"Ayang, Aku masih gak nyangka kamu hamil yang. Ya Allah bentar lagi aku jadi YahVan." Ujarnya kesenangan.
Saat ini mereka berdua sedang berada di kamar mereka. Karna tau Shira hamil, Zaid tidak ingin pergi ke kantor. Katanya mau menemani calon degem alias dede emesh.
"YahVan? Apa itu? " Tanya Shira aneh.
"Ayah tamvan aselole jos!" Jawabnya bersemangat.
"Ayang dedenya masih lama ya keluarnya?" Tanya Zaid bersemangat. Shira mengacak rambut suaminya gemas.
"Masih ih, baru aja sekitar 2 minggu." Jawabnya kesal.
"Kok kamu gak kasih tau aku kalau kamu ada dede bayi di dalem sini." Ujarnya sambil membawa wajah sedih menunjuk-nunjuk perut Shira.
"Tadi kan udah dikasih tau Mas."
"Huaaa aku pikir ini lemak! Rupanya ada dede gemesh." Ujarnya gregetan sambil mengelus pelan perut Shira.
"Hai. Darah bulet bulet. Lagi apa?" Tanyanya sambil menempelkan telinganya ke perut Shira.
"Lagi merenung kenapa harus punya ayah kek modelan mang oding ulalala rasanya seperti menjadi barbie." Ucap Bagas tiba-tiba yang sudah berada di depan pintu kamar Zaid dan Shira yang terbuka.
"Ngapain ke sini?" Tanya Zaid sensi.
Bagas kembali mengeluarkan handphonenya dan menyalakan kamera.
"Halo whatsapp ges kembali lagi bersama saya Bagas orang tamvan. Jadi saya telah berada di sini di kamar mantan sperma." Ujarnya.
Zaid menggeram.
"Ya Allah anak siapa sih itu kenapa bisa bisanya Ayah sama Bunda mau mungutnya! " Ujarnya kesal.
"Sabar Mas. Dia adek kamu." Ucap Shira sambil mengelus punggung suaminya agar bersabar.
"Ayang aku usir anak pungut dulu ya kesel lama-lama berada disini. Mengambang tidak jelas seperti tai." Ujarnya lalu berjalan ke arah adiknya.
Shira hanya menggeleng melihat kelakuan suaminya. Sekarang Zaid telah menyeret Bagas untuk lari dari depan pintu kamar mereka.
Hingga saat ini Zaid dan Bagas sudah sampai di ruang tamu.
"Kamu tuh malas dek coba aja kamu melakukan hal yang berguna bagi nusa dan bangsa seperti memorot duit ayah terus bagi bagi ke abang misalnya. Lah ini kamu gangguin orang yang mau lagi bucin!" Ucap Zaid panjang lebar.
Zaid menceramahi adiknya hingga akhirnya Bagas pasrah dan mengeluarkan jurus andalan. Menangis.
"HUAA BUNDAAAA!! ABANG JAHAT HUAAAAA!" Pekiknya keras.
Zaid yang melihat Bagas terduduk sambil menangis langsung kelabakan. Hingga tak lama Aisyah datang dari arah dapur.
"Eh Zaid kamu apain adikmu nak. Kenapa Bagas nangis gini ya Allah. Sini sayang sama Bunda." Pujuk Aisyah.
Bagas pun langsung berdiri dan berjalan memeluk Aisyah sambil menunjuk Zaid.
"Zaid kamu apain adekmu." Tanya Firhan yang tiba-tiba sudah berada di ruang keluarga.
"Zaid gak apa-apain. Zaid cuma bilang dia pemalas suka gangguin orang aja kerjanya." Jawab Zaid kesal.
"Huaa Bunda lihat abang tuh! Ayah keluarin Abang dari Kk. Abang gak berperikeadikkan sama Bagas huaaa!" Pekik Bagas tak terima.
"Woi munaroh, kalau Ayah keluarin Abang dari KK Abang udah ada KK sendiri. Gak kek kamu wlee!" Ejeknya.
"Udah Zaid udah ih kasian adik kamu nangis mulu." Tegur Aisyah.
"Auah Bunda mah gitu. Gak sayang Zaid lagi nih pasti." Ujarnya merajuk.
"Bukan gitu nak. Tapi kan kamu udah dewasa udah beristri gak lama lagi kamu punya anak. Beda sama Bagas yang masih kecil."
Bagas tertawa sinis sambil melihat Zaid saat ia dibela oleh Aisyah.
"Tuhkan adek ga ada akhlah kau! Pemalas!" Ucapnya kesal.
"Kenapa Abang selalu marahin Bagas karena Bagas malas. Padahal kan Bagas gak ngapa ngapain." Ujarnya sedih.
Firhan berpikir.
"Good questions. Zaid jawab cepat. Mengapa kamu marahin orang pemalas sedangkan orang pemalas gak ngapa-ngapain." Ujar Firhan.
Zaid berfikir keras.
"Kok malah nyuruh Zaid jawab. Auah Zaid mau pesen tiket liburan aja mumpung Shira hamilnya masih kecil mungil. Babay Zaid mau pergi liburan." Ujarnya dan hendak masuk ke dalam kamar, namun langsung di tarik oleh sang Ayah.
"Zaid ku sayang anak ayah paling ganteng. Ikut dong. Ikutt!" Ujar Firhan.
"Tidak bisa ferguso. Liburan sendiri sama Bunda berdua. Jangan ganggu Zaid." Ucapnya.
"Lah Bagas mau dilariin kemana kalau Ayah dan Bunda mau liburan berdua sedangkan kamu juga liburan berdua." Ujarnya heran.
"Bius aja, Ayah sama Bunda mau liburan berapa hari nah tuh bius aja si Bagas sesuai porsinya." Ucap Zaid sambil tersenyum sinis memandang adiknya.
"Eh kok kamu pinter. " Ucap Firhan.
"BUNDAAA LIHAT AYAH! BAGAS MAU AYAH BARU AJAAA! MAU AYAH BARU!" Pekiknya tak terima .
"Bunda, Ayah engga izinin kamu nikah lagi ya. Enak aja. Ihh kalau bukan anak sendiri dah ku jual kamu." Ucap Firhan greget.
"Seketika aku merindukan tempat sunyi dan sepi." Ucap Zaid tiba-tiba setelah melihat rumahnya menjadi seperti pasar malam sejak Ayah dan Bundanya menginap.
"Ada nih ukurannya kecil tapi muat satu orang aja." Tawar Firhan.
"Iya? Zaid mau Ayah. Jauh gak? " Ucapnya bersemangat.
"Engga jauh, bahkan kamu akan merasa lebih dekat dengan Tuhan kalau mau tinggal di rumah itu." Ucap Firhan lagi.
"Dimana?? Alhamdulillah Zaid mau tobat Ayah Zaid sering marah-marah sama Bagas dan Ayah." Ucapnya senang.
"Ini dari rumah kamu lurus nanti ketemu perempatan dekat rumah kosong itu yang biasa ada kuntinya. Belok kiri, tuh. "
Zaid berfikir. Di dekat rumahnya Mbak Kunti sama Bang Ocong itu kan gak ada rumah.
"Sebesar apa rumahnya? Kok Zaid gak pernah liat ya?" Ujarnya heran.
"Gak besar, cuma 2×1." Jawabnya enteng.
"2×1 , rumah apa tuh kecil banget." Pikirnya hingga ia sadar bahwa....
"AYAH PENGEN ZAID MATI YA?" Pekiknya.
Di dekat rumah Mbak Kunti dan Bang Ocong adalah kuburan.
"ITU KUBURAN AYAHHHH!"
Firhan tertawa keras melihat Zaid yang melompat-lompat greget.
"Bener kan? Tenang, sama lebih dekat dengan Tuhan." Jawab Firhan sambil terkekeh.
"Mana sempat Ayah! Keburu di siksa malaikat Zaidnya!" Ujarnya kesal.
"Dahlah Zaid sebel. Zaid mau liburan aja! Awas Ayah ikut!" Ucapnya.
"Eh gak bisa gitu. Ayah juga perlu refreshing ketempat baru yang belum pernah ayah pergi. Capek kepala Ayah berfikir terus perlu kedamaian nih otak."
"Kuburan mau? Tenang loh, Ayah juga kan belum pernah masuk ke sana. Nanti Zaid atur jadwal Ayah refreshing ke kuburan. Lumayan fasilitas makan mie cacing minum nanah sama hotel estetik dengan pelayanan kunti, ocong dan sudel bolong. Top markotop deh!" Jelasnya.
"Zaid Ayah belum mau mati Zaid! Sini kamu sini! Sebelum Malaikat yang nyiksa biar Ayah dulu yang nyiksa kamu!" Ucap Firhan dan langsung menjewer telinga Zaid kuat.
"Bunda, Ayah sama Abang kenapa?" Tanya Bagas heran.
Aisyah menutup wajah Bagas. Lebih tepatnya kearah mata.
"Biasa dek, abis obat. Bunda lupa beli." Jawab Aisyah.
To be continued....
Semoga terhibur🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Gaje [ End ]
HumorBudayakan follow sebelum baca😁 Sequel Ada Cinta di Pondok Pesantren Zaid dan Shira sudah menikah. Namun siapa yang bilang pernikahan itu mudah? Zaid Azzam Ibrahim, Ustadz Zaid adalah nama terkenalnya. Selain menjadi bos, Zaid juga menjadi seorang...