-1st-

833 89 75
                                    

Di sinilah mereka sekarang, di depan gerbang sebuah rumah megah yang sepertinya sudah lama tidak dihuni. Si penjaga rumah hanya membersihkan dan merapikan barang-barang yang ada di sana saja, ia tidak pernah berniat untuk menginap semalam saja di rumah itu.

Mereka semua merasakan hawa-hawa yang sangat mencekam, bisa dibilang mungkin mereka berusaha untuk menyembunyikan ketakutan mereka masing-masing. Namun tidak dengan remaja blasteran Korea-Australia berfreckels tersebut. Ia justru terlihat sangat senang bisa tinggal di rumah itu.

"Ayo masuk. Tunggu apa lagi, gak mungkin ada orang yang bakalan nyambut kita pake karpet merah yang ada tulisannya 'welcome'. Let's go!" Seru remaja blasteran tersebut dengan gembira lalu masuk duluan ke dalam rumah tersebut.

Sedangkan yang lainnya hanya diam, lalu ikut masuk ke dalam dengan was-was.
Bangchan, yang merupakan hyung tertua di antara mereka merasa kalau akan terjadi hal yang sangat buruk pada mereka jika tetap tinggal di rumah itu. Tapi mau bagaimana lagi? Ia sudah terlanjur membeli rumah tersebut. Dan uangnya tidak bisa dikembalikan lagi.

"Hyung, Jeongin takut." Kata Jeongin sambil bersembunyi di balik Hyunjin.

"Tenang, gak akan ada apa-apa kok di sini." Jawab Hyunjin. Tapi tetap saja sebenarnya dia juga takut.

Mereka pun masuk, sedangkan Felix sudah masuk dari tadi sambil berlarian kecil ke setiap sudut rumah. Rumahnya memang bagus tapi sangat suram dan menyeramkan, siapapun pasti merinding kalau masuk atau hanya berdiri di depan gerbangnya saja. Tapi kenapa Felix tidak takut sama sekali ya? Padahal yang mereka tahu Felix itu orang yang sangat penakut.

"Wih, ada lukisannya juga. Bagus banget lagi, coba aja gue bisa ngelukis sebagus ini." Kata Felix sambil memandang sebuah lukisan dengan rasa kagum yang teramat sangat.

Ehm, tapi lukisan itu menggambarkan seorang wanita yang memakai gaun pengantin dengan tatapan tajam yang sangat menyeramkan. Dan yang lebih anehnya lagi kenapa wanita itu terlihat seperti sedang mengawasi mereka? Oh tidak ada sedikit bercak-bercak merah pula di gaun putihnya, seperti darah. Apakah menurut Felix lukisan seperti itu terlihat sangat bagus?

"Kira-kira nih rumah udah berapa lama ya gak dihuni?" Tanya Changbin yang sedang memperhatikan beberapa foto di dinding. Itu adalah foto keluarga pemilik asli rumah tersebut. Namun sepertinya foto tersebut sudah sangat lama.

"Kalo menurut gue kayaknya udah sekitar sepuluh tahunan deh." Jawab Minho.

"Bisa juga lima belas atau dua puluh tahunan. Nih rumah kayak rumah hantu, bahkan gue lebih milih rumah hantu daripada rumah ini." Jawab Hyunjin sambil merinding ketakutan.

"Chan hyung tahu gak siapa pemilik asli rumah ini?" Tanya Seungmin sambil duduk di salah satu sofa di ruang tamu.

"Hm, gue sih cuman tahu nih rumah udah dijual sejak sekitar dua belas tahun yang lalu. Oh iya katanya pemiliknya jual rumah ini karena istri sama anaknya udah meninggal karena gak sengaja ketimpa lemari tua di ruang bawah tanah, dia depresi berat sampe akhirnya jual rumah ini dan pindah rumah." Jawab Bangchan.

Seketika mereka semua menoleh ke arahnya, meninggal? Di rumah ini? Jangan bilang di rumah ini ada arwah penasaran yang bakalan gangguin mereka.

Dan, tunggu dulu. Ruang bawah tanah? Memangnya di rumah ini ada ruang bawah tanah?

"Satu lagi, kata si penjaga rumah ini kita gak boleh masuk ke ruang bawah tanah. Ehm ya kalian tahu sendiri kan istri sama anaknya pemilik rumah ini meninggalnya di ruang bawah tanah." Lanjut Bangchan.

"Tunggu dulu, emangnya ada apa di ruang bawah tanah itu? Jangan bilang jasad istri sama anaknya disimpen di situ." Kata Seungmin menduga-duga.

"Entah, gue juga gak tahu. Yang penting jangan ke sana aja kalo gak mau terjadi sesuatu nantinya." Kata Bangchan final.

"WOW! Lihat deh ada kotak musik bagus banget. Lagunya juga bagus, kalian pasti suka." Kata Felix sambil berlari kegirangan ke arah mereka.

"Cepetan matiin, hyung! Jeongin takut, musiknya nyeremin banget sih." Seru Jeongin lalu merebut kotak musik tersebut dan melemparnya asal.

Sepertinya Jeongin sangat ketakutan sekarang.

"Santai aja dong, gak usah dilempar juga. Kan rusak jadinya." Kata Felix sambil merengut lalu mengambil kotak musik tersebut. Sayangnya kotak musik tersebut sudah hancur.

"Kok lo jadi gak ada takut-takutnya gitu sih? Udah tahu nih rumah serem banget, istri sama anak pemiliknya meninggal di rumah ini, dan nih rumah udah duabelas tahun gak ada yang nempatin. Padahal lo tuh takut banget sama hal-hal yang berbau tak kasat mata. Kok sekarang enggak? Aneh banget lo." Kata Changbin.

Felix pun terkekeh, "Hehe, gak nyangka ternyata kalian lebih penakut dari gue. Lagian serem darimananya coba? Nih rumah bagus banget kok, makasih Chan hyung yang udah mau nurutin permintaan gue. Makasih juga sama Changbin hyung yang udah mau bantuin Chan hyung beli rumah ini. Pilikseu sayang kalian semua!" Kata Felix lalu merangkul dua hyungnya tersebut. Ia terlihat sangat senang.

"Kalo boleh jujur, gue lebih milih tinggal di gubuk kecil asal tenang dan gak nyeremin daripada tinggal di rumah bagus tapi nyeremin." Kata Minho.

"Ya udah kalo gitu kenapa Minho hyung mau ikut kita?" Tanya Felix sinis.

"Awalnya kan gue gak tahu kalo rumah yang bakalan kita tempatin ini serem banget kayak di film-film horor." Balas Minho tajam.

"Udah deh kalian berdua kok malah debat gak jelas gitu sih, gak malu apa sama Jeongin yang dari tadi diem!" Bentak Jeongin. Fix, Jeongin sudah berubah sejak pertama kali datang ke rumah ini.

Semua kicep. Itu beneran Jeongin kan? Rubah kecil kesayangan mereka sudah besar ya sepertinya.

"Kok gue ngerasa kayak ada yang kurang ya?" Tanya Hyunjin.

"Yup, gak ada tetangga di sini. Suasananya sepi banget." Jawab Bangchan.

"Bukan itu, coba kalian inget-inget lagi deh." Kata Hyunjin.

Semua berpikir sejenak, setelah sunyi beberapa lama akhirnya mereka pun tersadar kalo...



































































"OH IYA, JISUNG KETINGGALAN DI PINGGIR JALAN!" Seru mereka semua kaget sambil menepuk jidat mereka masing-masing.





















































"Kata siapa? Gue ada di sini kok." Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang mereka kenal dari atas tangga. Tunggu dulu sejak kapan dia ada di situ?
































































It's time to the party. Selamat bersenang-senang, kalian adalah orang-orang terpilih yang akan mengungkapkan misteri pintu belakang tersebut. Semoga berhasil!

































Dan kalian harus bisa menemukan jasad istri dan anak pemilik rumah tersebut. Oh iya satu lagi kalian juga harus menemukan siapa di antara kalian yang berpura-pura. Entah itu berpura-pura baik, berpura-pura setia kawan, berpura-pura menjadi anak orang berada, dan berpura-pura masih hidup.

Semua jawabannya ada di pintu rahasia tersebut. Segera pecahkan misterinya kalau kalian masih sayang dengan nyawa kalian!

Back Door | Stray Kids feat. Kim Woojin. [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang