Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo PASTI akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar akan terjadi.Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pemuda bersurai hitam dengan penampilan yang terbilang manis tengah duduk di gazebo di bagian belakang cottage yang dia pesan. Sebenarnya aneh juga tinggal sendirian di cottage sebesar ini, yah walaupun memang kamar tidurnya cuma 1 tapi itu ukuran yang cukup besar untuk 1 anak SMA.
Alasan dia terdampar di sini tanpa orang tua adalah Aomine dan Kagami. Hahh... memikirkannya saja sudah membuatnya kembali lelah. Pemuda itu memandangi layar ponsel yang tengah membuka fitur chat, tampak obrolannya dengan Ayahnya.
Karena kesalahan yang tidak disengaja itu, rencana liburannya hancur. Kedua orang tuanya juga tidak bisa menemuinya dalam waktu dekat. Yah, mereka masih harus mencari penerbangan dan cottage yang tersisa di sini.
Sudah 2 hari sejak Himuro terdampar di sini. Sebenarnya sejak dia di rumah, dia sudah mendapat firasat buruk karena menyerahkan tugas membeli tiket penerbangan dan menyewa cottage kepada Aomine. Dia pikir, kakak kelasnya itu tidak akan seteledor ini sampai salah mengingat tempat tujuan liburan mereka.
Bukannya bertanggung jawab karena sudah membawa Himuro ke sini, keduanya malah sedang bermesraan entah di mana. Bahkan mereka hanya bertemu ketika waktu makan. Dasar kurang ajar!
Mengingat waktu liburan benar-benar terbatas, Himuro memakai sunblock dan memasukkan ponselnya ke kantong celana pendeknya sebelum keluar. Sinar matahari membuatnya menyipit. Hahh... kenapa hawa di pantai selalu panas, ya?
"Areeee? Himuro!"
Himuro menoleh dan menghela nafas ketika melihat kakak kelasnya yang bernama Takao Kazunari. Kakak kelasnya itu tengah berlari menghampirinya sampil melambaikan sekop pasir yang dibawanya.
"Takao-senpai? Kenapa bisa ada di sini?"
Takao tersenyum lebar, sama cerahnya dengan matahari yang begitu terik. "Liburan!"
"Ah... sama dong! Yah... walaupun aku lebih bisa dibilang tersesat ketimbang liburan sih..."
"Mau main? Main pasir doang, sih!" ajak Takao sambil menunjukkan dua sekop pasir di kedua tangannya.
Karena tidak tahu mau melakukan apa dan belum berminat berenang, Himuro mengangguk. "Boleh! Ayo!"
***
Dunia memang sempit. Itulah yang Himuro pikirkan. Di pantai, dia tengah melakukan lomba membangun istana pasir dengan Takao. Ternyata, dia malah bertemu dengan Leta dan pacarnya.
Sungguh kebetulan yang mengerikan.
Namun karena dia tidak punya teman lain untuk diajak bermain dan tidak mau menjadi nyamuk di antara Kagami dan Aomine, jadilah dia terpaksa bersama 3 orang itu.
Saat itu waktunya makan siang, namun mereka memilih hanya memakan es krim. Kedai kecil itu begitu sejuk. Warna putih yang mendominasi membuat orang betah berlama-lama di sini.
Sambil menyantap es krim rasa vanilanya, Himuro memandangi pemandangan laut dari jendela. Karena keberuntungan Leta, mereka mendapatkan meja dengan pemandangan yang. Langsung mengarah ke laut lepas.
Air laut di sini benar-benar jernih. Apalagi dengan matahari yang bersinar begitu cerah. Permukaan airnya jadi tampak berkilauan. Seperti jutaan permata yang menyatu.
"Cantik ya... ayo kapan-kapan kita snorkeling! Katanya pemandangan bawah lautnya cantik, loh." ajak Kei yang tampak tidak tahan dengan situasi hening sebelumnya.
Takao mengangguk antusias. "Ayo! Ayo! Aku belum pernah snorkeling!"
"Ah! Leta, kenapa kamu ada di sini? Liburan?" tanya Himuro.
Leta mengangguk. "Yah, selain itu... aku menggantikan Mama untuk menghadiri pertemuan patissier-apalah itu."
Pandangan Himuro bergeser ke arah Kei yang sedang menyantap es krim sambil mengobrol ringan dengan Takao. Yah, walaupun kebanyakan topik adalah tentang Leta.
"Bersama pacarmu? Ibumu tidak waspada atau gimana?"
Leta memutar bola mata dan menghela nafas lelah. "Sori ya, tapi aku itu anak baik-baik. Lagipula, Mama sudah sangat mengenal Kei. Jadi ya..."
Himuro mengangguk-angguk mengerti. Punya pacar yang dekat dengan orang tua memang enak ya. Himuro memandangi Kei. Memang, sih, pacar Leta itu benar-benar tampak baik-baik. Begitu elegan, terpelajar, dan tampak berwibawa. Walaupun dengan segala kesempurnaan dalam auranya itu, Himuro tidak dapat mengelak kalau pacar Leta itu memiliki senyum yang indah.
Walaupun bagi pemuda manis itu, senyum langka Murasakibara lebih indah. Ok. Lebih manis.
"Ah! Shin-chan menyuruhku balik!"
Kei mendongak dari ponselnya sebelum menoleh ke arah gadis yang masih menyantap es krimnya. "Sudah waktunya bersiap untuk perkumpulan itu, Let. Ayo! Ibumu akan mengomel kalau kamu datang tanpa berdandan sedikitpun."
Leta cemberut. "Ok! Semoga kamu bisa menemukan hal seru, Himuro. Ah! Kudengar area mengubur love bottle-apalah itu, mungkin itu cukup seru. Jaa ne!"
***
Himuro berjalan pelan menyusuri bibir pantai. Angin laut terasa begitu nyaman. Walaupun membuat rambutnya acak-acakan. Sambil menutup mata, pemuda itu terus berjalan sambil mempercayakan arah pada instingnya.
Himuro nyaris mengumpat kala tersandung dan berakhir di pelukan seseorang. Dia hendak mundur, keluar dari pelukan orang itu namun malah ditahan. Pemuda dengan surai hitam itu mendongak, ingin mengatai orang itu sebagai orang mesum. Namun malah menegang ketika melihat wajahnya.
Murasakibara Atsushi.
Ya, orang yang baru saja menjadi pacarnya ketika acara ulang tahun sekolah. Tidak banyak yang berubah dari pemuda tinggi itu semenjak mereka berpisah di hari pertama liburan.
Rambutnya masih tergolong panjang dan kini diikat asal-asalan sehingga tampak kusut. Gaya pakaiannya juga sama. Longgar. Yang paling membuat Himuro yakin kalau itu adalah pacarnya adalah, beberapa bungkus maibou di saku celananya.
"Atsushi?"
Murasakibara mengulas senyum tipis. "Kenapa Muro-chin berjalan sambil menutup mata?"
"Ah! Menikmati angin dan suasana." jawab Himuro kikuk.
"Bagaimana kalau Muro-chin jatuh?"
"Hehehehe... aku tidak memikirkannya," kekeh Himuro. "Sebelum itu... bisa lepas pelukannya dulu?"
Tubuh kecil Himuro semakin menegang ketika pacar bersurai ungunya itu membungkuk. Menumpukan kepala di pundaknya, membuat sensasi geli menyebar ke lehernya. Wajahnya memerah ketika bisa merasakan deru nafas sang kekasih.
Himuro bergidik ketika merasakan kecupan singkat di daun telinganya disertai bisikan biadab.
"Wangi Muro-chin manis, boleh kumakan?"
to be continued
Terima kasih sudah membaca🙏 Jangan lupa tekan bintang dan berkomentar.
Maaf kalau gaje dan tidak seru🙇♀️
See you next chapter!

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Season
FanficBuku kedua dari Season Series. Menceritakan bagaimana lima pasangan yang sedang berlibur di Maldives. ⚠️Warning⚠️ Mengandung Yaoi