Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo PASTI akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar akan terjadi.Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.Angin menderu-deru di sekitar laki-laki bersurai baby blue itu. Dia memejamkan mata, mengisi paru-parunya dengan udara. Kemudian, membiarkan dirinya tergelincir ke bawah.
Rasanya semuanya seolah melambat. Laki-laki itu memandangi air laut yang terus bergerak-gerak seolah sedang menyambutnya dengan tarian yang dapat membuatnya mengucapkan selamat tinggal pada dunia.
Apa dia akan mati?
Kalau begitu, Akashi bisa bersama Arlene kan?
Si surai baby blue memejamkan matanya erat-erat ketika dirinya sudah dapat merasakan percikan air. Itu artinya, sebentar lagi.
Kuroko tersentak. Dia mengira dirinya akan merasakan air yang dingin dan menenggelamkannya hingga ke dasar. Namun yang dia rasakan hanyalah tangan kokoh yang menahannya.
Laki-laki yang baru saja terjun itu membuka mata. Dia melihat sosok kakak kelasnya dulu yang kini sedang berjalan, membawanya ke pantai. Lebih tepatnya, ke arah Leta yang memandnaginya dengan pandangan sepertinya-kamu-sudah-kehilangan-akalmu.
"Tebakanmu benar, Let."
Laki-laki yang tadi menangkap Kuroko meletakkan tubuh kecil itu di pasir dan mengatur nafasnya. Sepertinya, tadi dia berlarian agar sempat menangkap si surai baby blue.
"Thanks, Kei. Tapi, bisa pergi dulu tidak?" pinta Leta. "Ada yang ingin kubicarakan dengan kakak kelasku tercinta ini."
Kei mengangguk, "Ya, terserahmu. Aku akan ke cafe hotel dan meminta minuman hangat. Telepon bila urusanmu sudah selesai."
Kuroko hanya bisa memandang datar ketika melihat Kei mengecup singkat kening adik kelasnya yang kini memandanginya dengan garang sebelum beranjak pergi. Dengan susah payah karena masih terkejut dengan adanya orang yang menangkapnua, si surai baby blue duduk.
"Kenapa? Cewek itu lagi?"
"Menurutmu?" gerutu Kuroko.
"Kamu itu gila atau emang depresi sih? Ya kali cuma masalah begitu sampai nekat mau bunuh diri! Di luar negeri lagi!"
Si surai baby blue melempar pandangan marah, "Aku bukan kamu yang bisa mengatasi masalah dengan mudah! Setiap saat aku selalu merasa kalau ini semua salahku! Waktu itu, Akashi memang bilang bahwa dia mencintaiku dan sebagainya. Tapi, saat itu Arlene belum bangun!"
Leta memejamkan matanya. Dia mengatur nafas, berharap agar itu bisa membantunya bersikap lebih lembut. Dia tahu saat ini menceramahi kakak kelasnya itu akan sia-sia. Karena itu, dia duduk. Masih menjaga jarak, memberikan jarak privasi untuk kakak kelansya itu.
"Mau bicara? Ayo ke gazebo itu dulu!"
***
"Ada apa?"
Leta mendengus, "Bukannya yang lebih cocok menanyakan itu adalah aku?"
Hening. Kuroko memeluk lututnya, berusaha menghangatkan dirinya sendiri. Sesekali dia melirik ke arah batu karang tinggi itu. Ya... tempat tadi dia hendak atau berpikiran untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
"Jika aku bilang, Kei pernah digosipkan selingkuh, apa kamu percaya?"
Kuroko mengangkat bahu. Ya... kakak kelasnya itu memang termasuk orang populer. Selain wajahnya, dia punya nilai akademik yang tinggi dan latar belakang yang sempurna. Mengingat Ibunya adalah komposer dan Ayahnya adalah pebisnis, walaupun masih dibawah Akashi tetap luar biasa.
Oh... Kuroko baru ingat! Gosip yang nyaris bertahan beberapa bulan tahun lalu.
"Ah... Ya, aku ingat. Katanya bersama Furihata, kan? Padahal Furihata-nya saja sudah mengejar-ngejar Akashi sejak kelas 1."
"Tentu saja aku sakit hati, apalagi waktu itu posisinya aku baru pacaran beberapa minggu."
"Sama sepertiku?"
Leta menoleh. Mengulas senyum, "Kalau soal sakit hatinya, sih, sama."
Kuroko menunduk, memainkan jemarinya. Dia mendongak dan melirik gadis di sebelahnya, "Berniat melakukan itu juga?"
Mendengar perkataan si surai baby blue, Leta tertawa. Membuat yang menanyakan menatap gadis itu dengan kebingungan. Siapa, sih, yang enggak bingung kalau ngeliat orang ketawa karena pertanyaan yang menurut kita gak lucu?
"Ya... Bisa dibilang, aku beruntung karena setelah Kei tahu dia langsung menjelaskan semuanya kepadaku," jawab Leta. "Jadi, aku tidak pernah sampai memikirkan itu."
Wajah Kuroko muram. Ya... Leta beruntung sekali mendapat pacar yang peka. Hahaha... dia sial sekali, ya? Mendapat pacar yang kerjaannya hanya menuangkan minyak kepada api yang sudah berkobar begitu besar.
"Tapi, bukankah dari cerita itu kamu mengambil sesuatu?"
Laki-laki bersurai baby blue memandangi Leta dengan bingung, "Huh?"
"Manusia itu tidak ada yang sama," jelas Leta. "Ada yang peka, ada yang tidak."
Mendengar penjelasan Leta, Kuroko mengangguk-angguk. Menyetujui Leta. Dia jauh lebih setuju kalau Leta secara spesifik menggolongkan Akashi ke golongan tidak peka.
"Dari kejadian itu aku jadi tahu kalau di dalam hubungan percintaan hanya ada 2 posisi," lanjut Leta. "Menunggu dan menjelaskan."
Mendengar perkataan Leta, laki-laki manis itu benar-benar tidak tahu harus melakukan atau mengatakan apa. Dia tidak tahu harus merespon apa.
"Apakah kamu setuju kalau masalah adalah bumbu hubungan?"
Kuroko mengangguk, "Ya, walaupun aku lebih suka masalah yang lebih simpel."
"Masalah itu muncul karena ada yang mengawalinya," jelas Leta. "Karena masalah itu juga ada pihak yang harus menunggu yang namanya penjelasan dari pihak yang mengawali masalah."
Mendengar itu, entah kenapa Kuroko merasa sedikit tertarik. Laki-laki manis itu membenarkan posisi duduknya, merapatkan jaket yang untungnya tidak terlalu basah. Dia menghadap gadis di sebelahnya itu, menanti kelanjutan dari perkataannya.
"Ketika kamu dalam pihak yang harus menunggu, saat itulah kesabaran, kesetiaan, dan kepercayaanmu diuji. Karena tanpa 3 hal itu, maka hubungan itu pasti akan berakhir walaupun masalah itu benar-benar sepele."
Maka hubungan itu pasti akan berakhir...
Entah kenapa, bagian itu kembali terngiang di benak Kuroko. Itu membuat berbagai pertanyaan yang selama ini belum pernah dia pikirkan muncul. Tapi, ada 1 hal yang menurutnya merupakan pertanyaan yang penting.
Apa dia rela dan bisa kehilangan Akashi?
to be continued
Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa tekan bintang dan berkomentar.
Curhatan tak penting:
Di daerah Author hujan deres, semoga aja enggak mati lampu deh.See you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Season
Fiksi PenggemarBuku kedua dari Season Series. Menceritakan bagaimana lima pasangan yang sedang berlibur di Maldives. ⚠️Warning⚠️ Mengandung Yaoi