Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo PASTI akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar akan terjadi.🔞Warning🔞
Sedikit unsur 18+ mungkin lebih dari part AoKaga.Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.Helaan nafas terdengar untuk kesekian kalinya. Siapa yang mengeluarkannya? Itu adalah laki-laki manis bersurai baby blue yang kini tengah telungkup di sofa cottage. Dia lelah setelah pernerbangan plus muter-muter pulau gara-gara Akashi sok-sokan nolak bantuan petugas hotel dan berakhir dengan mereka nyasar.
Ya... laki-laki baby blue itu tidak tahu alasan di balik Akashi melakukannya. Laki-laki bersurai merah dengan sifat 11-12 dengan iblis itu memiliki niat tersembunyi. Dia sengaja menyasarkan mereka sehingga dirinya dapat melihat tubuh kecil itu kelelahan, apalagi kalau sampai berkeringat.
Setelah merasa energinya mulai kembali, Kuroko pelan-pelan bangkit. Dia berjalan gontai ke arah ruang tidur. Energinya kembali habis ketika melihat bahwa cottage yang mereka tempati saat ini hanya memiliki 1 kamar tidur dan 1 tempat tidur.
"Sei-kun, jangan sentuh-sentuh!" ancam Kuroko. "Sentuh-sentuh dikit saja, aku maksa Otou-san supaya bisa dipesankan cottage baru!"
"Jangan gitu, dong, Tetsuya~"
Kuroko hanya mengulas senyum lebar yang entah kenapa malah mengeluarkan aura menyeramkan, "Sei-kun... Jangan sentuh-sentuh, ya~"
"O-ok..."
***
"Ahn..."
Sesuatu yang lembab dan lembut terasa di area leher Kuroko, yang membuatnya semakin panik adalah kedua tangan dan kaki yang hanya bisa bergerak sedikit karena ditahan cukup kuat. Hal itu membuat laki-laki yang masih 3/4 tertidur itu menegang dan memulai pergerakan bar-bar alias mencoba menendang. Pergerakan agresif dari Kuroko membuat tempat tidur berderit-derit yang suara yang cukup mengkhawatirkan.
"B-berat..." gumam Kuroko.
Laki-laki bersurai baby blue itu semakin agresif ketika merasakan deru nafas yang terasa hangat di lehernya.
Kuroko semakin memberontak ketika ada tangan yang mengelus-elus perutnya. Tangan orang itu terasa hangat dan lembut, dari bentuk dan ukurannya menurut Kuroko itu tangan Akashi.
Dasar si emperor mesum itu!
"Sei-kun! Hentikan!"
Kuroko nyaris menjerit ketika sang tunangan malah menutupi matanya dengan kain hitam. Astaga... Laki-laki manis itu mendapat firasat yang amat sangat buruk.
Si surai baby blue sudah berusaha lebih keras, bahkan dia memberanikan diri untuk menggigit lidah tunangannya itu ketika lidah laki-laki yang tengah memainkannya itu masuk ke mulutnya. Tapi, yang dia dapatkan adalah jilatan di daun telinga.
"Jangan bergerak-gerak seagresif itu, Tetsuya," bisik Akashi dengan suara yang... serak-serak dan sedikit um... sexy(?), ditambah laki-laki itu benar-benar berbisik di telinganya. "Kamu bukannua bebas, malah hanya akan membuat yang di bawah sana terbangun, Sayang~"
Tidak menurut, Kuroko malah menendang semakin berutal dan tidak kenal arah. Bahkan dia bisa merasakan kalau salah satu tendangannya berhasil mengenai area... perut(?).
"Ouch! Hei... kamu nakal ya, Tetsuya~"
Kuroko mencengkeram seprai, "Ah... Sei-kun! Jangan gigit telingaku! Sakit tau..."
Merasa Akashi tidak akan melepaskannya, Kuroko mengumpulkan kebenarannya. Mengandalkan insting, si surai baby blue memendang ke tempat yang tadi dia tendang dan berakhir kakinya ditahan.
"Ternyata Tetsuya memang nakal, ya, atau kamu cuma benar-benar ingin melakukannya sekarang?"
"Sei-kun ngomong apaan, sih?!" gerutu Kuroko. "Lepasin, dong!"
Akashi memberikan kiss mark sekali lagi di dada mulus Kuroko, "Kamu harus tanggung jawab karena kamu sudah membangunkan yang di bawah."
"Sei-kun curang! Bisa saja kamu bohong!"
Kuroko memekik ketika dia ditarik berdiri, ditarik entah kemana. Laki-laki itu hanya bisa pasrah dan berharap akan keselamatannya. Dia kembali memekik ketika merasakan tubuhnya terhempas ke sofa dan mengaduh kesakitan.
Hendak kabur cepat-cepat, tapi dia langsung ditahan. Apalah dayanya yang kalah cepat dari sang tunangan yang saat ini sudah menindihnya kembali bahkan sudah memulai menambahkan kiss mark di dadanya yang pasti sudah penuh dengan tanda merah itu.
Secara refleks, Kuroko malah mengeluarkan suara yang seharusnya tidak dia keluarkan dan menjambak rambut sang tunangan. Berusaha menjauhkan wajah laki-laki bersurai merah itu dari dadanya.
"Ah... Sei-kun, tolong hentikan.."
Kuroko menegang ketika merasakan Akashi mulai melepas atasannya. Laki-laki bersurai baby blue itu hanya bisa bersedih atasannya yang entah dibuang ke mana. Dia semakin tegang ketika merasakan bahwa Akashi menjilati dada hingga perutnya.
"S...Sei-kun... Tolong berhenti..."
"Tidak bisa, Tetsuya," bisik Akashi. "Ini salahmu karena sudah membangunkan bagian bawahku."
Akashi mengangkat salah satu kaki Kuroko ke bahunya, membuat si surai baby blue sudah menjerit-jerit minta kakinya diturunkan. Seolah belum cukup, laki-laki bersurai merah yang memegang status tunangannya itu malah menjilat area paha dan memberikan beberapa kiss mark di sana.
"Sei-kun... aku benar-benar... uhm... membencimu..."
Akashi menambahkan satu kiss mark lagi sebelum menjilat bibirnya, "Aku itu absolut dan aku tidak memperbolehkanmu membenciku."
"Bodo amat soal absolutmu itu! Aku masih akan tetap membencimu!"
Pekikan tertahan Kuroko kembali terdengar. Kali ini dikarenakan Akashi yang tiba-tiba menariknya hingga posisinya si laki-laki manis itu duduk di pangkuan tunangannya.
"Tetsuya, apa kamu mau ke kamar mandi?"
Tanpa pikir panjang, Kuroko mengangguk karena berharap bisa keluar dalam situasi seperti ini.
"Ok..."
Baru beberapa detik, Kuroko sudah menyesali responnya sendiri. Saat ini dia tengah meronta-meronta di gendongan tunangannya yang sepertinya tengah menuju kamar mandi.
"Mari kita urus pertanggung jawabanmu dan hukumanmu karena tidak menurut di kamar mandi, Tetsuya~"
to be continued
Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa tekan bintang dan berkomentar.
Maaf banget nih, ya, kalau jadinya aneh di adegan yang sedikit menjurus itu🙇♀️
See you next chapter!

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Season
FanfictionBuku kedua dari Season Series. Menceritakan bagaimana lima pasangan yang sedang berlibur di Maldives. ⚠️Warning⚠️ Mengandung Yaoi