AoKaga-3

414 60 36
                                    

Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo PASTI akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar akan terjadi.

Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kudoakan semoga kamu cepet mati, AHOmine!" rutuk Kagami dalam hati.

Laki-laki bersurai merah itu memutar bola mata jengah. Dia menyantap makan malamnya dengan emosi, sambil sesekali meliriki pacarnya yang tengah mengedip-ngedip pada sembarang gadis yang secara tidak sengaja sedang memandangnya.

Bukan hanya itu yang membuat Kagami makin kesal. Lihatlah di meja yang paling jauh dari mejanya saat ini. Tampak Leta yang menyeringai, sesekali melempar pandangan bagaimana-rasanya-punya-pacar-kayak-dia atau kasian-deh atau semangat-deh.

"Aku mau ke toilet!"

Aomine meliriknya sesaat, "Eeh? Ya udah deh."

Dengan emosi yang sudah nyaris tidak bisa tertahan, Kagami melangkah sambil sedikit menghentakkan kakinya. Dia masuk, sengaja menutup pintu toilet dengan sedikit keras.

Laki-laki itu mengusap wajah kasar, "Dasar aho!"

***

Kagami menyisir rambutnya, berusaha merapihkan kembali rambutnya yang berantakan karena angin yang bisa dibilang kencang. Saat ini dia jalan-jalan sendirian. Kenapa? Karena pacar sialannya itu sudah ngacir duluan ke pantai.

Palingan lagi ngegodain cewek atau mbak-mbak penjaga kios es krim lagi. GRRR!!! Mengingatnya saja sudah membuat Kagami ngamuk-ngamuk gak jelas.

Karena dia tidak mau menghabiskan masa-masa liburan dengan emosi, akhirnya dia hanya bisa mengatur nafas. Berharap setelah tiba di pantai, emosinya sudah berkurang. Selama gak ngeliat Aomine aja!

"Keberuntungan memang tidak berpihak padaku..." gumam Kagami.

Saat ini, di hadapannya terlihat Aomine yang dikelilingi cewek-cewek dengan bi-ki-ni dan lekuk tubuh yang 11-12 ama model-model di majalah tak beradab yang memenuhi laci paling bawah meja belajar di kamar asrama si surai navy blue.

Ingin rasanya Kagami menghantamka buah kelapa ke wajah Aomine yang kini cuma senyam-senyum doang. Tampak jelas kalau Aomine sedang menggoda cewek-cewek itu.

Kagami memasang wajah semasam mungkin. Dia membuat gestur menyembelih ketika Aomine memandang ke arahnya, membuat si surai navy blue menelan ludah. Kagami mengulas senyum, menjulurkan lidah dan beranjak pergi.

Karena tidak punya teman bersantai lagi, Kagami memutuskan untuk datang ke cafe kecil. Mungkin kopi hitam bisa membuat pikirannya jadi jernih.

"Apa aku boleh duduk di sini, Pacarnya si Mesum?"

Berusaha menutupi amarah, Kagami sebisa mungkin mengulas senyum walaupun jadinya tampak aneh. Dia menoleh dan langsung bermuka masam ketika melihat Leta, "Ngapain di sini?"

"Menyendiri. Ketimbang aku mendorong cewek-cewek kegatelan itu ke laut," jawab Leta. "Kutebak, kamu juga begitu. Ya, kan?"

"Menurutmu?!" sewot Kagami.

"Ne... Kagami, aku hanya bilang seperti ini kepadamu, karena hanya hanya kalian yang sama-sama emosional. Hubungan dua orang yang sama-sama emosional dan mudah marah itu benar-benar susah. Jadi, harus ada 1 orang yang lebih bisa berkepala dingin. Ketimbang Aomine, aku merasa orang berkepala dingin kamu."

Kagami mengangkat kedua alisnya, "Lalu?"

"Penyesalan itu selalu datang terlambat. Salah satu penyebab penyesalan adalah keputusan yang diambil ketika emosional. Jadi, tolong untuk urusan hubungan seperti ini pakailah otakmu yang tidak pernah dipakai itu."

Leta menoleh ke luar jendela, membuat Kagami ikut menoleh. Dia melihat laki-laki yang sepertinya pacar Leta tampak sedang memaaf, lengkap dengan wajah yang diimut-imutkan (untung wajahnya setipe-lah sama Kuroko, walaupun gak seimut Kuroko. Kalo wajahnya macam Aomine, Kagami pasti udah muntah).

Kagami mengerutkan kening ketika Leta hanya tersenyum. Gadis itu bangkit, membawa gelas sekali pakainya. Namun gadis itu menepuk bahunya sebelum pergi, "Aku akan bilang, ini bukan puncak masalahnya. Sampai jumpa, Kagami Taiga."

***

Udara malam memang dingin, Kagami merapatkan jaketnya. Dia benar-benar menyesal kenapa tidak membawa jaket yang lebih tebal. Saat ini dia benar-benar menggigil karena dinginnya udara, melihat Aomine yang memakai jaket tebal hanya membuatnya makin kesal.

Ya... Dia masih belum bisa melupakan pemandangan tadi siang. Lagi-lagi, si Aomine kembali menggoda cewek-cewek membuat Kagami melempar peralatan snorkeling ke kepala Aomine saking kesalnya.

Aomine mengusap-usap punggung tangan Kagami dan memasang wajah memelas, "Ayolah~ Aku, kan, sudah minta maaf. Lagian, kamu kan tahu kalau aku paling sayang kamu."

"Hah? Aku gak tahu tuh. Lagian kamu juga lebih milih untuk beli majalah biadab seri terbarumu ketimbang membantuku mengurus junior di klub basket."

Kagami mencibir pada Aomine yang sudah kelabakan. Dasar nyebelin!

Si surai merah menutup hidungnya ketika mencium aroma parfum wanita yang begitu menyengat. Dia melirik kesal ke arah seorang gadis berpakaian ketat plus minim berjalan ke arah mereka, kemudian bergelayut di lengan Aomine.

Hahahahahahahahahaha...

Sepertinya sepulang dari liburan ini Kagami akan menjadi gila saking stresnya.

"Aomine, bagaimana kalau bermain bersama kami nanti?"

Kagami menyipitkan mata, memandang tajam ke arah Aomine.

Tanpa dosa, Aomine malah mengulas senyum. Membuat Kagami ingin sekali melempar pisau yang sedang ia makan ke kepala Aomine, "Tentu saja. Tunggu, ya, Angel."

"Ok~"

"Ngomong-ngomong, kamu tampak cantik sekali malam ini."

Cewek dengan muka tebal oleh make up itu terkikik, "Aih~ Jadi aku selama ini enggak cantik gitu?"

"Mana mungkin! Kamu itu cantik banget! Cocok kayak namamu, Angel."

"Aomine bisa saja. Kamu juga ganteng, kok."

Kagami menggebrak meja, mengulas senyum kepada kedua orang yang menoleh ke arahnya. Dia menghela nafas lelah.

"Maaf, aku mengganggu ya?"

Aomine menelan ludah. Dia tersenyum canggung, membuat kekesalan Kagami semakin parah.

"MATI LO! BYE!"

to be continued

Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa tekan bintang dan berkomentar.

Terima kasih sudah membaca!

Summer SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang