Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo PASTI akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar akan terjadi.Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
."Jadi, keluarga-ok, dalam kasus ini adalah kekasih menurutku sama dengan oksigen."
Laki-laki yang penasaran itu melongo. Dia menoleh, memandangi pacarnya dengan pandangan aku-gak-ngerti-maksudmu, "Hah? Apa? Kenapa?"
Gadis yang tadi memandangi langit malam indah hanya terkekeh. Dia menoleh, memandangi pacarnya yang memandangi dirinya dengan pandangan yang bagi dia terlihat lucu.
Lihatlah wajah laki-laki di sampingnya itu! Kedua bola matanya membola seperti anak kecil yang tengah melihat mainan dan mulutnya terbuka sedikit, suatu kebiasaan Kei kalau laki-laki itu sama sekali tidak mengerti tentang apa yang sedang dibicarakan oleh teman bicaranya.
"Kei, apa kamu selalu ingat kalau kamu itu bisa tetap hidup dengan oksigen?"
Kei menggeleng, "Tentu saja, tidak. Mana ada orang yang benar-benar mengingat hal itu setiap saatnya."
"Kamu benar, manusia memang selalu melupakan hal yang kecil walaupun itu penting. Dia baru menyadarinya kalau hal itu sudah hilang darinya."
Laki-laki itu mengangguk, "Lalu?"
"Pacar juga seperti itu. Pacar adalah hal kecil yang amat sekali mudah dilupakan. Orang baru menyadari kalau pacarnya itu sudah pergi darinya, itulah yang disebut dengan penyesalan," kata Leta.
Hening. Leta menarik nafas, memilih untuk memandangi langit malam ketimbang melihat wajah Kei. Dia tidak bisa membayangkan seperti apa wajah Kei sekarang.
"Aku ingin membuat Midorima sadar kalau bukan Takao saja yang membutuhkannya," kata Leta. "Aku ingin Midorima sadar kalau dirinya juga membutuhkan Takao."
Kei menjilat bibirnya yang kering, "Apa kamu yakin dia akan sadar?"
"Kalau dia manusia normal, pasti sadar. Entah kapan, terlambat atau tidak. Pasti dia akan sadar."
***
"BANGUN, KALIAN BERDUA!!!"
Takao berkacak pinggang, memandang kesal ke arah gazebo di bagian belakang cottage-nya Leta. Hatinya itu masih sakit! Eh, dia malah harus ngeliat pasangan adem ayem begini. Duh! Seharusnya dia merengek-rengek saja ke Kasamatsu supaya bisa tinggal bareng, bukannua terjebak di antara dua orang yang malah asyik bermesraan gini.
Hatinya itu masih sakit~ Nyeri~
Leta melempar bantal ke arah laki-laki bersurai hitam yang dari tadi masih teriak-teriak 'bangun' atau 'udah pagi' atau 'cepet mandi', sukses mengenai wajah laki-laki itu, "Berisik, Dasar Ngenes! Lagian, kamu juga belom mandi! Sana mandi dulu! Penampilanmu yang paling ngenes tau!"
Takao cemberut, "Dasar temen lucknut! Masa temennya lagi patah hati begini malah dijahatin."
"CEPET SANA MANDI ATAU SEKALIAN KULEMPAR KAMU KE LAUT DARI SINI, DASAR NGENES!!!"
Karena kesal, Takao melempar bantal yang tadi menghantam wajah mulusnya. Yang membuat dia kesal, Leta malah berhasil menangkisnya walaupun berakhir di wajah Kei. Bibir Takao pun semakin maju, "Tch! Dasar gak pengertian! Bwlee! Leta baka!"
"HAH?! KELUAR KAU DARI COTTAGE-KU!!!"
Takao tersentak, rupanya dia baru sadar kalau saat ini dia tengah menumpang di cottage teman masa kecilnya itu. Dengan sendirinya, wajah Takao langsung berubah menjadi memelas. Dia mengedip-ngedip lucu, "Jangan ya? Pliss... jangan dong..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Season
FanficBuku kedua dari Season Series. Menceritakan bagaimana lima pasangan yang sedang berlibur di Maldives. ⚠️Warning⚠️ Mengandung Yaoi