31: Penelusuran

74K 5.3K 203
                                    

Seperti yang dikatakan Raga, keesokan harinya pria itu membiarkan Divya, dan tidak menggangu. Meski diperlakukan seperti itu, tetap saja Divya berusaha untuk menghindar. Keluarga Raga tidak ada yang menegur atau protes. Namun, Divya tahu bahwa Mega gemas dengan kelakuannya, beruntung Ranto terus menahan agar Mega tidak menegur Divya.

“Mbak kalau nggak nyaman pulang aja, anak-anak juga kayaknya udah kangen sama mainan.” Raira menatap ke arah Kayla dan Raynar yang duduk diam seperti orang diterpa kebosanan.

“Maunya gitu, tapi nggak ada yang anter,” ujar Divya.

“Aku telponin Mas Raga, ya?” Raira beralih menatapnya.

Sudah Divya duga, di rumah ini tidak ada yang tahu bahwa ia sempat menghilang selama empat hari. Tentu ia bersyukur, karena jika tidak, maka sudah pasti akan ada pertengkaran dengan Mega.

“Mbak pengin cepat kelarin masalah ini.” Divya membuang bahunya di sandaran sofa.

Hari ini Raira sudah terlihat lebih baik-baik saja, meskipun kadang masih saja mengeluh merasa malu karena membatalkan pernikahan di saat sudah memesan gedung dan mencetak undangan.

“Udah sebulat itu, Mbak?” tanya Raira, matanya menyiratkan kesedihan.

“Udah nggak bisa Mbak toleransi, mereka berzinah di belakang Mbak.” Sedikit pun tidak ada rasa segan menceritakan hal ini pada adik iparnya itu.

“Terus, anak-anak?”

“Nggak ada yang berubah dari mereka, masih bakalan tetap dapat kasih sayang,” jawab Divya mantap. “Ngomong-ngomong, Mbak boleh pinjam HP?”

“Buat?” Raira tidak langsung memberikan, mata memicing curiga.

“Pesan grab, Mbak sama anak-anak mau pulang.”

Raira membulatkan bibir, dan segera memberikan ponsel pada Divya. “Mbak nggak bawa HP?”

“Disita sama Mas Darsa,” jawab Divya. Tersenyum ketika mendengar keterkejutan dari adik iparnya, “buku nikah juga disita.”

“Kenapa disita? Apa salahnya Mbak?”

            “Kalau HP, Mbak nggak tahu kenapa harus disita. Kalau buku nikah, katanya supaya Mbak nggak ambil tindakan gegabah. Padahal ini udah sebulan lebih Mbak rencanain.”

            “Mbak, kalau kalian beneran pisah, kita masih bisa jadi keluarga, ‘kan?” tanya Raira, wajahnya terlihat sangat sedih.

            “Kita tetap saudara.”

            Menurut Divya, yang terputus adalah hubungannya dan Raga. Anak-anak masihlah bagian dari keluarga ini, Divya tak punya masalah dengan Raira, maka sampai kapanpun mereka akan baik-baik saja.           

{{{

Saat mobil yang mengantarkan Divya dan anak-anaknya hampir mencapai rumah, lirikan matanya menangkap kehadiran mobil yang sangat dikenalinya. Ya, Permana memarkirkan mobil di dekat rumah Divya, dan saat itu pula ia sadar bahwa ada seseorang di dalam mobil tersebut.          

Pria itu mencarinya?

Divya jadi merasa bersalah, maka saat turun dari mobil setelah membayar sopir, ia meminta Kayla dan Raynar untuk masuk duluan ke dalam rumah, sedangkan ia menuju mobil Permana.

Pria itu menurunkan kaca jendela. “Kamu kelihatan lebih lesu,” ada kekhawatiran di wajahnya, “Raga nggak apa-apain kamu, ‘kan?”

Divya menggeleng. “Bukan Raga, tapi Mas Darsa.”   

Saat malam hari Divya berusaha mengumpulkan niat untuk berbicara langsung dengan Raga. Namun, nyatanya tidak semudah itu. Suaminya tersebut menghindar seakan tak mau mendengarkan, dan hal itu malah membuat Divya segan untuk membuka percakapan lebih dulu.

Lo Selingkuh, Gue Balas! ✓ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang