*Win POV*
Saat gue sedang obati luka di kaki gue, tentu aja gue harus menahan perih.
"Sialan emang, untung gue sabaran anaknya" gue menghela nafas pelan, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar gue.
Dengan rasa sakit yang masih menyerang, gue tetap jalan untuk membukakan pintu.
Saat gue buka, orang yang muncul membuat rasa kesal gue semakin terasa didalam hati.
"Kenapa" gue tanya dengan singkat "gitu cara lo ngomong sama tuan lo?" Gue tertawa kecil "maaf tuan, ada yang bisa saya bantu?" Balas gue "itu kan yang lo mau?" Gue tersenyum penuh kemenangan.
Gue bisa melihat ekspresinya yang kesal. Gue malah tersenyum bangga.
"Gue udah bilang lo harus jaga sikap kan?" Dia mulai jalan mendekat ke gue, entah kenapa tapi gue deg-degan banget. Mungkin karena kita udah lama banget ngga pernah ngomong.
"Lo mau ngapain" gue mundur beberapa langkah "kenapa? Lo takut?" Dia menyeringai "dih ngapain gue takut" balas gue.
Dia malah semakin mendekat ke gue, tanpa gue sadari gue mundur sampai punggung gue menabrak dinding 'sial.'
"Lo.. kangen sama gue yang suka bikin lo deg-degan kan?" Gue merinding saat dia berbisik tepat di telinga gue.
"A-apaan sih" gue mendorong badanya agar menjauh dari gue "Bright~" saat Jane memanggil namanya, dia sama sekali ngga menoleh, masih menatap gue dengan tatapan mengerikan.
"Bright, lo ngapain sih? Gue udah siap nih" Jane menepuk pundak Bright "iya, yuk" Bright tersenyum ke arah Jane.
"Antar kita ke mall" ucap Bright lalu keluar dari kamar gue, tentu saja dengan Jane yang sedang memeluk lengannya mesra.
'JIJIK, EMANG KALIAN MAU NYEBRANG? PAKAI GANDENG-GANDENGAN LAGI' gue menonjok udara.
.
Saat gue sedang nyentir, entah kenapa jalanan lebih rame dari biasanya. Jalanan dipenuhi oleh mobil dan motor.
"Bisa cepetan ngga? Nanti kita telat" gue mencoba untuk sabar lalu tersenyum "maaf, apa anda tidak bisa melihat kalau didepan sangat macet?" Tidak ada jawaban.
"Barusan lo bilang apa?" Jane tanya dengan nada menantang "anda tidak pekak kan? Anda bisa mendengar dengan jelas apa yang barusan saya bilang" gue tersenyum.
Gue langsung membanting stir saat mobil didepan gue melaju ke arah gue dengan kelajuan tinggi.
TIIIIIIIIINNNN *suara klakson*
Untunglah mobil yang gue kendarai hanya penyot sedikit.
Gue langsung keluar untuk mengecek keadaan, orang yang hampir menabrak gue pun turun dari mobil, saat gue melihat mukanya, jujur muka dia sangat familiar.
"Win?" Gue mengerutkan kening gue "dia beneran kenal sama gue?" Gue tersenyum canggung "WOY LO KALAU NGGA BISA NYETIR MENDING DIRUMAH AJA" gue kaget karena Bright tiba-tiba mendorong cowok tadi lalu menarik kerahnya.
"Lepas! Bright lo apaan sih?" Gue menarik Bright dengan paksa "kenapa? Lo masih mau belain dia yang jelas-jelas salah?" Bright lanjut menarik kerah cowok tadi.
"Bright! Lo tenang dulu! Kita bisa bicarain baik-baik" gue menarik lengan Bright paksa, gue menghela nafas kasar lalu berbalik menghadap cowok tadi.
"Lo Win Metawin kan?" Dia menatap gue dari atas ke bawah, gue mengangguk pelan "Win! WOY LO LUPA SAMA GUE?" gue kaget dong.
"Woy tega bat lu, gue Kevin woy, teman sd lo" gue mengerutkan kening "Kevin? Kevin..." otak gue masih memuat.
"Kevin.. yang dulu kita pernah boker bareng sambil gibah guru mtk kita kan?" Dia mengangguk cepat "WINN KANGEN BANGET GUE SAMA LO" Kevin memeluk gue erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
shadow || Brightwin ✔
Фанфик[COMPLETED] "Gue paling ngga suka kalau lo menjauh atau pergi sama orang lain selain gue, karena gue ngga mau kehilangan lo lagi" - Bright bucinrawit . BXB!! Yang homophobic, tolonk jangan salah lapak :"D (Bahasa kadang baku kadang ngga) Cerita bl p...