32. Detik-detik

11K 1.5K 155
                                    


Istighfar dulu 3x , udah?  Hari ini kalian akan berpisah dengan family gaje☺ Terima kasih sudah mau membaca kisah ini hingga sampai saat ini. Terima kasih dukungannya ☺

1

2

3

Cekidot...

•••

Waktu berlalu begitu cepat akhir-akhir ini, Shira mengelus perutnya yang sudah hamil besar dengan penuh sayang. Usia kehamilannya sudah memasuki bulan ke-9. Yang artinya tinggal menghitung hari untuk si kecil melihat dunia.

Sekarang Shira sedang duduk di ruang keluarga, sedangkan Zaid sedang mandi. Shira sudah menyiapkan segala perlengkapan untuk jaga-jaga.

Shira duduk sambil menonton TV, sembari memakan buah naga sebagai camilan sehat. Menonton serial TV di indosiar. Azab.

"Yang, where my color?" tanya Zaid yang sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit diantara pinggangnya.

"Semoga tuh handuk melorot! Melorot! Melorot!" ucap Mbak Ayu semangat. Zaid menatap sinis ke arah Mbak Ayu.

Setan gatal minta di garuk!

"Di dalem lemari kecil loh, mana pernah dipindahin Mas," jawabnya. Selain memakan cemilan buah, Shira juga sedang melipat baju yang telah kering untuk dimasukkan ke dalam lemari.

"Kok semalem aku cari gak ada ya Yang?" ucapnya heran, Zaid berjalan masuk ke dalam kamarnya dan mencari di dalam lemari yang Shira maksud.

"Semalemkan aku yang ambil, buat ritual xixi!" ucap Mbak Ayu sambil tertawa lalu menghilang sebelum Zaid hendak membalas perbuatan cabul setan ini dengan ayat kursi.

Zaid memakai baju kaos berwarna hitam , dengan celana joger panjang berwarna navy. Sangat pas dengan kulitnya yang putih. Lagi dan lagi, Zaid kembali di depan kaca seraya tersenyum.

"Ya Allah gue ganteng banget, parah sih yang pernah nolak gue," ujarnya bangga , bibirnya tersenyum tipis sambil menyisir rambutnya. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara orang merintih kesakitan.

"Arghh!"

"Weh masih pagi! Siapa tuh udah main bae lah!"

Zaid masih tidak perduli, ia hanya sibuk istighfar setiap kali mendengar rintihan tersebut.

Kurang pro suaminya nih!

Dan tiba-tiba, ia mendengar sesuatu.

"Mass—!" rintih seseorang itu. Zaid berusaha fokus.

"Woi, tuh bini lo udah nahan sakit dan lo disini masih mikir siapa yang sakit? Wah ogebnya terlalu murni nih orang!" ujar Mbak Ayu membuat Zaid tersadar.

"ITU SHIRA???" pekiknya panik. Zaid langsung saja berlari keluar dari kamar dan mendapati istrinya itu sudah terbaring menahan sakit. Zaid jongkok dan memeluk Shira sambil mengelus perut istrinya sayang.

"Yang, kamu kenapa? Sakit apa?" tanya Zaid panik. Zaid bingung, dan ia terlihat sebuah cairan yang keluar dari sela-sela paha Shira membuatnya heran.

"Yang, ngapain pipis di sini. Kan kita ada WC."

Shira menggeleng, masih berupaya merupaya menahan sakit yang sangat tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Zaid membantu istrinya berdiri.

"Ayok kita ke wc, jangan pipis di sini Yang."

"Zaid! Sua— Eh!! Shira kenapa?" tanya Aisyah yang baru saja masuk ke dalam rumah Zaid , membawa rantang yang berisikan lauk pauk.

"Gatau Bun! Shira pipis di sini. Padahal kan ada WC!" ucapnya kesal. Shira kembali menggeleng, sesekali merintih kesakitan.

Family Gaje [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang