Hari hari pun terus berlalu, bulan demi bulan pun telah terlewati, tahun pun kini telah berganti hingga tak terasa kini semua masa sulit itu hanyalah tinggal kenangan semata.
Malam itu, Inseong memberi tau segala nya, Eunji yang setia mendengar kan pun merasa bingung dan frustrasi akan situasi itu. Tapi seiring berjalannya waktu, gadis itu kini mulai terbiasa dan menjalankan hidupnya seperti biasanya.
Tahun 2026. Tahun dimana Eunji kini di sibukan dengan pekerjaan nya. Bekerja di salah satu perusahaan ternama di bidang IT itu kini Eunji menjalani hidupnya secara layak.
"eoh Eunji-ssi? Kau datang lebih awal?" sapa salah satu pekerja disana.
"nee, aku meninggalkan barang ku kemarin, jadi aku harus memeriksa nya apa kah barang itu masih ada atau tidak." ucap ku dengan ramah.
"kalian semua dengar kan baik-baik." kami semua kini menoleh begitu mendengar suara manajer tim dengan nyaring dan tegas.
"hari ini, CEO kita akan datang. Kalian persiapkan diri karena dia akan memeriksa pekerjaan kalian, dan jangan sampai ada kesalahan sedikit pun! Mengerti!" ucap manajer tim, Park Chanyeol.
"nee!" ucap kami bersama.
Kami pun kini sibuk dengan urusan masing-masing, aku masih saja sibuk dengan dokumen dokumen ini dan yang lain pun sama sibuk nya.
Normal pov
"selamat datang tuan Kim, sudah sangat lama sejak terakhir kali saya melihat anda." ucap manajer utama di kantor itu.
"nee, ku rasa kau mengelola perusahaan ini dengan baik." puji seorang pria muda yang kini diketahui sebagai CEO. Kim Inseong.
Ya, kalian benar, pria itu kini telah memiliki perusahaan nya sendiri, setelah kuliah selama beberaoa tahun, pria itu kini telah sukses.
"kalau begitu, apa anda ingin langsung melihat?" Inseong hanya mengangguk sebagai jawaban dan kini dirinya sedang berkeliling untuk melihat.
Kini dirinya berada di divisi keuangan, melihat karyawan nya yang kini sedang berdiri menghadap kearah nya sambil memberi salam hormat.
"disini kami berusaha sebaik mungkin dalam mengelola keuangan perusahaan. Semua staff keuangan pun selalu bekerja sama dengan baik." ucap manajer tim mereka.
"boleh aku melihat data keuangan nya?"Inseong bertanya pada manajer tim dan pria itu tersenyum sebagai jawaban.
"Eunji-ssi? Tolong bawa laporan nya."
Eunji yang dari tadi melihat pria didepan nya itu hanya terdiam, tak menghiraukan suara manajer tim nya.
"yak! EUNJI!" sentak teman yang berdiri disebelah nya membuat Eunji sedikit terkejut.
"nee?"
"kau tolong bawakan laporan keuangan nya ke ruangan ku ya, Eunji." ucap Inseong tersenyum.
"dan ya, jangan ada yang datang ke ruangan ku jika bukan keperluan mendesak." ucap Inseong dan yang lain hanya bisa menuruti permintaan dari pemilik perusahaan ini.
🌰🌰🌰
"permisi?" Eunji mengetuk pintu sebelum akhirnya membuka pintu dan melihat Inseong kini sedang fokus pada pekerjaan nya.
"eoh? Nee, masuklah." Inseong tetap tersenyum, sedangkan Eunji kini menahan debaran di dada nya. Entah kenapa rasa nya masih sama, apalagi kini dirinya melihat Inseong setelah beberapa tahun tanpa ada kabar.
"duduk lah, dan santai saja." ucap Inseong.
Eunji kini duduk di hadapan Inseong yang kini menatap nya intens membuat Eunji semakin gugup.
"sudah lama ya, bagaimana kabar mu?" Inseong bertanya dengan senyum khas milik nya.
"seperti yang kau lihat." jawab Eunji seadanya.
Flashback
Eunji dan Inseong kini duduk berdua di halte bus yang sepi. Eunji sebenarnya ingin menghindar, tapi perkataan Jaeyoon membuat nya sadar bahwa dia harus menghadapi kenyataannya meski hal itu menyakiti nya.
"aku benar-benar minta maaf, maaf karena telah membohongi mu, maaf karena aku membuat mu sakit." ucap Inseong menatap mata Eunji dengan penuh penyesalan.
"mereka bilang pada ku, kalau ini bukan mau mu, dan yang ku dengar tempo hari, aku belum mendengar semua nya." balas Eunji mengalihkan pandangan nya pada jalanan kosong.
"ya, memang ini bukan kemauan ku. Jisoo yang meminta ku, ini adalah permintaan terakhirnya. Aku sungguh menyesal, tapi percayalah bahwa aku tak berniat untuk menyakiti mu. Setiap hari yang aku lalui bersama mu, rasanya sangat berat. Bukan karena aku tak menyukai mu, tapi semua karena aku tau, bahwa pada akhirnya aku hanya akan menyakiti mu." Inseong menjelaskan semua nya dengan nada sumbang, pria itu kini sedang menahan diri agar tidak menangis.
"terimakasih karena sudah memberitau kebenarannya padaku, meski aku harus tersakiti karena mengetahui semua fakta menyedihkan itu. Terimakasih karena meski hari-hari kemarin yang telah kita lalui hanya lah kebohongan, setidaknya aku tau apa itu arti bahagia. Terimakasih karena telah memberi tau ku, bahwa cinta itu ada. Terimakasih karena telah menyadarkan ku bahwa aku tidak pernah sendiri." Eunji memeluk Inseong membuat pria itu membeku.
"izinkan aku untuk memeluk mu, untuk terakhir kalinya." Eunji menetes kan air mats nya, dan tanpa disangka, Inseong membalas pelukan Eunji membuat gadis itu semakin menjadi melupakan emosi nya.
🌰🌰🌰
"Jaeyoon hyung!" Chani meneriaki nama Jaeyoon dengan keras membuat semua orang yang berada di cafe melirik kearah mereka. Sedangkan Jaeyoon yang datang bersama Alice hanya bisa terkekeh.
"astaga, suara mu itu." ucap Taeyang malas.
Saat ini, mereka sedang berkumpul di cafe milik Taeyang yang sekarang sudah sangat maju. Taeyang yang kini berada di akhir semester kuliah nya pun sudah terbilang cukup sukses.
"Taeyang hari ini kau jadi traktir kita kan? Ayo cepat mana makanan nya." seru Rowoon tak sabaran.
"tunggu dulu, kan belum kumpul semua. Inseong hyung belum datang." ucao Taeyang membuat semua mengangguk.
Tring....
Bel pintu berbunyi, semua kompak menoleh kearah pintu dan mendapati Inseong kini berjalan kearah mereka, namun, mereka terlihat sangat terkejut, tidak, mereka tidak terkejut karena melihat Inseong. Mereka terkejut karena melihat Inseong kini datang bersama Eunji.
"Eunji!" semua kompak berteriak kearah Eunji membuat gadis itu tersenyum lebar.
"hai, lama ya tak bertemu kalian."
'percayalah, bahwa kau tidak pernah sendirian di dunia ini.'
~ L I A R ~
END
Note :
Ending nya menurut ku masih jelek banget, maaf ya. Tapi cerita nya juga udah tamat sampai sini aja. Buat Ending nya, aku ga tau harus bikin yang kaya gimana. Jadi ya gitu aja.
