Oke, jadi em anu ges kita lompat. Ya masa Shira gak gede gede anaknya kan. Oke sekian.
Istighfar dulu gih 3 kali, udah? Gak bohong? Yaudah hayyuk.
1
2
3Cekidot...
•••
Detik per detik, menit per menit, jam per jam. Dan kalian masih ngarepin orang yang sama? Parah sih.
Kini kandungan Shira sudah mencapai 4 bulan, sering kali bayinya menendang pelan membuat Zaid dan Shira bersemangat. Contohnya sekarang, malam ini Zaid sedang memegang perut sang istri.
"Yang, kok berenti sih debaynya main bola?" Tanya Zaid heran saat merasakan tendangan dari calon anaknya yang ulalala similikiti tak lagi terasa.
"Istirahat Mas. Capek kali." Ucap Shira.
Besok mereka akan cek up ke dokter kandungan untuk memastikan keadaan bayi mereka.
"Dari bulet mini ke buntel mini sekarang sudah menjadi debay." Ucap Zaid senang.
"Woi, ngapain di dalem. Mending keluar sini sama Daddy main tiktok." Ucap Zaid yang berbicara di depan perut istrinya.
"Yang, besok kata Bunda mau masak-masak di rumahnya. Jadi besok kamu gak usah masak buat aku. Aku juga besok males kerja." Ucapnya sambil memeluk Shira erat.
Shira memegang tangan suaminya dengan lembut, wajah Zaid tampak kelelahan. Shira tersenyum hangat.
"Yaudah gapapa. Istirahat aja." Jawab Shira dengan lemah lembut.
"Wawan sama 3 semprul mengejar jodoh juga besok makan siang rumah Bunda." Sambung Zaid. Shira mengangguk lagi.
"Ayok tidur." Ajak Zaid sambil mengelus perut Shira yang mulai membesar dengan sayang.
"Ayok Mas." Jawab Shira dan mereka pun tidur ditemani nyanyian dari Mbak Ayu dan Jason yang sedang dinner di atas genteng.
•••
Keesokan harinya , mereka pagi ini sudah berkumpul di rumah Firhan dan Aisyah. Mereka semua berkumpul di dapur untuk membantu Aisyah masak-masak. Ternyata hari ini adalah hari di mana Bagas akan melaksanakan khataman Al-Quran pada malam hari.
"Semenjak kapan kamu bisa ngaji?" Tanya Zaid heran. Bagas yang sedang bermain HP memandang Zaid malah. Oke, Abangnya ini ngajak tawuran.
"Harus emang Bagas mau ngaji teriak dulu gini 'ABANG BAGAS MAU NGAJI' engga kan?" Ucapnya malas lalu kembali memainkan handphone miliknya.
Zaid memandang adiknya sinis. Hingga tak lama suara ketokan pintu berbunyi dan suara salam dari empat orang pemuda pejuang makanan gratis terdengar.
"ASSALAMU'ALAIKUM." Ucap mereka serentak.
"Waalaikumsalam ya ahli kubur." Jawab Zaid sambil tersenyum.
"Gimana? Udah masak makanannya?" Tanya Legi antusias. Mereka duduk didekat Zaid yang berada di ruang keluarga.
"MasyaAllah punya temen gini amat, ya belom lah sabar napa." Jawab Zaid heran melihat kelakuan sepupu sekaligus temannya ini.
"Oh iya Mas Zaid, ini ada acara atau gimana? Kok ada tenda di depan?" Tanya Wawan heran melihat ramainya lelaki yang bergotong royong mendirikan tenda serta menghiasi tenda tersebut.
"Ohh itu, ini si kecil udah aktif bisa ngaji, jadi malam ini dia mau khataman Al-Quran." Jawab Zaid pada Wawan.
Legi, Satria dan Kemal memandang Bagas takjub. Sorot mata mereka tampak kagum. Mereka tak menyangka bahwa Bagas akan tumbuh aktif sejak dini. Tidak seperti Zaid yang otaknya tak kunjung di tebus di pegadaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Gaje [ End ]
HumorBudayakan follow sebelum baca😁 Sequel Ada Cinta di Pondok Pesantren Zaid dan Shira sudah menikah. Namun siapa yang bilang pernikahan itu mudah? Zaid Azzam Ibrahim, Ustadz Zaid adalah nama terkenalnya. Selain menjadi bos, Zaid juga menjadi seorang...