MidoTaka-1

449 60 19
                                        

Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo PASTI akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar akan terjadi.

Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

KNOCK! KNOCK! KNOCK!

Hening.

DUAK! DUAK! DUAK! DUAK! DUAK!

Hening.

"BAKAO BANGUN-NANODAYO!!!"

Sudah 15 menit pemuda dengan surai hijau itu memukuli, menendangi, bahkan meneriaki pintu kamar Takao. Sudah pukul 6 dan ehempacarehem-nya itu belum bangun juga.

Sedangkan di dalam kamar itu tampak seseorang di bawah selimut. Bergelung nyaman dan hanya surai hitamnya saja yang menyembul keluar. Mendengar keberisikan itu, pemuda itu bergerak bangkit. Mengerutkan kening ketika merasakan pening karena buru-buru bangun dan terseok-seok layaknya zombie menuju pintu.

Dia membukanya dan mengaduh ketika wajahnya mencium pintu cukup keras. "Aduh!"

Elusan lembut terasa di dahinya, disertai hembusan angin yang terasa hangat. Membuat kedua mata yang tadinya hanya terbuka setengah kini terbuka begitu lebar. "Makanya sadarkan diri dulu sebelum bergerak, Bakao. Yah... bukan berarti aku peduli, sih-nanodayo."

Dengan dramatis, Takao melemparkan dirinya ke pelukan pacarnya. Untungnya ditangkap, tidak seperti masa-masa awal pacaran yang berakhir dengan dirinya yang mencium lantai atau tanah karena Midorima memilih melangkah ke samping ketimbang menangkapnya.

"Shin-chan! Sakit!" serunya melebih-lebihkan. Padahal, mah, rasa sakitnya sudah hilang sejak tadi. Cuma terasa sedikit nyeri.

Helaan nafas terdengar dari sang pacar. Pacar bersurai hijaunya itu mengusap rambut Takao pelan. "Bakao, mandi dong-nanodayo! Bukannya aku peduli-nanodayo. Cuma, kamu bau banget-nanodayo."

"Ah! Shin-chan hidoii!" rengek Takao tak lupa dengan pout.

Ringisan terdengar dari Takao ketika Midorima malah memukul bibirnya dan mendorongnya ke kamar mandi. "Cepat mandi atau rencana liburan yang kita buat kugagalkan semua."

***

Takao mengulas senyum manis ketika dirinya berjalan berdempetan dengan sang pacar. Menyusuri pantai yang terbilang ramai. Takao asyik mememperhatikan orang-orang yang bermain voli pantai, berenang, atau sekedar berjemur.

Namun, dia tidak menyukai gagasan ke pantai ini awalnya. Kenapa? Karena pasti banyak orang yang memakai bikini seksi. Mengingat hal itu, diam-diam Takao melirik Midorima. Syukurlah sang pacar bukanlah cowok mesum macam teman sekamarnya di asrama yang masih saja suka membaca majalah dewasa bahkan setelah punya pacar.

Berapa kali, ya, pacar teman sekamarnya mengomel dan membakar majalah itu? Tapi, kenapa selalu ada lagi ya?

Cubitan di pipi membuat Takao kembali ke dunia nyata. Dia mengerjap, menoleh ke arah Midorima yang barus mencubit pipinya. "Kenapa?"

"Memikirkan apa-nanodayo?" tanyanya sambil membenarkan kaca mata. "Bukan berarti aku peduli-nanodayo."

"Heeh? Shin-chan cemburu?"

Midorima membuang muka dan menggeleng sekali. "Tentu saja tidak, Dasar Bakao!"

"Cuma memikirkan Aomine, kok," jawab Takao. "Yah, aku penasaran kenapa dia selalu bisa mengembalikan majalahnya yang disita atau dibakar oleh Kagami."

Summer SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang