bw.29

4.1K 396 15
                                    

*author POV*

Win terus menggenggam tangan Bright yang penuh dengan alat-alat infus.

"Bright, lo tega banget" ucap Win sambil terisak, mata Win yang penuh dengan air mata terus-terusan menatap muka pucat milik Bright.

"Gue mohon.. lo buka mata ya.." Win berharap agar Bright benar-benar membuka matanya, namun Bright sama sekali tidak bergerak.

Perasaan Win sangat hancur saat melihat orang yang dia cintai dalam keadaan koma.

"Dokter bilang kesempatan lo bertahan sangatlah kecil, tapi gue tau itu semua bohong kan? Lo itu lebih kuat dari yang gue tau, lo bakal melawan itu semua kan?" Win tersenyum lalu terisak.

Win mengelus tangan Bright yang sering menggenggam tangannya dengan perlahan.

"Bright, gue mohon, gue ngga akan pernah maafin lo kalau lo ngga buka mata lo" tiba-tiba pintu ruang Bright menginap terbuka.

"Win.. kita pergi makan dulu yuk, lo pasti lapar kan?" Win masih terdiam tanpa menoleh ke arah Kevin.

"Win.. Bright pasti bakal sedih kalau lo sedih, jadi lo sekarang harus pergi makan, habis itu baru kita balik lagi kesini ya?" Win sampai lupa tentang makan.

Dan emang Win sudah hampir satu hari tidak makan, cacing-cacing diperutnya juga udah pada demo minta makan.

"Yuk" Kevin berdiri berhadapan dengan Win lalu tersenyum tipis "kita hanya bisa berdoa agar Bright cepat sadarkan diri.." Kevin mengusap air mata Win dengan kedua ibu jarinya.

"Lo jangan nangis lagi ya" Win masih terdiam "kalau lo nangis, gue yakin Bright juga bakal sedih, lo ngga mau kan dia sedih?" Kevin tersenyum hangat "yuk, lo harus makan yang banyak, biar kuat untuk ngejagain Bright" Kevin mengusap gemas rambut Win.

.

"Win.. ini udah malam banget loh, lo mau pulang?" Win yang emang udah capek banget, mau ngga mau mengiyakan apa yang dibilang Kevin.

"Bright, gue pulang dulu ya, maaf gue harus ninggalin lo sendiri" Win tersenyum tipis, walaupun Win ngga mau ninggalin Bright tapi dia juga ngga bisa nginap.

"Lo nginap di tempat gue aja ya? Besok kita kerumah sakit bareng" Win mengangguk pelan.

Sepanjang perjalanan mereka hanya ditemani alunan musik.

Mau Kevin ataupun Win, mereka sama sekali ngga tau cara memulai percakapan.

Perjalanan pulang malam ini terasa lebih lama dari biasanya.

Setelah mereka akhirnya sampai di apartemen milik Kevin, Kevin membiarkan Win memakai kamar mandi terlebih dahulu.

Lima belas menit berlalu.

"Nih, lo pakai baju gue aja" Kevin memberi hoodie dan celana miliknya untuk Win.

"Makasih ya" Win tersenyum tipis, Kevin menghela nafas pelan lalu jalan mendekati Win "Win, gue hanya minta dua hal sama lo, lo harus istirahat yang cukup dan berhenti mikirin hal yang ngga-ngga."

"Ngerti?" Kevin menarik Win ke pelukannya "sekarang, yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa" Kevin mengelus pelan punggung Win, sedangkan Win sedang menyembunyikan muka nya di dada Kevin.

"Gue tau Bright itu kuat, dia pasti bisa ngelawan ini semua, lo harus percaya sama gue, ya?" Win mengangguk.

"Lo tidur dikasur aja, gue disofa" ucap Kevin sambil tersenyum "kenapa lo cemberut gitu sihh" Kevin lalu tertawa "yakali gue ngebiarin lo tidur sendirian, udah ah yuk" Kevin merangkul Win lalu jalan ke arah kasur.

shadow || Brightwin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang