18. Keadaan di kantor

8.8K 1.5K 76
                                    

Sudahkah kalian istighfar hari ini? Kalau belum istighfar dulu gih.

Tarek sis.....

1

2

3

Cekidot...

•••

Kurang lebih hampir sudah 4 hari Zaid pergi meninggalkan kantor ini. Bukan dunia ini. Dan Legi serta Wawan selaku orang yang di percaya sangat sibuk akhir-akhir ini.

"ZAID GESREKK!!! ENAKK KAU DI SANA YA LIBURAN SEDANGKAN GUE DISINI MERANA!" Pekik Legi stress.

Legi memukul keras meja di ruang pribadinya. Oke dia sudah sangat strong dibuat oleh sepupunya itu. Iya strong, stress tak tertolong.

Legi memutuskan untuk berjalan ke arah dapur kantor. Saat sampai di dapur, entah mengapa kulkas memiliki magnet yang sangatlah kuat. Jadi Legi memutuskan untuk pergi membuka kulkas.

Legi membuka kulkasnya. Dan ia termenung.

"Gue tau lo gabut, mending lo tutup kulkasnya." Ucap seseorang tiba-tiba dari arah samping kirinya.

Legi menoleh, ternyata BangSat.

"Ngapain lo di sini?" Tanya Legi heran.

Satria tertawa. "Mikir dong, ngapain gue di dapur? Senam? Bikin kopi lah. Lo tau, semenjak tuh si Zaid pergi. Kerjaan gue numpuk. Gak ada akhlak tuh orang." Ujarnya kesal.

Legi tersenyum mendengarnya, karena mereka satu nasib. Oke, gibah dimulai.

"Lo tau gak?" Ucap Legi. Ini adalah awal dari gibah yang berkepanjangan.

"Apa? Apa?" Tanya Satria kepo. Temen laknat emang. Gibah aja cepet.

"Zaid? Wah gila tuh orang!" Ucap Satria tak percaya.

Plak!

"Belom aja gue ngomong woi!" Ucap Legi kesal.

"Wehh! Kalian ngapain disini? Gibah ya? Ikut dong." Ucap Kemal tiba-tiba yang baru saja datang. Legi menghela nafasnya pelan. Pantas saja dulu Satria dan Kemal lama lulus dari pondok, rupanya oh rupanya.

"Yaudah sini kita bicarakan keburukan Zaid di ruangan gue aja. Sekalian sama Wawan. Penegah, mana tau kita terlalu kejam jelek-jelekin sepupu gue ya kan." Ucap Legi akhirnya. Dan mereka pun berjalan pergi menuju ruangan Legi.

Kulkas : "Sasaran orang gabut adalah makananku."

Di dalam ruangan. Legi dengan wajah galaunya terlihat jelas.

"Eh kok gue baru tau lo batal tunangan sama Keisya? Kenapa?" Tanya Satria heran.

Mereka sedang duduk di sofa sambil ngeteh dan memakan cemilan.

"Ya karna, auah! Udah di lamar masih aja di tikung. Kisah percintaan gue gak semulus Wawan." Keluhnya kesal.

"Wan, gimana Nayla?" Tanya Kemal kepo.

"Alhamdulillah baik di rumah, lagi ngurus anak. Kemarin dia baru melahirkan lagi."

"Anjay gurinjay. Mantep juga lo ya Wan. Bibit unggul emang beda." Ucap Satria kagum.

Wawan hanya diam, tak banyak bicara.

"Ya gimana ya Gi. Gue mau ketawa tapi nasib sama. Dua tiga tutup botol, soal cinta kita tolol." Ucap Kemal sedih.

Mereka bertiga meratapi nasih dengan kesendirian yang tak kunjung selesai. Hingga tak lama pertanyaan itu muncul di benak Satria.

"Eh! Kok lo berdua mau kerja sama Zaid? Bukannya lo berdua ada perusahaan sendiri ya?" Tanyanya heran.

Family Gaje [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang