-10th-

324 57 14
                                    

Petunjuk yang diberikan Seungmin memang sangat jelas. Mereka dipercaya untuk menyelesaikan sebuah misi yang mungkin menyangkut tentang ruang bawah tanah tersebut.

Namun satu hal yang tidak mereka mengerti, pintu belakang apa yang dimaksud?

"Misteri pintu belakang?"   Tanya Bangchan.

"Tapi di mana?"   Tanya Minho juga.

"Mungkin gak sih pintu belakang yang dimaksud tuh pintu yang pernah diceritain Felix waktu itu?"   Tanya Changbin mengarah kepada Felix.

Felix hanya mengangguk. "Pintu itu ada di ruang bawah tanah."

"Gue masih bingung ya kenapa lo bisa tahu sebanyak itu."   Kata Hyunjin.

"Gue gak bisa jawab sekarang. Kalian pengen mecahin misterinya sekarang juga, kan? Kalo gitu ayo kita cari ruangan itu."   Kata Felix.

"Kita beneran harus cari ruangan itu di kamarnya Jeongin? Emangnya beneran ada?"   Tanya Seungmin kurang yakin.

"Ada."   Jawab Jisung.

Mereka semua pun berjalan ke lantai atas, lebih tepatnya ke kamarnya Jeongin. Setelah sampai mereka bingung harus mulai mencari dari mana.

"Apa perlu kita pindahin barang-barang di sini satu persatu?"   Tanya Woojin.

"Ide yang bagus."

Lalu mereka pun memindahkan barang-barang di kamar Jeongin satu persatu. Bahkan mereka sampai dorong lemari bajunya Jeongin juga tapi gak ketemu. Felix sama Jisung nyoba nyari di kamar mandi di dalem kamarnya Jeongin tapi gak ada yang mencurigakan.

"Capek banget gue."   Kata Changbin.

"Lo capek darimana? Lo kan gak ikut angkat-angkat barang."   Jawab Minho.

"Kita harus cari di sebelah mana lagi?"   Tanya Jeongin.

"Ada satu lagi yang belum kita pindahin."   Kata Felix.

"Ranjang."   Jawabnya kemudian.

Mereka pun mencoba memindahkan ranjang tidurnya Jeongin kecuali Changbin sih, dia kan baru sembuh.

"Fiuh, akhirnya bisa dipindahin. Berat banget elah."    Kata Jisung.

"Eh, itu kan..."   Kata Woojin menggantungkan ucapannya.

Mereka terkejut, di lantai tempat tidur Jeongin tadi ada sebuah pintu kecil yang mengarah ke bawah.

"Kita buka sekarang?"   Tanya Seungmin.

"Tunggu apa lagi, ayo kita masuk."   Jawab Felix.

Felix pun membuka pintu kecil tersebut. Setelah terbuka terlihat ada tangga yang agak curam mengarah ke bawah sana. Tapi mereka tak tahu seberapa dalam karena di sana sangat gelap.

"Kayaknya gue tahu alasan kenapa di bawah kamar ini gak ada pintu masuk dari lantai bawah. Ternyata di dalem ruangannya ada tangga ke ruang bawah tanah. Gue sampe mikir di bawah kamar ini gak ada ruangan sama sekali."   Kata Woojin mengangguk-nganggukkan kepalanya.

"Tapi kenapa tempatnya harus serahasia ini? Maksudnya buat apa coba?"   Tanya Seungmin.

"Itu lah yang harus kita bongkar secepetnya."   Jawab Felix.

Mereka pun masuk ke bawah, tentunya menggunakan senter dari handphone mereka masing-masing karena di sana sangat gelap.

"Dalem banget dah, apalagi kita dari lantai atas tadi."   Kata Hyunjin.

"Agak pengap juga, mungkin karena udah lama gak ada seorang pun yang masuk ke sini."   Kata Bangchan.

Setelah sekian lama menuruni tangga akhirnya mereka pun sampai di anak tangga terakhir.

"Ini pintu masuknya, di dalam sana masih ada sebuah pintu lagi yang harus kita cari."   Kata Felix menjelaskan lalu ia pun membuka pintu tersebut.

Mereka terbatuk-batuk, ruangan itu berdebu dan sangat kotor.

"Jadi ini ruang bawah tanahnya."   Kata Jeongin.

Mereka semua pun masuk ke dalamnya. Felix menyalakan lampu yang ada di dinding dan semuanya pun menjadi terang. Terlihat ada banyak barang-barang di sana. Sudah sangat lama dan berdebu, tapi tunggu dulu.

Kenapa di atas meja yang berdebu itu ada sebuah kotak musik yang sama seperti kotak musik yang ditemukan Felix waktu itu?

"Ini kan..."   Kata Jeongin menggantungkan ucapannya lalu berjalan ke arah kotak musik tersebut dan mengambilnya.

Lalu ia tunjukkan pada yang lainnya. "Ini kan kotak musik yang waktu itu."   Kata Changbin.

"Lix, kasih tahu gue lo dapet dari mana kotak musik itu waktu kita pertama kali dateng ke sini."   Kata Bangchan menuntut jawaban dari Felix.

"Di meja makan."  

"Bukannya kotak musik itu udah dihancurin ya sama Jeongin, kok bisa balik lagi?"   Tanya Minho.

"Positive thinking aja dulu, mungkin kotak musiknya ada dua dan bentuk sama warnanya sama."   Jawab Jisung.

Mungkin saja? Iya kalau memang mungkin, kalau tidak bagaimana?

Karena takut akhirnya Jeongin pun mengembalikan kotak musik tersebut ke tempatnya semula.

"Woi, cepet sini."   Kata Changbin.

Lalu mereka pun menghampiri Changbin yang sedang memegang sebuah bingkai foto.

"Kenapa?"   Tanya Bangchan.

Changbin memperhatikan foto yang ada di dalam bingkai tersebut lamat-lamat. "Ini mereka?"   Tanya Changbin membalik bingkai foto tersebut dan memperlihatkannya pada yang lainnya.

Sebuah foto yang memperlihatkan seorang anak kecil bersama dengan seorang wanita yang mereka yakini adalah ibunya. Di dalam foto tersebut terlihat mereka berdua sangat bahagia, namun sayangnya karena foto tersebut sudah sangat lama membuat wajah keduanya tidak terlalu jelas.

Woojin mengambil foto tersebut dan memperhatikannya. "Iya, dan anak kecil itu,"   Sambil menunjuk ke arah anak laki-laki di dalam foto. "itu anaknya."

"Sejauh yang gue tahu anak kecil itu pengidap leukimia sejak dia masih umur tiga tahun. Di luar negeri dia home schooling, dia introvert banget karena gak ada seorang pun yang mau main sama dia. Dan juga dia gak suka ketemu sama orang asing."   Kata Woojin memberi tahu beberapa hal yang belum ia jelaskan.

"Mereka orang Korea yang tinggal di luar negeri, anak laki-laki itu lahir di luar negeri. Panggilannya Y.."

"..aish, gue lupa siapa namanya. Yang pasti dia anak tunggal."   Lanjutnya.

"Apa lagi selain itu?"   Tanya Hyunjin.

"Kalo gak salah dia penakut, entahlah gue kurang tahu juga. Gue cuman pernah denger dari appa gue."   Jawab Woojin mengedikkan bahunya.

"Katanya kita mau nyari pintu lagi, ayo kita cari."   Kata Jisung tidak sabaran.

"Inilah saatnya mereka akan tahu semuanya."










































Hanya satu kata untuk mengungkap segalanya, pintu.

Back Door | Stray Kids feat. Kim Woojin. [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang