiran asap.

~ L I A R ~

LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang