21. Balik Ke Indonesia

8.2K 1.4K 113
                                    

Sudah istigfar belum hari ini?? Kalau belum istighfar dulu 3 kali. Udah? Udah bener nih? Gak bohong?

"Jangan bisanya hujat mulu lo semua. Sekali kali muji kek." Zaid berkata dengan muka songongnya.

Bacot Zaid!

1
2
3

Cekidot

•••

Setelah seminggu mereka pergi ke negara orang, akhirnya saatnya telah tiba mereka harus pulang ke negara sendiri. Benar kata pepatah. Hujan duit di negara orang , hujan batu di negara sendiri. Kita mungut duit dulu di negara orang baru pulang.

Mereka telah sampai di bandara dan sekarang mereka sedang duduk di kursi menunggu saatnya tiba untuk berangkat.

Zaid duduk manja dengan Shira, hingga dering telfonnya mengganggu suasana uwu itu membuat Zaid menggerutu kesal.

Dan lagi-lagi tertera nama Legi. Zaid jengah.

"APA SIH HA GUE UDAH MAU PULANG INI BISA SABAR KAN?!" Ucapnya ngegas.

[ Abang Zaid, kalau saya bilang jangan ngegas jangan ya. ]

"Mau apa lagi ha??" Ucap Zaid greget dengan sepupunya itu.

[ Lo mau pulang kan? ]

"IYA! GUE MAU PULANG! PU LA NG! PULANG!" Ucapnya lagi. Fiks, Zaid benci Legi. Karena sepupunya itu, ia tidak bisa liburan seperti yang seharusnya.

[ Ya santai Pak Bos. Gue cuma mau nanya nih, lo suka pelangi gak? ]

Zaid mengernyit, keningnya berkerut.

"Ngapain nanya? Penting emang?" Tanyanya heran.

[ Ini sangat penting demi hidup lo! ]

"Suka, pelangi. Kek rainbow cake gitu kan. Suka, apalagi merah. Atau pun duit warna merah. Gue suka." Ucap Zaid mulai santai.

[ Okelah. ]

"Lah? Cuma itu? Lo gabut atau gimana sih Gi?" Ucap Zaid greget.

[ Engga gabut, cuma tadi gue udah runding sama senior. Kalau lo sampe kami takut bingung milih kain. ]

"Oalah, kain apaan?" Tanya Zaid heran. Karena ia tidak memesan kain ataupun sejenisnya.

[ Kafan, lo kan suka pelangi. Nanti kain kafan lo gue tie die. Biar kuburan lo banyak warna. ]

Zaid mencoba sabar. Ia tak ingin marah. Marahnya nanti saja, saat di depan muka. Ia akan smackdown Legi sampai ke Afrika!

"Terimakasih atas perhatiannya. Tapi tidak!" Ucap Zaid dan ia langsung mematikan ponselnya. Tunggu sehari, dan ia pastikan Legi akan ia smackdown.

Tunggu tanggal mainnya TEPUNG!

Sedangkan suasana di kantor...

Mereka bertiga, siapa lagi kalau bukan Legi, Satria dan Kemal tertawa puas setelah mendengar pekikan Zaid.

"Gimanalah Zaid mau naikin gaji kita kalau kalian kek gini." Ucap Wawan kesal, pasalnya istrinya itu sudah hamil besar dan butuh biaya buat lahiran.

"Kan proposal buat naikin gaji udah di tanda tangan sama Zaid. Aman lah Wan. Bini lo lahir di kamar VVIP pokoknya." Ucap Legi menjamin.

"Hmm." Jawab Wawan malas. Hanya dia yang tak berniat untuk mengerjai Zaid. Tidak seperti ketiga pegawai itu.

"Eheh!" Panggil Kemal.

Family Gaje [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang