bw.30

4.8K 394 22
                                    

*author POV*

- malam sebelumnya -

"DOK! PASIEN MEMBUKA MATA!" teriak seorang suster yang lagi jagain Bright.

Dengan cepat, dokter langsung masuk dan mengecek tubuh Bright.

Setelah beberapa saat, dokter itu tersenyum, begitu pun dengan susternya.

Karena Bright baru menyadarkan diri, dia hanya bisa tersenyum tipis "kami mengerti, lebih baik anda istirahat terlebih dahulu."

"P'BRIGHT!!" teriak Frank saat dia sudah masuk ke dalam ruangan, ditambah tangannya yang penuh dengan makanan.

"P'!!" Frank menaruh semua plastik yang dia pegang dimeja lalu lari ke arah Bright yang masih terbaring lemah.

"P'! Frank kangen bangettt" Frank langsung memeluk abangnya dengan erat. Bright hanya bisa tersenyum, tidak kuat untuk bergerak.

"Terima kasih ya dok! Nanti akan saya kabari lagi kalau terjadi sesuatu" ucap Frank semangat, dokter dan suster mengangguk sambil tersenyum lalu keluar dari ruangan.

"P'.. ada yang sakit?" Bright menutup mata lalu menggeleng "syukurlah" Frank menghela nafas pelan.

"Mae sama Pho ngga bisa disini karena mereka ada urusan penting, tapi Frank bakal telpon mereka ya, biar mereka tau kalau P' udah sadar" Frank langsung mengambil hp nya.

Setelah selesai telponan dengan orang tua mereka, Frank teringat Win.

"P', P' tau ngga sih kalau P'Win kesini setiap hari" Frank tersenyum.

"Aku kabarin P'Win ya, dia pasti senang banget" Namun saat Frank menelpon Win, bukan Win yang mengangkat, melainkan Kevin.

"Oh, P'?" Frank binggung.

"Win udah tidur, Frank" Frank menoleh ke arah Bright lalu mengangguk "P', tadi aku mau kabarin kalau P'Bright udah sadar" tidak ada balasan.

Kevin terlalu kaget untuk menjawab.

Cukup lama mereka menunggu sampai akhirnya Kevin bersuara "besok P' bakal bawa Win ke rumah sakit dan biarin Bright kasih dia kejutan ya" Frank tersenyum lalu mengangguk.

.

*Win POV*

- kembali -

"Pelan-pelan ihh, ngapain buru-buru sih" omel gue karena Bright yang sudah tidak sabar untuk duduk dikursi roda.

"Biar gue jatuh di pelukan lo" balas Bright sambil menaikkan alis "udah-udah lo pergi tidur balik gih, ngga usah bangun" kesal gue.

Gue ngga bisa menahan senyum saat Bright memanyunkan bibirnya.

"Lo mau jalan-jalan kemana?" Kata gue sambil mendorong kursi roda yang ia duduki.

"Kalau gue mau jalan-jalan ke hati lo boleh?" Dia terkekeh "lo kesambet apaan sih? Lo ngga sakit kan?" Gue langsung menempelkan telapak tangan ke jidatnya.

"Gue boleh sambil pegang tangan lo ngga?" Bright menarik tangan gue pelan, gue menggeleng "ngga boleh, ntar tangan lo malah sakit" dia lagi-lagi memanyunkan bibirnya.

Gue akhirnya membawa dia ke taman belakang rumah sakit yang dipenuhi oleh pohon-pohon yang indah.

Gue memilih untuk duduk disalah satu kursi panjang yang terletak didekat pohon.

Gue menghadapkan kursi roda Bright kearah gue. Itu membuat kita hadap-hadapan.

Gue sedikit malu untuk menatap Bright, karena sedari tadi dia terus-terusan menatap gue.

shadow || Brightwin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang