Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo PASTI akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar akan terjadi.Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kejadian di kedai es krim masih terngiang di benak Takao. Apalagi hari sudah beranjak malam. Saat ini, Takao memilih pulang duluan setelah memastikan tidak ada tanda-tanda gadis itu akan muncul. Lagian, Midorima sedang bersama Akashi. Jadi, kalau ada gadis yang mengganggu palingan kena amuk Akashi. Jadi, aman.
Jalan setapak menuju cottage-nya benar-benar sepi. Penerangan hanya dari cahaya kuning lampu di kedua sisi jalan. Yah, walaupun ada beberapa orang yang melintas tapi ini masih terbilang sepi.
Takao nyaris menjerit ketika melihat sosok yang tengah duduk di kursi di sisi kiri jalan. Ada gadis dengan rambut panjang yang digerai, menggunakan gaun tidur berwarna hitam dengan sedikit aksen putih. Gadis itu tengah menunduk, semakin menambah aura seram yang sukses membuat bulu kuduk pemuda bersurai hitam itu semakin meremang.
"Are... ada yang cemburu ya?"
Mengenali suara tersebut, Takao menatap lekat-lekat gadis itu. Jantungnya berdebar kencang ketika melihat gadis itu mendongak. Dia menghela nafas ketika melihat wajah Leta, bukannya wajah menyeramkan yang sering dia lihat ketika menonton film horor.
Takao membuang muka. "Kamu gila, ya? Aku enggak cemburu tuh!"
"Gadis-gadis. Kedai es krim. Menggoda Midorima. Malam hari."
"Bagaimana kamu bisa tahu hal itu?!"
Leta mengulas senyum. "Yah... Kei cerita soal itu. Dia hanya berjarak beberapa kursi darimu, Bodoh."
"Aku tidak menyadarinya." gumam Takao.
"Memangnya orang yang enggak peka pada sekitar bisa menyadarinya?" ledek Leta.
Takao menendangi kerikil ke arah teman masa kecilnya itu. "Berisik!"
Tiba-tiba Leta mengarahkan telunjuknya ke arah jalan kecil yang diapit pepohonan yang sepertinya dahannya baru dipotongi agar tampak lebih rapi. Membuat Takao melompat kaget dan menghadap arah yang ditunjuk Leta.
"Apa? Ada apa?"
"Gadis-gadis itu ada di sana," jawab Leta. "Mau mengerjainya sedikit?"
Takao memiringkan kepalanya. Ide Leta memang bagus, tapi dirinya tidak tahu harus mengerjai gadis-gadis itu bagaimana. "Caranya?"
"Menakuti mereka," jawab Leta santai. "Kamu cukup menggerak-gerakkan semak saja sambil sesekali melempari kerikil. Sisanya biar aku."
Merinding karena kegelapan, Takao memilih untuk menyandarkan punggungnya di batang pohon, menyembunyikan dirinya di bayang-bayang. Menunggu gadis-gadis itu lewat.
Samar-samar dia mendengar lantunan melodi sedih yang mendayu-dayu. Entah kenapa, Takao merinding mendengarkan nyanyian itu. Lalu, suara itu tertutup oleh jeritan memekakkan telinga yang bersahut-sahutan.
Pemuda bersurai hitam itu melongo ketika melihat gadis-gadis waktu itu berlarian sambil sesekali melirik kebelakang. Takao menggoyangkan semak-semak sengaja membuat suara yang cukup keras kemudian melempari mereka dengan kerikil.
Jeritan mereka semakin memekakkan telinga. Membuat Takao memilih untuk menutup kuping ketimbang melanjutkan menakuti mereka. Dia terbahak ketika melihat gadis-gadis itu berlari terbirit-birit.
Tawanya terhenti ketika merasakan tepukan di bahu. Dia menoleh dan menjerit sampai terjungkal ke jalan ketika melihat sosok gadis dengan rambut berantakan.
"Hehehehe... ternyata kamu juga ketakutan."
Ingin rasanya Takao menyumpahi gadis yang kini sedang merapikan rambutnya itu. "LETA!"
"Sudah... sudah... ayo balik ke cottage! Sepertinya arah kita sama."
Takao bangun, masih berusaha menetralkan detak jantungnya. Dia berjalan di samping Leta, mendengarkan cerita Leta soal kejailannya tadi. Pantas saja gadis-gadis itu pada kabur. Rupanya lantunan yang Leta nyanyikan itu adalah lantunan yang sama dengan yang didengarkan seorang istri pada seligkuhan suaminya di cerita daerah.
"Kau tahu? Setelah melantunkan itu, sang istri meninggal dengan mengutuk suami dan selingkuhannya itu," lanjut Leta. "Tapi malah diabaikan. Dan anak-anak yang dikandung selingkuhan itu keguguran semua hingga keduanya depresi dan bunuh diri."
"Let, kamu denger itu dari siapa?" tanya Takao.
Leta mengerjapkan matanya. "Itu dongeng pengantar tidur yang kudengarkan ketika masih berumur 4 tahun. Lalu, aku bosan dan memilih untuk bermain catur bersama Papa hingga aku mengantuk."
"Masa kecilmu suram sekali, Sobat." canda Takao.
Leta terkekeh. "Tapi, kan, anti mainstream."
***
Matahari bersinar terik. Takao menyipitkan mata karena merasa terlalu silau. Saat ini dia tengah memesan limun dingin untuknya dan Midorima. Sedangkan sang pacarnya itu saat ini tengah berdebat dengan Leta mengenai hal-hal berbau kedokteran.
Karena lelah, pemuda bersurai hitam itu memilih duduk di salah satu kursi sambil menyeruput limun dingin yang baru diantarkan pelayan. Lagian sepertinya debat antara Midorima dan Leta juga belum selesai.
Takao asyik menikmati pemandangan pantai yang ramai. Dia terkekeh melihat kelucuan anak-anak yang tengah berlarian atau membuat istana pasir. Geli ketika melihat pasangan yang tengah bermesraan. Terbahak ketika melihat ada sekelompok teman yang saling mengusili satu sama lain.
Kebahagiaannya lenyap setelah dia mendapat pesan dari Leta.
Leta
|Cepat datang
|Gadis-gadis kemarin berulahSetelah membacanya, Takao langsung memasukkan ponsel ke kantong celana dan membawa dua gelas limun dingin. Berjalan secepat mungkin ke tempat mereka bersantai.
Dia mematung ketika melihat pemandangan yang membuat emosinya bergejolak. Lihat saja Midorima yang tampak mematung saking kagetnya dan gadis-gadis yang tengah menggodanya. Yang paling parah, adalah tangan gadis-gadis itu yang mulai merambah ke mana-mana.
Keruwetannya bukan itu saja. Masih ada Leta yang menjambak rambut Kei dengan brutal sambil melontarkan kata-kata kasar yang tidak pantas di dengan orang yang masih polos kepada seorang gadis dengan bikini terbuka yang sepertinya menggoda Kei tadi.
Amarah Takao semakin memuncak ketika mendengar ucapan salah satu j*l*n* itu.
"Kamu sudah punya pacar, kan? Bagaimana kalau kamu bermain di belakangnya saja? Aku rela walaupun cuma jadi selingkuhan, kok~"
to be continued
Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa tekan bintang dan berkomentar!
See you next chapter!

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Season
FanficBuku kedua dari Season Series. Menceritakan bagaimana lima pasangan yang sedang berlibur di Maldives. ⚠️Warning⚠️ Mengandung Yaoi