Epilog

995 88 42
                                    

Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo PASTI akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar akan terjadi.

Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Acara buatan Akashi itu diadakan di pantai. Kebetulan, entah kenapa dan bagaimana pantai itu benar-benar sepi. Hanya ada 6 orang laki-laki yang tampak... sedikit menyedihkan tengah duduk di gazebo.

Raut wajah keenam orang itu berbeda-beda. Namun, semuanya memiliki aura yang sama. Sedih. Takut. Khawatir. Yah... kecuali seorang laki-laki yang tenang-tenang saja bahkan malah main game.

Wajah mereka sedikit lebih cerah ketika melihat 5 laki-laki yang datang. Di belakang tampak seorang perempuan yang melirik mereka dengan pandangan seperti melihat orang yang cintanya tertolak di depan publik.

Dengan cepat, kelima laki-laki yang tadi tampak menyedihkan itu membuat 6 orang yang baru datang itu duduk melingkari api unggun kecil-kecilan. Cukup untuk menghangatkan diri dari udara malam yang dingin.

"Tetsuya, apa kamu kedinginan?"

Si surai baby blue memutar bola mata, "Enggak tuh. Jangan repot-repot ngasih jaket ke aku, Akashi-kun. Siapa tahu Arlene jauh lebih butuh."

Model bersurai kuning yang sedari tadi hanya melirik-lirik laki-laki bersurai hitam pendek yang sedang bermain ponsel pun memberanikan diri untuk membuka suara, "Yukio-cchi butuh sesuatu? Jaket? Selimut? Atau minuman hangat?"

Yang dipanggil Yukio-cchi alias Kasamatsu Yukio menoleh. Dia memandangi Kise dengan pandangan apaan-sih?! yang benar-benar terlihat jelas. Hanya beberapa detik melihat si surai kuning, laki-laki itu pun kembali membuang mukanya. Lanjut memainkan ponsel.

"Baru tahu kamu dateng juga. Kukira kamu lagi bareng KRU PEMOTRETAN."

Mendengar perkataan penuh dengan sindiran dan sarkasme dari Kasamatsu, membuat Kise hanya bisa tersenyum kikuk. Leta yang sedang mengobrol dengan Kei melempar pandangan wah-ada-yang-kesindir-nih.

Seolah belum cukup membuat suasana buruk, seorang laki-laki manis yang biasanya penuh dengan aura keibuan namun sekarang tetap penuh aura keibuan... ibu tiri nan jahat, maksudnya, mulai menambahkan sindiriannya yang tertuju kepada laki-laki tinggi besar yang sedari tadi hanya memainkan snack-nya sambil terus memandangi Himuro.

"Are... Atsushi juga ada di sini? Cewek-cewek itu tidak apa-apa ditinggal?"

Tampa memberi jeda, seorang laki-laki yang biasanya memasang senyum secerah matahari walaupun sekarang juga memasang senyum, namun senyumnya seperti senyum-senyum antagonis di cerita romantis.

"Ah, Shin-chan! Bukannya pacarmu itu selingkuh darimu, ya? Sayang sekali, ya, kekasih gelapnya enggak dibawa-bawa ke sini. Duh, pasti Shin-chan gak sabar menghajar kekasih gelapnya itu ya. Oh! Atau Shin-chan sendiri juga udah punya pengganti?"

"Bel-"

"Ah! Tentu saja sudah, ya! Bahkan aku sampai punua fotonya, loh."

"It-"

"Gak usah malu~ Aku tahu, kok. Shin-chan pasti bilang kalau Shin-chan gak sadar kan? Ngerti, kok~ Ngerti~ Namanya juga mabok, ya."

"Aku enggak-"

"Shin-chan tahu enggak? Katanya, ya, tetanggaku hamil setelah mabok-mabokan di bar, loh."

Bergeser sedikit, akan terlihat seorang laki-laki bersurai merah layaknya api yanh tengah mengabaikan si surai navy blue. Padahal si surai navy blue hanya menawarkan cookies dan teh hangat.

Summer SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang