Sebenarnya Divya tidak ingin pergi ke rumah mertuanya, tetapi Darsa memaksa dengan wajah seperti singa yang ingin menyerang lawannya.
“Masuk,” suruh Darsa.
Divya duduk diam di jok belakang, tidak ingin berpindah seinci pun. “Nggak.” Menolak dengan tegas.
“Kamu udah gede, Div, hadapi masalahmu. Mumpung di sini ada keluarga suamimu, sampaikan keinginan kamu.” Darsa menatap tepat di manik matanya.
“Mana bisa, Mas. Mereka lagi sedih kayak gitu, ya kali aku langsung bilang pengin cerai.” Divya mendengkus sembari memalingkan wajah.
“Tuh, berarti kamu masih punya rasa peduli. Keluar sekarang, jenguk adik iparmu. Bawa anak-anak,” tegas Darsa.
Divya menggigit bibir, rasanya ingin merengek pada kakaknya, tetapi sudah pasti pria itu hanya akan memarahi terus-menerus. Dengan berat hati Divya keluar dari mobil, disusul Kayla dan Raynar yang langsung menggenggam tangannya ketika sudah berada di luar mobil.
Anak-anaknya itu sejak Divya pulang, tidak ingin lepas darinya. Bahkan tadi Kayla dan Raynar bertengkar karena rebutan ingin duduk di pangkuan Divya. Tentu saja ia merasa bersalah, keduanya begitu membutuhkan Divya. Namun, yang ada dalam pikirannya selama pelarian hanyalah membalaskan rasa sakit hati, yaitu dengan perceraian.
“Mas, balikin dulu HP-ku,” pinta Divya, sedari tadi benda itu tidak diberikan padanya meskipun sudah meminta berkali-kali.
“Nggak, kamu masuk dulu baru Mas balikin.” Darsa menutup kaca jendela, kemudian mobil itu berlalu, menghilang ditelan gelapnya malam.
Divya menghela napas berat, sudah ditinggal begini, mau tidak mau ia harus masuk bersama anak-anaknya. Jika taka da tumpangan begini, yang ada mereka harus mengina.
“Kita nggak masuk, Ma?” tanya Kayla.
“Ayo.” Divya mantapkan hati untuk kembali bertatap muka dengan pria itu.
Tidak ada yang bisa dimintai tolong, anak-anaknya tentu saja hanya akan menangis jika sampai ada pertengkaran. Ranto bisa menjadi penengah, tetapi Mega, Divya tidak bisa berharap banyak pada wanita itu.
{{{
Raga tak ada di rumah ini, kata mertuanya kembali ke rumah untuk melihat anak-anak. Itu berarti tadi mereka sempat berpapasan di jalan. Keadaan rumah ini saat Divya datang, benar-benar sangat sunyi, seperti mengatakan ada duka di dalamnya.
Mereka tidak menanyakan ke mana Divya selama empat hari menghilang, itu berarti Raga menyembunyikan apa yang terjadi beberapa hari ini. Divya masuk ke kamar Raira, dilihatnya kondisi adik iparnya itu. Benar-benar tidak bisa dikatakan baik-baik saja.
Kantung mata menggelap, wajah kusut, senyum tak ada, dan seperti seseorang yang tidak memiliki gairah hidup. Mungkin keadaan Raira sekarang kurang lebih seperti dirinya saat pertama kali mendengar kabar bahwa Raga berkhianat. Kali kedua dikhianati, yang ada dalam pikiran Divya hanya untuk merubah nasib dan meninggalkan Raga dengan cara yang adil.
“Ra,” panggil pelan Divya.
Perempuan itu menoleh, dengan tatapan lemah menatapnya tanpa senyum. Saat itu Divya merasa miris, tidak ada lagi Raira yang dikenalnya.
“Mbak,” sahut adik iparnya.
Divya segera melangkah cepat ke arah Raira, yang langsung disambut dengan pelukan menuntut kehangatan pada Divya.
“Mbak.” Perempuan itu terisak pedih.
Tangan Divya terangkat mengelus rambut Raira. Apa yang dirasakan adik iparnya tersampaikan padanya saat ini. Mereka seperti terhubung, mungkin karena Divya pun pernah berada di posisi itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/238003597-288-k978588.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lo Selingkuh, Gue Balas! ✓ (END)
RomanceDivya Arsyakayla dua kali dikhianati sang suami, Raga Bamantara. Dipikirnya satu kali ketahuan, suaminya itu akan menyesal dan tidak mengulangi lagi. Namun, nyatanya Raga masih berhubungan dengan wanita yang sama. Pada keputusasaan, menyalahkan diri...