10. Pesan tiket

12.1K 2K 85
                                    

Setelah melewati aksi debat tak ada gunanya bersama Bang Ocong. Zaid akhirnya sampai di rumahnya. Ia masuk ke dalam rumahnya. Dan sekarang Mbak Ayu sedang selonjoran di dekat tangga.

"Mbak dari mana? Kok lama gak keliatan?" Tanya Zaid yang hendak berjalan ke arah kamarnya tetapi harus melewati Mbak Ayu terdahulu.

"Biasa Ustadz, saya kerja lah cari makan." Jawabnya. Zaid kaget.

"Setan makan? Makan apaan?" Tanyanya heran.

"Ya makan lah Ustadz, makan darah , makan tumbal, beh rasanyaa ahh mantap." Ucap Mbak Ayu sambil tersenyum senang. Sekarang perutnya sudah kenyang hatinya pun senang.

"Terus sekarang ngapain disini? Bagus ketempat Mbak Kunti, Bang Ocong lagi galau noh. Hibur napa." Sarannya.

"Disini? Gak liat lagi gaya foto model. Kesana? Ngapain, nanti yang ada saya malah main adu ketawa sama Kunti. Dia udah jadi musuh saya, jangan deket-deket dia Ustadz. Temenan sama saya aja. Jangan sama dia, dia setan." Hasutnya.

Zaid memasang ekspresi heran, dan bingung.

"The real setan ngasut." Ujarnya sambil menggeleng pelan.

"Yaudah lah saya mau bobo ganteng dulu ya. Lanjutin foto modelnya Mbak Ayu." Ucap Zaid yang sudah mengantuk dan ia pun berjalan langsung ke arah kamarnya.

Saat membuka pintu kamarnya, ia melihat Shira yang sudah tertidur. Nampak sekali wajahnya tidak tenang. Zaid berjalan mendekat dan mengelus wajah istrinya sayang.

"Sehat terus ya, meskipun aku rada gila. Tapi aku bakalan terus bahagian kamu dan calon anak kita." Ucap Zaid manis.

Zaid pun mengganti pakaiannya dengan baju tidur dan naik ke atas tempat tidur. Ia memeluk Shira dari belakang seraya mengelus pelan perut Shira yang kini ada calon buah hati mereka.

"Goodnight darah bulet mini. Cepet transformasi jadi bayi ya."

Matanya tertutup dan ia masuk ke dalam mimpi yang indah.

•••

Pagi kembali lagi ke pagi. Zaid kembali lagi disini di meja makan dengan Shira dan adiknya Bagas.

"Kita jadi liburan gak sih Bang?" Tanya Bagas kepo.

Zaid berpikir sebentar, benar juga sih. Mumpung kerjaannya sudah beres akibat anak buahnya yang laknat alias sepupunya sendiri.

"Boleh juga sih dek. Abang telpon Papa dulu sekalian kamu ambilin Abang minum ya pake es." Ucap Zaid.

Zaid mulai menyalakan handphonenya dan mencari nama 'bapak negara gagal jadi presiden ' . Dan mulai menelpon ayahnya.

Dan akhirnya tersambung.

"Hallo assalamu'alaikum kenapa Ayah telpon Zaid?" Ujar Zaid pada Ayahnya.

[ Waalaikumsalam, heh yang nelpon siapa! Kenapa nelpon sih? ]

"Oh itu tiketnya gimana? Kata Ayah kan ada tiket murah. Mau liburan ke mana sih? " Tanya Zaid heran. Padahal kan ia ingin liburan hanya berdua dengan sang istri tercinta.

[ oh itu, sama temen Ayah. Nanti kamu ambil ya. Udah pesan 5. ]

Zaid menghela nafas malam. Dia lagi dia lagi. Yang bayar dia yang ambil tiket pun dia. Untung orang-tua sendiri.

"Kemana sih?" Tanya Zaid penasaran.

[ ke surga ]

"ASTAGFIRULLAH AYAH! DARAH BULET MINI AJA BELOM TRANSFORMASI JADI DEBAY." Pekik Zaid tak terima.

Family Gaje [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang