32: Keputusan

102K 6.4K 930
                                    

Divya tanpa ragu masuk ke dalam rumahnya, meskipun mobil Darsa dan Raga sudah terparkir di depan sana, ia tidak merasa takut jika ditanya dari mana saja sejak siang tadi. Dua kantong plastik di tangannya sudah bisa menjelaskan, tidak perlu membuang energi untuk menceritakan atau menjelaskan apa saja yang dilakukannya di luar rumah.

Melewati ruang keluarga, bisa Divya rasakan tatapan dingin dari kakaknya. Ketika ia menoleh, pria itu bersandar dan melipat tangan di depan dada.

"Clovis nggak sekalian ajak masuk?" Darsa menatap tepat di manik mata.

Divya tidak terkejut dengan ucapan blak-blakan itu, menurut penjelasan Permana tadi, sudah pasti kakaknya itu tahu ke mana dan bersama siapa dirinya selama empat hari ini.

"Clovis siapa, Bang?" tanya Raga yang duduk tidak jauh dari Darsa.

"Mantan pacar Divya." Kakaknya itu menjawab dengan sangat anteng. "Kamu mau balas dendam ke Raga?"

Divya menarik napas dalam, ditaruhnya belanjaan ke atas meja, dan bersiap untuk meninggalkan ruangan itu. Dua lawan satu, sudah jelas di sini siapa yang akan kalah. Divya akan mencari waktu lagi untuk berbicara berdua dengan Darsa.

"Jawab!" sentak Darsa.

Divya menghentikan langkah. "Nggak ada hubungannya sama Mas, dan nggak ada hubungannya juga sama Clovis." Ia berkata dengan nada ketus.

"Nggak ada hubungannya sama Clovis?" Darsa berdiri, membalas tatapan sengit adiknya, "sebelum kejadian kamu lari dari rumah, kamu pergi ke Denpasar bareng Clovis. Iya, 'kan?"

Divya tidak suka dengan situasi ini. Seharusnya Darsa membelanya, bukan menyudutkan seperti ini di depan Raga. Sudah pasti suaminya itu akan besar kepala karena merasa dibela dan memiliki kesempatan untuk menyerang Divya.

"Iya," jawabnya, tanpa keraguan. "Ini nggak ada sangkut-pautnya sama Clovis. Aku mau cerai, itu murni karena nggak sanggup lagi sama kelakuan Raga." Sementara Divya dan Darsa saling melayangkan tatapan sengit, Raga dibuat bergeming oleh fakta yang baru diketahuinya.

"Clovis bikin kamu goyah?"

"Udah aku bilang, Clovis nggak ada hubungannya dengan ini!" balas Divya dengan nada tinggi.

Kakaknya seperti menjadikan Permana sebagai kambing hitam, tentu Divya akan marah, sedangkan Raga yang menjadi dalang malah dibiarkan begitu saja.

"Raga yang buat aku ingin cerai! Bukan Clovis!" tekannya tegas.

Darsa tidak membalas ucapannya, malah beralih pada Raga yang masih terdiam dengan wajah tak percaya menatap Divya.

"Ada yang mau kamu omongin ke Divya, Ga?" tanya Darsa, "silakan, sebelum saya ambil alih lagi."

Raga menatap Darsa penuh keraguan, menelan ludah gusar, kembali menilik ke arah Divya. Terluka, itulah yang dirasakannya. Masih tak bisa percaya, seorang Divya mampu melakukan hal sama yang pernah dilakukannya.

"Kami boleh ngobrol berdua, Bang?" pinta Raga.

"Terserah, saya tunggu di sini hasilnya." Darsa kembali duduk dan bersandar. "Kalian berdua, jangan sampai buat saya kecewa," tegasnya.

"Iya, Bang." Raga menyahuti.

"Dan kamu Divya, jangan buat anak-anakmu seperti kamu yang dulu. Udah tahu, kan, gimana rasanya?" Nyatanya Darsa masih ingin menyerang sang adik.

"Kasih tahu itu ke Raga, dia yang buat keluarga ini hancur," tukas Divya, kemudian melangkah menuju kamar.

{{{

Lima menit berlalu, Divya duduk di sofa sedangkan Raga di tepi ranjang. Hanya mereka berdua yang berada di dalam kamar ini, sedari tadi diam tak ada yang memulai percakapan. Divya sendiri, karena tidak merasa melakukan kesalahan, maka tidak ingin memulai. Jika Raga sama sekali tidak memulai, sudah ia putuskan akan langsung mengatakan tujuan dan maksud hatinya.

Lo Selingkuh, Gue Balas! ✓ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang